Aksi Demo Di DPRD Kupang Nyaris Ricuh

Oelamasi, seputar-ntt.com – Aksi demonstrasi ribuan masyarakat Kabupaten Kupang, Rabu (20/8/2014) nyaris ricuh jika saja Kapolres Kupang AKBP Dominicus Savio Yapormanse tidak cepat bertindak menenangkan massa yang hadir dalam ruang gedung DPRD Kabupaten Kupang.

Kedatangan ribuan masyarakat ke gedung DPRD Kabupaten Kupang sebenarnya ingin mempertanyakan polemic yang terjadi antara DPRD Kabupaten Kupang dengan Bupati Kupang terkait Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Bupati Kupang tahun 2013 dan LKPj akhir masa jabatan Bupati Kupang periode 2009-2014 yang terus diekspose media massa.

Ketika perutusan masyarakat sedang berdialog dengan 6 wakil rakyat Kabupaten Kupang yakni Bernard Bait, Hans Subu Taopan, Mauritio De Freitas, Ferdy Tui, Matheos Liu dan Agus Tanau, datanglah Bupati Kupang, Ayub Titu Eki dengan sejumlah pimpinan SKPD seperti Kepala Dinas Kominfo dan Perhubungan Thom Sonbait, Kepala Bappeda Marthen Rahakbauw, Kepala Tatapem Efendy Kusumo, Kasat Pol PP Christian Koroh, Kadis Kesehatan Meserasi Ataupah dan sejumlah Camat ke ruangan tempat pertemuan.

Wakil rakyat asal Fraksi PDIP, Bernard Bait yang memimpin jalannya pertemuan ketika melihat kedatangan Bupati Kupang Ayub Titu Eki langsung meminta Bupati Titu Eki untuk mengambil tempat dibagian depan. Namun permintaan Bernard ini ditanggapi Bupati Titu Eki dengan meminta agar pertemuan dipindahkan ke ruang sidang utama sebab dirinya melihat ruang yang dipakai terlalu kecil.

“Saya minta pertemuan dipindahkan ke ruang atas (Ruang Sidang Utama,red) kalau tidak saya pulang. Saya mau kesini karena diundang rakyat bukan karena undangan dewan,” kata Bupati Titu Eki.

Pernyataan Bupati Titu Eki ini mendapat respon dari Bernard Bait yang sedang memimpin jalannya pertemuan. “Maaf Pak Bupati kami sementara membahas dengan masyarakat dan tidak bisa pindah ke ruangan atas karena pembahasan sudah berlangsung lama dan sementara berjalan. Kalau Pak Bupati mau pulang, silahkan, silahkan,” kata Bernard yang tidak kalah gertaknya. Sebab Bupati Titu Eki masih terus berteriak, “Saya pulang sekarang, saya pulang sekarang”.

Melihat Bupati Titu Eki ingin meninggalkan ruang pertemuan, masyarakat yang hadir spontan berteriak sambil beberapa diantaranya menunjuk-nunjukkan jari mereka ke Bernard Bait. Kondisi yang makin memanas ini membuat Kapolres Kupang AKBP Dominicus Savio Yapormanse langsung mengambil alih jalannya pertemuan. Kapolres langsung masuk ke tengah-tengah tempat pertemuan setelah sebelumnya mengambil mikrofon dari coordinator masyarakat, Beny Seubelan.

“Kita disini bukan mau bicara soal kekuasaan, kita mau pertemuan ini lancar. Kita mesti belajar dari seorang Bapak yang ada diluar gedung ini. Waktu saya masuk Bapak itu bilang, kenapa harus buka kebobrokan kita sampai orang tahu,” kata Kapolres Kupang.

Setelah mendengarkan arahan dari Kapolres, para demonstranpun tenang. Demikian juga Bupati Titu Eki dan 6 wakil rakyat Kabupaten Kupang.
Bupati Titu Eki kemudian diminta untuk menjelaskan persoalan seputar LKPj yang terus diekspose mass media.

Menurutnya, persoalan LKPJ Bupati Kupang tahun anggaran 2013 dan LKPJ akhir masa jabatan yang batal disampaikan dalam sidang Paripurna lantaran dirinya tidak mau menuruti keinginan dewan.
“Banmus batal tetapkan jadwal karena saya tidak mau tanda tangan SK permintaan dewan yang bertentangan dengan UU,” katanya.

Secara etika politik, jelas Bupati Titu Eki, semua dokumen LKPj telah disampaikan sejak 26 Februari 2014. Namun dewan tidak kunjung menetapkan sidang Paripurna. Bahkan saat ini persoalan tersebut telah disampaikan ke MA. Karena itu biarlah persoalan yang telah berada dalam jalur hokum itu diteruskan hingga munculnya putusan MA.

Bukan kronologis persoalan LKPj saja yang diungkapkan Bupati yang populer dengan nama Atek ini. Sebab sejumlah perilaku bobrok dewan juga diungkapkan kepada masyarakat dan Kapolres Kupang yang hadir dalam pertemuan ini. Perilaku bobrok tersebut seperti kelakukan 3 oknum wakil rakyat yang kerap meminta uang kepada pimpinan SKPD saat persidangan di dewan.

Sayangnya Bupati Titu Eki tidak menyebutkan nama 3 wakil rakyat yang sering meminta uang kepada pimpinan SKPD tersebut. Masyarakat yang datang ke gedung dewan kemarin sebenarnya menginginkan agar pertemuan serupa kembali digelar dengan menghadirkan para pimpinan dewan. Sayangnya keinginan masyarakat tersebut tidak disetujui oleh Bupati Titu Eki.

“Persoalan ini sudah sampai ke MA jadi kita tunggu hasil putusan MA dulu. Jadi tidak usah datang lagi, tunggu saja kabar,” katanya.

Pertemuan yang berlangsung sejak pukul 11.00 Wita tersebut diakhirnya diakhir sekitar pukul 15.30 Wita dengan salaman antara semua unsur yang terlibat dalam pertemuan tersebut. (sho)

Komentar Anda?

Related posts