Kalabahi, seputar-ntt.com – Bupati Alor mengadukan CV. Mandiri Konstruksi ke Kementerian Pedesaan (Kemendes) terkait pekerjaan jalan di desa Mataru Utara, Kecamatan Mataru, karena diduga tidak kualitas.
“Kami sudah bersurat ke PDT, namun mungkin karena covid-19 ini sehingga mereka belum turun,” kata Bupati Djobo diruang kerjanya, Rabu (22/4/2020) siang.
Menurut mantan Asisten III ini, dirinya yang mengusulkan ke PDT saat itu untuk proyek pembangunan jalan diwilayah tersebut, sebab masyarakat sangat butuh selain kondisi jalan cukup sulit.
“Saya juga berencana turun melihat jalan tersebut apakah kualitasnya baik atau tidak,” tegasnya.
Amon menjelaskan, jalan tersebut merupakan jalan penghubung antara desa Mataru Barat dan Desa Mataru Utara.
“Sejak awal saya sudah sampaikan agar kerja baik-baik, sebab ada proyek yang dikerjakan kontraktor dari luar kurang berhasil. Namun untuk ini dirinya belum mengetahui hasilnya. Teman-teman media tolong tulis supaya masyarakat tidak dirugikan jika kualitasnya tidak baik,” beber Bupati dua periode ini.
Sebelumnya dalam pemberitaan, Camat Mataru, Soni Kaimat meminta kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Alor untuk membentuk tim tekhnis guna melakukan pemeriksaan proyek tersebut.
Dari informasi yang diterimanya, pekerjaan jalan tersebut dibulan Desember 2019 belum mencapai 1 KM (kilometer), dan kemudian dilanjutkan pekerjaannyan di tengah musim hujan.
“Secara teknis saya kurang tau jadi saya minta melalui dinas PU untuk membentuk tim teknis untuk memeriksanya,” kata Soni kepada media beberapa waktu lalu.
Sementara seorang tim pengendali di Dinas PU Kabupaten Alor, Kris Painata mengatakan, pihaknya tidak pada porsi pengawasan, sehingga pihaknya tidak terlalu mengetahui tentang dokumen proyek tersebut. Pasalnya, PPK dan Pengawas langsung dari Kementerian dan Kontraktor dari Kupang.
“Seingat saya masa kontrak pekerjaan Lapen ini berakhir bulan Desember 2019, dan ketika dirinya turun kelapangan tanggal 13 Desember 2019 volume pekerjaan belum mencapai 1 Km dari volume 3 Km,” ujarnya.
Saat dilapangan juga, ungkap Kris, dirinya minta agar material yang digunakan harus melalui uji laboratorium.
Senada juga disampaikan Kepala Bidang Bina Marga Dinas PU Kabupaten Alor, Chris Djahila yang dikonfirmasi media mengatakan, pihaknya hanya tahu bahwa ada pekerjaan dengan dana APBN di Mataru, namun secara detailnya tidak mengetahui.
“Staf kami hanya ditempatkan sebagai pengendali bukan pengawas, sehingga tidak mengetahui perkembangan pekerjaan dilapangan,” ucapnya.
Salah seorang praktisi pekerjaan jalan di Alor, Onit menjelaskan idealnya sebuah pekerjaan Lapen adalah awalnya adalah lapisan sirtu kemudian digilas padat baru lapisan agregat, selanjutnya digilas sampai rata bagus baru crame. Alat untuk gilas gunakan vibro.
“Material yang dipakai batu pecah bersih ukuran 3/5. Kalau pakai batu yang kotor, maka tidak rekat dengan tanah. Setelah hampar batu 3/5 kemudian digilas, lalu larikan aspal. Setelah itu gilas lagi dan larikan aspal. Berikutnya split batu ujuran 1/2 langsung digilas baru tutup dengan aspal ketebalannya 2 cm kemudian baru hampar pasir,” terang Onit.
Ia menambahkan, ketebalan ideal antara sertu dan agregat adalah setinggi 15-20 cm. Pekerjaan ini pun sesunguhnya tidak boleh dilakukan pada musim hujan, sebab daya rekatnya tidak kuat atau nanti cepat rusak.
Untuk diketahui, proyek ini dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2019 dengan total anggaran sekitar 2 Milyar lebih. Proyek tersebut dikerjakan oleh CV. Mandiri Konstruksi yang beralamat di Jalan Soverdi Kelurahan Oebufu Kecamatan Oebobo Kota Kupang. (*Pepenk).