ASDP tempatkan SBNP di Rote Ndao

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com—PT. ASDP Indonesia Fery  telah meninjau beberapa titik wilayah Kabupaten Rote Ndao, yang bisa sebagai titik penempatan Sarana Bantuan Navigasi Pelayaran (SBNP).

Hal ini dikemukakan Kepala PT. ASDP Indonesia Fery (Persero) Cabang Kupang, Burhan saat ditemui di ruang kerjanya.

“Kita sudah ke Kabupaten Rote Ndao, untuk melihat titik penempatan SBNP, agar kapal bisa berlayar malam dengan cuaca tertentu,” jelas Burhan.

Diakui Burhan, saat ini kapal yang ke Rote Ndao biasanya langsung balik kembali ke Kupang, sehingga mereka yang hanya bertugas sebentar dan kembali ke Kupang, harus menunggu keesokan hari lagi. Tapi dengan ditempatkannya SBNP nanti, tentu akan ada keberangkatan sore atau malam pelayaran ke Kupang.

“Nanti kapal yang berangkat pagi, bisa pulang ke Kupang sore atau malam hari, sehingga penumpang yang memiliki urusan cepat tidak harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menginap,” ujar Burhan.

Disamping itu, ungkapnya, kendaraan truk milik para pelaku usaha, yang biasanya satu bulan hanya 15 kali penyeberangan, kedepan bisa menjadi 25 – 30 kali penyeberangan selama satu bulan.

“Ini bisa menghemat biaya dan sekaligus menurunkan harga pokok mereka minimal lebih untung, kalau lebih untung maka akan bersaing, akibatnya ada penurunan harga barang,” tegas Burhan.

Menurutnya.jenis-jenis SBNP yang ditempatkan pada alur-alur pelayaran, baik di Pelabuhan maupun Pulau meliputi Mercu Suar, Rambu Suar, Spot Suar, Suar penuntun, Suar pengarah maupun Stasiun rambu radio gelombang menengah.

“Keandalan dan kecukupan SBNP sangat berperan penting dalam menunjang keselamatan pelayaran,” tandas Burhan.

Pada kesempatan yang sama, Burhan menjelaskan, selama ini keberadaan jasa porter di Pelabuhan Bolok belum ada keluhan dari penumpang, mereka tidak dikelola oleh PT. ASDP Indonesia Fery, tapi terorganisir sendiri.

“Jasa Porter ini sejak awal tidak dibawah ASDP, tapi dibawah organisasi buruh sendiri dari Tenau diintegrasi kesini, tapi pada saat ada keluhan dari masyarakat maka pengelolaannya akan ditinjau kembali,” ujar Burhan.

Kalau pada saat kapal sandar di Pelabuhan, papar Burhan, buruh dan penumpang bersamaan turun dan mereka menggunakan gerobak, hal ini yang membuat suasana menjadi kacau, sehingga kedepan perlu dikelola supaya bisa tertib. (ira)

Komentar Anda?

Related posts