Kupang, seputar-ntt.com—Untuk periode Mei 2018 Provinsi NTT mengalami Inflasi sebesar 0,68 Persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 132,96. Dan Angkutan Udara merupakan penyumbang Inflasi tertinggi yakni 0,18.
Demikian dikemukakan Kepala BPS Provinsi NTT, Maritje Pattiwaellapia saat jumpa pes di ruang rapat BPS NTT, Senin (4/6/2018).
“Angkutan Udara merupakan penyumbang tertinggi yakni 0,18, dimana untuk Kota Kupang 0,20 dan Kota Maumere sebesar 0,07,” jelas Maritje Pattiwaellapia.
Diungkapkan Maritje, sedangkan Inflasi yang terjadi di Provinsi NTT ini, Kota Kupang alami Inflasi sebesar 0,76 Persen, sedangkan Kota Maumere mengalami Inflasi 0,06 Persen.
Selain Angkutan Udara, tambah Maritje, Inflasi Mei 2018 ini juga diakibatkan adanya kenaikan Indeks Harga pada seluruh kelompok pengeluaran, selain kelompok pendidikan.
“Untuk Kelompok bahan makanan mengalami Inflasi terbesar yakni 1,60 Persen, diikuti oleh kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,10 Persen. Sedangkan kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan indeks harga,” tegasnya.
Sedangkan penghambat Inflasi di Provinsi NTT adalah sawi putih sebesar -0,06, lanjut Maritje, begitu juga Kota Kupang penghambatnya sawi putih -0,07, berbeda dengan Kota Maumere penghambat Inflasinya adalah ayam hidup sebesar -0,10.
Berkaitan dengan wisatawan Mancanegara yang masuk ke Indonesia melalui pintu masuk Atambua pada Januari-April 2018, kata Maritje, sebanyak 5.571 wisatawan, hal ini alami kenaikan sebesar 6,11 Persen dibandingkan dengan Bulan Maret 2018, dengan wisatawan mancanegara sebanyak 5.250 wisatawan.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BI Perwakilan NTT, Tigor Sinaga mengatakan, jumlah Tingkat Hunian Kamar (TPK) hotel berbintang NTT dari Januari –April 2018 mengalami peningkatan cukup signifikan, walaupun tidak ada agenda yang bersifat nasional.
“Ketika saya tahu jumlah hunian hotel meningkat, maka saya tanya ke pihak penerbangan, ternyata tidak mengalami peningkatan penumpang dari luar,” ujar Tigor Sinaga.
Untuk itu pihaknya menduga bahwa banyak agenda pemerintah yang menggunakan fasilitas hotel, yang para nara sumbernya yang didatangkan dari luar Provinsi NTT, sedangkan pesertanya dari lokal. (ira)