Kapan, seputar-ntt.com – Suasana Kampanye Pasangan Calon Gubernur dan wakil Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat di Kampung Srani Desa O’besi Kecamatan Molo Utara, Kabupaten TTS pada Jumat 2 Maret 2018 tiba-tiba hening. Ratusan masa terdiam dan mematung ketika tangisan seorang wanita pecah saat menceritakan tentang siapa sosok Viktor Bungtilu Lasikodat. Bukan hanya massa yang hadir, tapi juga Viktor Laiskodat dan sejumlah petinggi partai yang duduk di depan terhenyak. Membisu dalam dinginnya puncak TTS.
Wanita yang seketika berhenti bicara dan terisak di depan masyarakat itu adalah Ince Sayuna, Sekretaris DPD I Gilkar NTT. Dia adalah mantan anggota DPRD NTT yang lari dari Fraksi Golkar dan tidak memillih Viktor Bungtilu Laiskodat saat Maju menjadi calon gubernur melawan almarhum Piet Alexander Tallo. Saat itu Viktor Laiskodat hanya kalah satu suara dimana pemilihannya masih dilakukan oleh Anggota DPRD. Ince Sayuna menangis karna 15 tahun lalu dia belum mengenal Viktor Laiskodat dan setelah dia tahu keberpihakannya kepada masyarakat kecil membuat dia menyadari kesalahan masa lampau dalam rupa air mata yang menetes.
“Satu suara yang tidak memilih pak Viktor Laiskodat waktu itu adalah saya. Kenapa demikian karena saat itu saya belum mengenal Viktor Laiskodat yang saat itu masih sangat muda. Kini dari hati yang terdalam saya mendukung penuh Pak Viktor Laiskodat sebab sudah saatnya dia memimpin NTT,” kata Ince dengan menahan tangisnya.
Ince Sayuna mengatakan jangan pernah membagi suara orangTimor pada orang yang salah. Jika masyarakat tidak jeli melihat figur yang tepat maka Provindi NTT dan Pulau Timor pada khususnya akan tetap terkekang dan tersandera oleh berbagai ketertinggalan dan keterbelakangan.
Jangan pernah bagi suara kita orang Timor pada orang yang salah. Saat ini ada empat calon yang maju dan didalamnya ada putra dan putri yang berasal dari Pulau Timor. Saya jamin dengan memberi suara kepada Viktor Bungtilu Laiskodat maka orang Timor tidak akan kecewa sebab dia adalah putra terbaik yang lahir dari rahim pulau Timor,” kata Ince.
Sementara Viktor Bungtilu Laiskodat pada kesempatan yang sama menegaskan, dia bertarung di Pilgub NTT untuk menyiapkan masa depan bagi generasi NTT kedepan. Sebuah generasi yang mampu menghadapi masa depan harus dipersiapkan dengan baik melalui pendidikan dan ketrampilan.
“Saya datang bertarung di Pilgub di NTT untuk mempersiapkan fondasi masa depan bagi anak-anak NTT melalui pendidikan dan ketrampilan. Jika kita tidak mempersiapkan masa depan anak-anak kita maka mereka akan tergilas oleh laju zaman,” kata Viktor.
Viktor mengatakan, seseorang harus memiliki dan memenuhi beberapa kriteria jika ingin menjadi pemimpin. Dengan kriteria itulah seorang pemimpin mampu membawa kesejahteraan untuk masyarakat dan kemajuan bagi sebuah daerah. “Seorang pemimpin harus memiliki kriteria-kriteria yang akan membawa sebuah perubahan dan kemakmuran,” ujar Viktor.
Viktor menguraikan, kriteria pertama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah memiliki kekuatan spiritual. “Pemimpin harus kuat terhadap berbagai godaan dan dia harus membentengi diri dengan kekuatan spriritual yang tinggi. Tanpa itu, pemimpin akan mudah tergoda dan jatuh dalam berbagai cobaan,” kata Viktor.
Kriteria kedua bagi seorang pemimpin ungkap Viktor Laiskodat adalah harus cerdas. Tanpa kecerdasan yang cukup maka mustahil seorang pemimpin mampu membawa sebuah perubahan. ” Pemimpin itu adalah tempat berkeluh kesah jutaan rakyat dengan berbagai persoalannya. Jika pemimpin tidak cerdas maka mimpi masyarakat untuk sebuah perubahan hanyalah mimpi belaka,” ujar Viktor.
Viktor Laiskodat melanjutkan, kriteria ketiga bagi seorang pemimpin harus sehat secara rohani dan jasmani. Dengan kondisi wilayah NTT yang luas dan terdiri dari kepulauan, membutuhkan seorang pemimpin yang kuat secara jasmani. “Kalau pemimpinnya tidak sehat bagaimana dia bisa masuk keluar desa untuk melihat kondisi masyarakat,” tambah Viktor.
Kriteria yang keempat jelas Viktor adalah seorang pemimpin harus bisa dipercaya dan memiliki koneksi yang luas. Seorang pemimpin harus dipercaya tidak saja oleh rakyat yang memberi legitimasi saat Pilgub tapi juga kepercayaan dari Pemerintah pusat maupun para investor. Pemimpin juga harus memiliki koneksi yang kuat secara nasional maupun internasional sehingga mampu mendatangkan unvestor dalam membangun NTT.
“Jika seorang pemimpin tidak dipercaya maka bagimana dia bisa mendatangkan anggaran bagi daerah yang sudah sulit ini. Dan kalau pemimpin tidak punya koneksi maka jangan berharap mampu melakukan percepatan pembangunan. Untuk itu, saya menunggu bapak ibu di Belu apakah memberi kepercayaan pada saya dan pak Josef pada tanggal 27 Juni nanti untuk memimpun daerah ini,” tutup Viktor. (joey rihi ga)