Maumere, seputar-ntt.com –Distribusi bibit jagung yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sikka untuk dua Desa di Kecamatan Kangae menuai masalah pasalnya ketika bibit tersebut ditanam hasilnya kurang maksimal. Tidak hanya itu, bibit jagung yang ditanam ketika tumbuh langsung mati.
Demikian disampaikan Sekretaris Desa Langir, Maria Klara yang ditemui wartawan di Kantor Desa Langir, Rabu (18/1/2017) siang. Menurut Maria, banyak keluhan dari para petani yang sudah disampaikan ke pemerintah Desa Habi terkait kurang bagusnya bibit yang didapat dari Dinas Pertanian dan Perkebunan.
“Saat ada reses Anggota DRPD Sikka, pak Vasco, petani juga sudah sampaikan bahwa bibit yang mereka dapat tidak baik sehingga banyak jagung yang mati ketika ditanam. Kami jga sudah dapat masukan dari petani soal ini,” ujar Maria.
Maria mengungkapkan bahwa jika keadaan ini tidak segera ditanggapi oleh pemerintah maka petani di Desa Langir kemungkinan akan mengalami gagal panen.
“Kami harap pemerintah bisa tanggapi keadaan ini, kasian juga para petani di sini. Beberapa waktu lalu sudah ada orang dari dinas yang datang, pak Amstrong, untuk lihat kondisi jagung di sini tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut Kalau tahun ini gagal panen maka yang rugi adalah para petani sendiri,” tambah Maria.
Sementara itu, Kepala Desa Habi, Maria Nona Kurnia, juga membenarkan keadaan yang dialami oleh para petani di Desa Habi. Menurutnya bibit jagung yang didistribusikan membuat petani harus menanam beberapa kali, namun demikian hasilnya tetap sama.
Kades Maria menambahkan bahwa bibit yang diberikan oleh pemerintah sebelumnya hasilnya sangat baik namun pada tahun ini bibit yang didapat para petani berbeda sehingga dapat berpengaruh pada hasilnya.
“Waktu memasuki musim tanam para petani dibagi bibit dari dinas dan mereka langsung tanam tetapi begitu tumbuh jagungnya daunnya seperti tulang kemudian langsung mati. Bahkan ada yang mengeluh karena biji jagung ada yang pecah-pecah dan berwarna kehitaman. Saya pikir benih yang dibagi kurang cocok dengan tanah dan kondisi cuaca yang ada di Sikka,” papar Kades Maria.
Kata Kades Maria, kondisi yang dialami para petani dapat membuat petani gagal panen karena itu menurutnya pemerintah harus segera mengambil sikap atas situasi yang dialami para petani.
Terpisah, Anggota DPRD Sikka Fraksi PKPI, Faustinus Vasco saat ditemui wartawan, Kamis (19/1/2017) pagi, membenarkan apa yang disampaikan dan dialami oleh para petani di Desa Habi dan Langir.
Menurut mantan kepala desa Habi ini, banyak petani yang soal bibit yang diberikan oleh pemerintah. Hal ini disampaikan oleh para petani ketika ia melakukan reses di dua desa tersebut pada awal bulan januari 2017 lalu.
“Sebagai wakil rakyat tentu segala masukan dan aspirasi masyarakat akan kami dengar dan akan ditindaklajuti. Saya akan sampaikan hal ini ke Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan supaya segera ditangani, saat sidang di DPRD juga saya akan bicarakan mengenai hal ini,” kata Vasco.
Vasco menambahkan bahwa kondisi cuaca sekarang yang sulit diprediksi semakin membuat petani was-was karena bisa mengalami gagal panen sehingga berimbas pada ancaman rawan pangan di dua desa tersebut.
“Kalau dilihat dari bentuk fidik bibit jagung tersebut diduga benih jagung itu kelebihan Rhidomil, sehingga ketika ditanam jagung tersebut kurus dan langsung mati,” imbuh Vasco.
Untuk diketahui, bibit bantuan yang diberikan oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Sikka adalah Benih Jagung Hibrida Bima 20 URI. Dari kemasan benih jagung tersebut tertera tanggal akhir label 29 Januari 2017 yang diproduksi oleh PT. Esa Sarwaguna Adinata-Kendal. (chs)