Kupang, seputar-ntt.com – Kesaksian Pancasila dalam mempersatukan bangsa dan negara sudah tidak diragukan lagi. Berbagai upaya memecah belah persatuan dapat diselesaikan karena Pancasila yang sebagai ideologi Bangsa Indonesia. Kesaktiannya perlu diabadikan dengan nama Bundaran Pancasila menggantikan nama Bundaran PU, jalan lingkar antara jalan Pit A Talli dan jalan Frans Seda kota Kupang.
Hal itu disampaikan wakil wali kota Kupang, Hermanus Man usai upacara hari kesaktian Pancasila tahun 2017 di balai kota Kupang, Senin (2/10/2017).
Dikatakannya, pemerintah perlu melakukan berbagai upaya untuk menjaga dan merawat kerukunan dan kekeluargaan di kota Kupang. Perubahan nama Bundaran tersebut, adalah untuk mengingatkan masyarakat pentingnya persatuan dan keberagaman dalam Pancasila.
“Saya rencanakan ke depan Bundaran PU. Kita ganti namanya, bundaran Pancasila. Jalan bundaran PU keatas itu, kita ganti namanya dengan pansila saksi. Ini hanya mengingatkan bangsa ini. Kalau nanti gubernur mau membangun monumen Pancasila,”katanya.
“Kita (pemerintah kota) bangun taman lingkaran Pancasila. Mengingatkan penduduk kota Kupang dan siapa saja yang berkunjung bahwa Pancasila itu tetap di hargai,”lanjut wakil wali kota Kupang dua periode ini.
Lanjutnya, proses perubahan nama tersebut akan dilakukan kajian mendalam. Demikian juga dengan penataan taman di sekitar bundaran. Katanya, taman tersebut akan di desain mengikuti konsep dan nilai – nilai terkandung dalam Pancasila. Pembangunannya pun akan melibatkan sektor swasta.
“Nanti akan ada kerjasama, siapa saja. Termasuk swasta, BUMN. Taman itu dikelola menurut sila – sila. Kan ada lima arah jalan,”ujarnya.
Dia menambahkan, Pancasila sudah tidak bisa ditawar lagi. Segenap masyarakat, pemuda harus meneladani nilai – nilai Pancasila. Tidak boleh bertindak di luar nilai – nilai Pancasila, apalagi ingin merubah Ideologi bangsa.
Adipapa Manafe, salah satu warga kota Kupang sangat mendukung langkah pemerintah untuk merubah nama bundaran tersebut. Katanya, masyarakat kota Kupang yang heterogen ini perlu ditandai dengan monumen. Namun perubahan nama tersebut perlu kajian yang mendalam yang melibatkan semua pihak.
“Bagus, mendukung sekali. Kota Kupang ini kan heterogen, terdiri dari berbagai suku, agama. Sehingga mesti ada satu simbol yang menandakan keberagaman itu, yaitu Pancasila,”katanya. (Pelipus Libu Heo)