Kalabahi, seputar-ntt.com – Untuk mengaplikasikan kurikulum merdeka, Pelajar UPTD SMP Negeri Moru Kecamatan Alor Barat Daya menggelar Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertema Gaya Hidup Berkelanjutan, Rabu, 18/10/2023 pagi.
Kegiatan yang berpusat di pasar dan pantai Moru dengan tema Kita Sadar Sampah tersebut para siswa-siswi diajarkan untuk memilah sampah organik dan anorganik.
Dikesempatan ini, Kepala Sekolah UPTD SMPN Moru, Johanis A. Plaikol, S.Pd mengatakan, kegiatan ini merupakan tuntutan kurikulum, dimana siswa diajarkan untuk memilah sampah di lokasi yang memiliki beragam sampah.
“Langkah pertama dari kegiatan ini adalah kami memilih dan mengidentifikasi sampah. Lokasinya pun tidak hanya sebatas di sekolah, sehingga kami hadir di pasar dan pantai karena disini kami bisa mendapat berbagai jenis sampah,” kata Johanis.
Menurutnya, sampah-sampah yang telah diidentifikasi dan dipilih siswa-siswi kemudian dibawa ke sekolah.
“Di sekolah telah kami siapkan dua jenis TPA sampah organik dan anorganik. Dari kegiatan ini kami juga buat penilaian secara sumatif dan formatif. Penilaian sumatif, seperti apakah siswa-siswi mampu memilah sampah sedangkan formatif itu proses yang mereka jalankan seperti gotong-royong, tanggung jawab, kerjasama, dan etika,” sambung Plaikol.
Ia lalu berharap, dengan adanya implementasi P5 kurikulum merdeka ini juga dapat menanamkan nilai-nilai Pancasila dan juga membentuk karakter peserta didik.
“Harapan kami nilai-nilai pancasila tertanam dalam karakter peserta didik dan nilai ini tidak hanya dipelajari di sekolah tetapi juga kita pelajari dan aplikasikan di luar lingkungan sekolah. Setelah kegiatan ini kami akan melakukan evaluasi,” bebernya.
Sementara Heri Krestianto, S.Pd selaku Koordinator Tema mengatakan, jumlah siswa yang hadir dikegiatan ini sebanyak 90 orang yang terdiri dari siswa kelas VII.
“Selama dua hari kami melaksanakan sosialisasi pada siswa tentang sampah, jenis sampah, manfaat sampah, serta efek negatifnya. Lanjut di hari ini kami masuk pada kegiatan inti yakni cara mengidentifikasi sampah dan memilah sampah organik dan anorganik. Setelah itu akan kita terapkan menjadi kebiasaan untuk siswa-siswi,” jelasnya.
Terkait keberlanjutan dari identifikasi sampah, Heri menuturkan, saat ini pihaknya masih pada tahap awal pelaksanaan aplikasi P5.
“Untuk tahap ini, baru tahap awal dimana sudah dilakukan sosialisasi dan memilah. Tahap selanjutnya membuat lubang dan tempat sampah untuk bagian organik dan anorganik, setelah itu kami membentuk kebiasaan membuang sampah sesuai jenisnya. Semester berikut, kami sudah masuk pada tingkatan pengolahan sampah,” ucapnya.
Dirinya juga berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan sikap disiplin, gotong-royong, iman, takwa, dan akhlak mulia serta kesadaran akan pentingnya sampah.
Untuk diketahui bersama, dalam kegiatan ini para siswa dibagi menjadi 5 kelompok untuk melakukan identifikasi di 5 titik yang telah ditentukan oleh tim kegiatan.
Masing-masing kelompok berjumlah 18 siswa beserta 2 guru pendamping. Mereka mengenakan sarung tangan dan masker, serta membawa karung yang telah diberi label organik dan anorganik. (Pepenk)