Bumi Rai Hawu Bergetar Saat Deklarasi Paket TRP –Hegi Yang Membahana

Paket TRP - Hegi saat hendak mendaftar ke KPU Sabu Raijua pada Sabtu, (5/9/2020)

Menia, seputar-ntt.com – Fajar belum menyingsing dan burung murai belum terjaga, tapi suasana di Teni Hawu pada Sabtu, 5 Sepetember 2020 sudah riuh rendah. Rupanya sudah banyak ibu-ibu yang sedang beraktifitas menyiapkan konsumsi jumbo untuk simpatisan Pasangan Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Sabu Raijua, Takem Irianto Radja Pono dan Herman Hegi Radja Haba atau Paket TRP – Hegi. Hari itu, pasangan yang disusung oleh koalisi rakyat melalui jalur perseorangan atau independen ini, akan melakukan deklarasi sekaligus pedaftaran ke KPU Sabu Raijua. Ribuan undangan sudah disebar ke seluruh pelosok di negeri yang sering dijuluki pulau pada dewa ini. Tidak heran jika bagian pertahanan belakang yang mengurus konsumsi harus benar-benar kuat karena akan melayani banyak masyarakat yang hadir dari pelosok yang jauh.

Suasana riuh terus berlangsung seiring sinar mentari yang sudah mulai membakar punggung Rai Hawu yang sudah kering karena kemarau. Satu per satu para pendukung dan simpatisan TRP-Hegi mulai berdatangan memasuki arena deklarasi. Para mone ama dan tokoh-tokoh menggunakan pakaian adat sabu lengkap dengan destar atau lehu diatas kepala.Massa yang datang ada yang menggunakan roda dua , banyak pula yang menggunakan kendaraan roda empat terutama truk dengan penumpang yang penuh. Katanya, BMM di Sabu Raijua sedang sulit, tapi rombongan massa yang datang untuk Paket TRP –Hegi seperti semut dalam raungan nan bising suara motor dan mobil. Sepertinya sedang mengusir hilang kesulitan akan bahan bakar di Sabu Raijua. Pagi itu, rombongan partai pendukung juga baru tiba. Ada Ketua Hanura NTT, Refafi Gah dan Sekertaris Hanura NTT, Elias Koa bersama rombongan. Ada Juga pengurus PAN NTT, Lif Ratu Kadja dan Simon Dima didampingi Ketua PAC PAN Sabu Raijua, Yesua Koro. Mereka semua disambut secara adat oleh Takem Radja Pono dan Hegi Radja Haba.

Tepat Pukul 10;15 Wita, rombongan Paket TRP – Hegi keluar dari rumah tua di Teni Hawu untuk menuju panggung deklarasi. Mereka disambut oleh para penari dan tepuk tangan yang membahana dari para pendukung mengiringi langkah mereka menuju panggung kehormatan. Menggunakan stelan kemeja putih sebagai lambang independen, serta lehu muhu (destar perang) diatas kepala, Takem Radja Pono dan Hegi Radja Haba berjalan  bak panglima perang diantara para pasukan. Pekik TRP-Hegi menang membahana seperti nyanyian mengiri langkah putra asli Hawu Haba dan Hawu Liae ini menuju tempat orasi politik. Rakyat sudah menunggu apa yang akan mereka sampaikan untuk membangun negeri titipan Hawu Miha ini. Massa yang sudah sejak pagi menanti tak henti bertariak TRP_hegi menang. Bumi Rai Hawu seperti bergetar menggugurkan semua rasa ragu yang menggantung dalam hati dan pikiran generasi di negeri sejuta lontar ini. Ribuan kursi yang disiapkan tidak mampu menampung massa yang datang, jumlah yang duduk dan berdiri seperti seimbang. Banyak pula yang duduk berlindung di bawah pohon mencari bayangan untuk menghindari terik matahari yang sudah mulai membakar. Keinginan rakyat untuk memilih pemimpin lewat KTP yang mereka serahkan secara suka rela, benar-benar terlihat dengan tumpah ruah massa di Kota Seba siang itu.

Acara deklarasi diawali dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Mars TRP –Hegi. Yang tampil pertama di panggung kehormatan adalah Ketua Tim Pemenangan, Paket TRP – Hegi, Hendrik Bunga. Tokoh masyarakat yang disegani ini juga adalah Ketua Tim Pemenangan Mandiri Jilid 2 lima tahun lalu. Walau sudah berusia senja, namun semangat dan kharima Hendrik Bunga benar-benar terlihat saat menyampaikan orasi. Dia mengatakan, apa yang terjadi saat ini untuk Paket TRP – Hegi sama dengan Mandiri Jilid II dimana rakyat bersatu padu membuka pintu untuk mengusung calon perseorangan lewat pengumpulan KTP. “Hari ini kita mengulang sejarah lima tahun lalu. Sejarah perjuangan dan sejarah kemenangan. Rakyat yang berdaulat telah ditempatkan pada tempat yang sesungguhnya untuk menentukan siapa pemimpin mereka dan hari ini kita akan mengantarkan pasangan pilihan kita untuk mendaftar ke KPU. Atas nama Tim TRP –Hegi, sayamengucapkan terimakasih untuk semua masyarakat Sabu Raijua yang telah memberikan KTP dalam rangka mendukung Paket TRP –Hegi,” kata Hendrik Bunga.

Urutan kedua yang mendapatkan tempat untuk menyampaikan orasi politik adalah Partai Amanat Nasional atau PAN. Yang tempil ke atas panggung adalah Ketua PAC PAN Sabu Raijua, Yesua Koroh. Anak muda yang lahir dan besar di Pulau Raijua. Saat ini dipercaya sebagai Staf Ahli Fraksi PAN DPRD NTT. Saat menyampaikan orasi, energi optimis keluar dari setiap kata yang disampaikan. Yesua Koroh mengatakan Pilkada Sabu Raijua Tahun ini bukan ajang memilih penguasa. Dia juga berharap agar rakyat Sabu Raijua harus cerdas dalam memilih sehingga tidak lagi hanya terbuai dengan janji semata. “Partai PAN menyadari dengan benar bahwa apa yang dikehendaki oleh rakyat wajib hukumnya didukung. Oleh sebab itu, paket TRP-Hegi yang didukung rakyat lewat jalur independen wajib diberi ruang untuk membangun Sabu Raijua. PAN akan bersama-sama bekerja keras untuk memenangkan paket ini,” tegas Yesua Koroh.

Ketua DPD II Partai Golkar Sabu Raijua, Simon Dira Tome dalam orasi politiknya mengatakan Partai Golkar tidak asal-asalan dalam mendukung Paket TRP-Hegi tapi sudah melalui berbagai tahapan yang dilakukan sesuai mekanisme partai. “Sebagai partai yang telah dua kali memenangkan pertarungan Pilkada di Sabu Raijua maka Golkar telah melakukan berbagai tahapan dan mekanisme partai hingga akhirnya menentukan pilihan. Sesuai hasil survei yang dilakukan oleh partai Golkar maka TRP-Hegi berada diurutan teratas sehingga Golkar menetapkan dukungan oada Paket Koalisi rakyat ini,” kata Simon yang juga Wakil Ketua DPRD Sabu Raijua ini.

Sebagai partai pendukung Koalisi Rakyat TRP-Hegi kata Simon Dira Tome, pihaknya sudah mengistruksikan mesin partai untuk memenangkan pasangan ini. “Sebagai Partai pendukung Golkar ada berada di garda depan. Secara hirarki Partai sudah memerintahkan semua kader untuk bersatu padu untuk memenangkan Paket TRP-Hegi,” pungkas Simon yang juga Wakil Ketua DPRD Sabu Raijua ini.

Ketua DPD, Partai Hanura NTT, Refafi Gah menegas kepada masyarakat di Kabupaten Sabu Raijua untuk tidak memilih pemimpin yang loyo serta tidak memiliki semangat untuk melayani masyarakat secara maksimal. Sabu Raijua kata Refafi, harus mampu berubah dari kondisi yang ada saat ini sehingga semangat otonomi daerah itu bisa terwujud lewat kesejahteran rakyat. “Masyarakat Sabu Raijua harus menggunakan momentum politik ini untuk tidak memilih pemimpin yang loyo dan tidak memiliki semangat dalam melayani rakyat. Sebab apa, pemimpin yang loyo hanya melaksanakan tugas protokol saja tanpa memikirkan apa yang menjadi kebutuhan mendasar dari masyarakat,” Tegas Refafi yang juga Anggota DPRD NTT ini.

Kehadiran Takem Radja Pono dan Hegi Tadja Haba kata Refafi harus mampu menghapus air mata dan penderitaan rakyat yang selama ini terpinggirkan. Dua sosok orang muda tersebut dinilai telah mapan di bidang birokrasi sehingga akan mampu menjalankan roda pemerintahan secara baik di Kabupaten Sabu Raijua. “Kembalikan harkat dan martabat masyarakat yang hidup sulit. Kehadiran dua orang ini harus seperti matahari yang selalu setia terbit untuk semua orang dengan hati nurani serta memiliki karakter yang matang dan menguning untuk selalu siap dipanen dengan suka cita oleh setiap rakyat yang mencintainya,” kata Refafi.

Jika masyarakat Sabu Raijua salah mengambil kesempatan pada tanggal 9 Desember 2020 kata Refafi Gah maka masyarakat akan semakin terperosok dalam jurang kesengsaraan. “Untuk itu saya tegaskan jangan salah pilih. Satukan hati untuk memilih Paket TRP-Hegi. Saya juga mengistruksikan kepada semua jajaran pengurus dan kader Hanura di Sabu Raijua untuk bekerja keras memenangkan Paket TRP-Hegi, Tutup Refafi.

Saat menyampaikan orasi politik dihadapan simpatisannya, Bakal Calon Bupati, Takem Irianto Radja Pono berjanji akan memanfaatkan semua sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang ada di Sabu Raijua. Jika semua sumber daya mampu dikelola secara maksimal diharapkan tidak lagi terlalu bergantung dengan bantuan dana baik dari luar. “Ditengah kesulitan alam Sabu Raijua yang ekstrim, sebenarnya Tuhan telah menyediakan sesuatu yang besar untuk negeri ini. Kita mengeluh dengan panas dan angin tapi jika kita mampu memanfaatkan panas dan angin itu maka kita bisa memproduksi garam secara besar dengan kualitas yang sangat baik. Nah ini sudah dilasanakan oleh pemerintahan sebelumnya sehingga jika rakyat Sabu Raijua memberikan kepercayaan pada TRP-Hegi maka kita akan tingkatkan lebih besar lagi,” Kata Takem Radja Pono.

Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), kata Takem Radja Pono, orang Sabu Raijua tidak kalah dengan orang lain. Hal ini dibuktikan dengan bayaknya pemimpin cerdas yang lahir dari Bumi Hawu Miha. Jika semua sumber daya manusia yang ada di Sabu Raijua maupun yang ada diluar disatukan untuk membangun maka akan terjadi lompatan yang luar biasa di Sabu Raijua tidak saja pada pembangunan fisik tapi juga pembangunan manusia. “Kalau kita mampu membangun semua sumber daya yang ada maka pulau yang kecil ini tidak terlampau sulit untuk dibangun. Kalau PAD kita besar tentu kita bisa dengan mudah membangun sesuai keinginan kita. Kedepan kita tidak hanya memperluas tambak garam tapi kita akan megelola Nigarin untuk mendongkrak PAD. Nigarin itu adalah Sari Air Laut atau yg kita biasa sebut Ai Paddu. Harganya cukup bagus. Sekarang berkisar 30 hingga 40 ribu per liter. Selama ini Ai Paddu itu dibuang percuma padahal berharga karna sangat penting khasiatnya untuk kesehatan dan kecantikan,” Papar Takem.

Takem Radja Pono juga berjanji jika kedepan dipercaya memimpin Sabu Raijua, dia akan melakukan gerakan untuk mengoptimalkan semua lahan yang ada di wilayah Sabu Raijua. Dengan demikian Takem berharap kebutuhan pangan untuk Sabu Raijua bisa tercukupi. “Untuk pemenuhan kebutuhan pangan maka hal yang akan kita lakukan nanti adalah membangunkan lahan tidur. Embung-embung yang dibangun oleh pemerintah harus benar-benar dimanfaatkan secara baik, serta diberi sentuhan teknologi bagimana kita menanam diwilayah yang kering tapi tidak terlalu menggunakan air yang banyak. Kalau sumber air seperti embung masih kurang maka bisa ditambah, untuk menunjang ketersediaan air diwilayah-wilayah yang selama ini dibiarkan tidur oleh masyarakat. Kondisi ini tentu tak terlepas dari kondisi alam yang keras, tapi sebagai manusia yang memiliki akal, kita harus mampu menundukkan kondisi alam yang keras itu demi ketersediaan pangan bagi generasi di Sabu Raijua,” kata Takem Radja Pono.

Takem menegaskan, Pemerintah harus mampu mengurus masyarakat mulai dari perutnya. Salah satu kebutuhan manusia yang tak bisa digantikan adalah kebutuhan terhadap pangan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka pemerintah tidak boleh ongkang-ongkang kaki dan hanya duduk dibelakang meja. Pemerintah harus memastikan bagimana caranya supaya jangan ada satupun rakyat yang tidur dalam kondisi perut kosong. Untuk itu lanjut Takem, maka salah satu cara yang harus dilakukan adalah bagimana memaksimalkan semua potensi lahan di Sabu Raijua dan dikelola sesuai dengan kondisi tanah diwilayah tersebut. “Pangan itu adalah sesuatu yang tidak bisa tergantikan dari kehidupan manusia, tanpa pangan manusia akan mati, dan tanpa pangan yang cukup dan bergisi maka manusia menjadi tidak cerdas. Ini adalah tanggungjawab pemerintah bagimana memenuhi kebutuhan pangan rakyat tanpa harus tergantung pada beras murah atau bantuan non tunai. Kita harus bergerak bersama dan mimpi itu tentu bisa terwujud jika masyarakat sebagai pemegang kedaulatan memberi kepercayaan kepada saya untuk mengurus Sabu Raijua,” kata Takem.

Kehadiran Ribuan masyarakat hari ini kata Takem Radja Pono karna sebuah tujuan untuk Sabu Raijua yang dicintai. “Hari Ini menjadi bukti bahwa apa yang dikatakan orang Vox Populi Vox Dei atau Suara Rakyat adalah Suara Tuhan. Sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Rakyat Sabu Raijua telah membuka Pintu bagi Paket TRP-Hegi Untuk bertarung di Pilkada Sabu Raijua. Saya yakin, jika Rakyat yang telah membuka pintu maka tak akan ada satu setanpun yang sanggup menutupnya. Dengan pintu yang telah dibuka sendiri oleh rakyat maka kita akan melihat langit baru dan bumi baru,” tutup Takem disambut tepuk riuh ribuan tangan para simpatisan.

Acara deklarasi lalu ditutup dengan tarian pedoa dari warga Desa Loborai, Kecamatan Sabu Timur. Dari tempat deklarasi usai santap siang, massa kemudian mengantar Paket TRP – Hegi menuju KPU Sabu Raijua untuk melakukan pendaftaran. Ribuan massa memadati ruas jalan Teni Hawu – Mabba. Ribuan kendaraan roda dua di depan disusul mobil kandidat serta kendaraan roda empat di barisan paling terakhir. Bendera partai Golkar, Hanura, PAN dan berkarya, berseliweran seakan berlomba dengan terik panas yang sudah melewati titik kulminasi ini. Ya pawai deklarasi dan pendaftaran sedang dilakukan. Show of power sangat terlihat di Kota Seba sebagai tempat asal Takem Radja Pono. Rombongan berjalan sangat lambat karena begitu banyak kendaraan di jalanan yang tidak begitu lebar di Pulau Sabu. Para pengendara motor tak henti memainkan gas untuk menimbulkan suara bising dan ramai. Suara motor di sambut sorak-sorai massa yang berada di atas kendatan roda dua dan truk. Untuk sampai ke Kantor KPU Sabu Raijua yang berjarak kurang lebih tiga kilo meter dari tempat pendaftaran membutuhkan waktu satu jam 20 menit. Usai mendaftar di KPU Massa tidak langsung pulang, mereka menuntun kandidat untuk melakukan konvoi ke Menia sebelum kembali ke Teni Hawu. Konvoi yang heboh dan mendapatkan perhatan dan sambutan yang luar biasa dari masyarakat di sepanjang jalan Trans Seba – Bolou. Benar-benar hari yang girang gembira seperti sudah menemukan pemimpin Rai Hawu. Seperti telah menobatkan Ratu Kolo Moto. Bumi Rai Hawu bergetar melihat generasi Hawu Miha larut dalam sukacita. (joey rihi ga)

Komentar Anda?

Related posts