CBM Indonesia Gandeng JPM Gelar Lokakarya Kesehatan Mental

Manggarai, seputar-ntt.com -Menurut data Kementerian Kesehatan RI, gangguan jiwa merupakan penyebab kedua penyakit tidak menular di Indonesia, termasuk di NTT. Di NTT, masalah kesehatan jiwa diperkirakan mempengaruhi sekitar 7,4% penduduk, lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 6,2%.

Hal ini menjadi perhatian yang signifikan, apalagi NTT memiliki salah satu skor indeks pembangunan manusia (IPM) terendah di Indonesia, dengan skor 64,26.

Menurut data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Kementerian Kesehatan tahun 2018 jumlah kasus kesehatan jiwa akhir-akhir ini meningkat yaitu 7 per mil rumah tangga yang berarti terdapat 7 orang dengan gangguan jiwa dari setiap 1000 rumah tangga.

Selain itu, provinsi NTT menempati urutan ketiga dengan jumlah kasus depresi terbanyak di Indonesia. Di seluruh Indonesia, diperkirakan terdapat sekitar 450.000 orang dengan kasus gangguan jiwa berat.

Dilihat dari Puskesmas yang memiliki pelayanan kesehatan jiwa, di Provinsi NTT hanya terdapat 31,8% Puskesmas yang memiliki pelayanan kesehatan jiwa. Sedangkan Rumah Sakit Jiwa di Provinsi NTT hanya ada satu yang berlokasi di Kupang , ibu kota provinsi NTT.

Saat ini, belum ada program intensif dan komprehensif dari pemerintah daerah untuk mengatasi masalah kesehatan jiwa karena kurangnya staf terlatih, fasilitas dan anggaran yang terbatas sementara jumlah orang dengan masalah kesehatan jiwa terus meningkat.

Dengan tantangan yang dihadapi ini, CBM Indonesia bekerja sama dengan Yayasan JPM dan mitra lokal di kabupaten Manggarai dan kabupaten Sikka dalam kolaborasi dengan stakehoder terkait di kedua kabupaten berencana mengembangkan proyek kesehatan mental berbasis komunitas.

Sebagai langkah pertama, CBM dan Yayasan JPM serta para mitra lokal menyelenggarakan lokakarya perencanaan untuk bertukar pikiran dan mendiskusikan lebih lanjut intervensi yang direncanakan untuk mengatasi dengan tepat masalah kesehatan jiwa di Kabupaten Manggarai dan Sikka. Setelah itu, diikuti dengan pembuatan kerangka kerja program untuk jangka panjang di kabupaten Manggarai dan Sikka.

Kegiatan workshop perencanaan ini dilaksanakan dari tanggal 20 – 22 Juni 2023 di Ruteng dan dibuka dengan resmi oleh Bupati Manggarai, Herybertus Nabit, SE, M.A. Dalam sambutannya, Bupati Sikka menyampaikan tentang kondisi dan tantangan yang dihadapi terkait kesehatan mental di kabupaten Manggarai.

Sejauh ini sudah ada upaya-upaya yang dilakukan bersama pihak pemerintah dan pihak swasta seperti panti rehabilitasi dan pihak gereja namun belum maksimal akibat adanya keterbatasan sumber daya dan stigma terhadap keberadaan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Manggarai.

Oleh karena itu, pihak pemerintah daerah kabupaten Manggarai menyambut baik rencana pelaksanaan program kesehatan mental berbasis komunitas di Manggarai dan siap mendukung pelaksanaan program tersebut.

Sementara itu, Adrian Brahma sebagai Program Manager CBM Indonesia dalam sambutan menyampaikan bahwa isu kesehatan mental merupakan salah satu mandat dari CBM di Indonesia selain isu disabilitas lainnya dan kehadiran CBM Indonesia bersama dengan mitra lokal yang ada kiranya dapat membantu dan berkontribusi dalam penanganan kesehatan jiwa di kabupaten Manggarai dan Sikka dengan cara memperkuat sistim layanan kesehatan mental dan memperkuat kapasitas pihak – pihak yang terlibat dalam penanganan kesehatan jiwa.

Sedangkan John Pakereng – Direktur Yayasan JPM menyampaikan bahwa untuk dapat mengatasi isu kesehatan mental maka perlu adanya dukungan kerja sama semua pihak baik pemerintah, swasta dan pihak-pihak lainnya sesuai dengan peran masing – masing.

Hadir dalam workshop perencanaan ini yaitu CBM Indonesia, Yayasan JPM, lembaga Ayo Indonesia dari Ruteng, lembaga PHAPA dari Sikka, Panti Dhympna dari Maumere, Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial dari Sikka, Panti Renceng Mose dari Ruteng, Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Manggarai, Komisi Kesehatan Keuskupan Ruteng, Pegiat isu ODGJ dari media dan lembaga KKI di Manggarai dan Ende yang selama ini terlibat dalam penanganan isu kesehatan mental di Manggarai dan Sikka. Program Kesehatan mental berbasis komunitas ini rencananya akan segera dimulai pada kwartal akhir tahun 2023.(*)

 

Komentar Anda?

Related posts