Cerita Sabu Raijua di Bundaran Tirosa Bersama Krisman Riwu Kore

  • Whatsapp
Krisman Riwu Kore dan Pemred Seputar NTT, Joey Rihi Ga

Kupang, seputar-ntt.com – Saya lagi melakukan siaran langsung lewat akun Facebook di Bundaran Tirosa pada Sabtu, (18/5/2022) malam. Maklum Ketika lewat tempat yang kini jadi icon baru Kota Kupang itu, air mancur menari sedang dihidupkan. Air mancur menari yang dibangun oleh Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore itu tidak hidup sepanjang malam, sehingga Ketika dihidupkan, dengan cepat menjadi ramai oleh pengguna jalan yang berhenti untuk menikmati indahnya air mancur. Saat sedang live di FB tersebut, telepon masuk dari Nathan Gah masuk memberitahukan bahwa di bundaran itu ada Krisman Riwu Kore yang sedang duduk bersama beberapa orang tua dan anak muda. Penampilannya cukup sederhana. Menggunakan kaos kerah berwana merah dipadu celana pendek berwarna cream, membuat penampilan Krisman Riwu Kore tidak mencolok dengan pengunjung lain yang sedang ramai di bundaran Tirosa.

Saya lalu menghampiri Krisman Riwu Kore yang beberapa hari lalu baru pulang dari Sabu Raijua. Ini pertemuan pertama bersama adik dari Wali Kota Kupang ini. Mungkin karena umur kami tidak terpaut jauh, suasana langsung mencair. Ngalor ngidul tentang banyak hal. Yang menarik adalah Ketika kami berdua bercerita tentang Sabu Raijua. Sebagai seorang wartawan, saya tidak mau melepas kesempatan untuk mencari tahu apa mimpi Krisman Riwu Kore tentang Sabu Raijua. Pulau tempat orang tuanya dilahirkan. Maklum, kabar tentang dirinya akan berlaga di panggung politik pada Pilkada 2024 nanti sudah hangat dibicarakan orang. Sebagai orang yang baru kenal, Krisman tidak sungkan bercerita tentang apa yang menjadi mampi dan cita-citanya untuk Sabu Raijua.

Secara blak-blakan, Krisman menyampaikan bahwa dia memiliki mimpi untuk berbuat sesuatu di Sabu Raijua. Sebagai anak yang dididik dalam adat dan budaya Sabu, dia sangat memiliki kerinduan untuk mengabdi di negeri titipan Hawu Miha. Bagi Krisman, jalan untuk membangun dan bisa menolong sesama adalah lewat jalur politik. Orang muda kata Krisman tidak boleh takut apalagi gentar untuk berpolitik, sebab lewat jalur itulah, sesorang bisa menjadi pengambil sebuah kebijakan. Hitam putih sebuah daerah ditentukan lewat politik. Karena itu, dia jujur mengakui bahwa memiliki keinginan untuk mengabdi di Sabu Raijua lewat jalur politik. Secara pribadi dia sudah siap untuk bertarung di Sabu raijua, tapi itu harus didukung oleh doa dan restu dari semua masyarakat Sabu Raijua. Bagi Krisman. Restu dari rakyat adalah senjata ampuh di medan laga politik. Tanpa restu, seseorang akan sulit memenangkan pertempuran.”Restu dari semua pihak terutama rakyat yang akan menjadi senjata kita saat di medan perang,” kata adik dari Wali Kota Kupang ini.

Sebagai sarjana ekonomi Krisman mengakui bahwa pemimpin Sabu Raijua terdahulu, telah menemukan sumber uang untuk PAD Sabu Raijua. Sayangnya kata Krisman, potensi dan pohon uang untuk mengisi kantor daerah itu harus dibiarkan mati suri dan tidak dilanjutkan. Padahal kata Krisman, jika Sabu Raijua memiliki PAD sendiri, maka akan sangat membantu dalam melakukan akselerasi pembangunan di berbagi sektor. Garam dan rumput laut kata Krisman adalah potensi yang sangat besar di Sabu Raijua, sehingga harus bisa dikelola secara maksimal. Potensi itu ditunjang oleh kondisi alam Sabu Raijua yang panas dan berada di tengah samudera. “Hingga saat ini kita masih impor garam, sementara tambak garam di Sabu Raijua dibiarkan terbengkalai. Rumput laut adalah komoditi yang paling dicari dan Sabu Raijua punya itu. Sebenarnya kita memiliki kekayaan yang tidak kita sadari sehingga tidak mengelolanya secara baik. Kita punya garam Sabu Raijua terbaik, karena kadar natriumnya mencapai 98. Waktu lalu kita sudah kirim ke berbagai kota di Indonesia. Saya ikuti setiap perkembangan Sabu Raijua dari media,” kata lulusan SMA 2 Kupang ini.

Membangun Sabu Raijua kata Krisman tidak harus dengan mimpi yang muluk-muluk. Membangun Sabu Raijua harus berdasarkan potensi yang ada di Pulau Sabu Raijua sendiri, baik yang ada di daratan maupun yang ada di lautan. “Saya hanya memiliki hati yang rindu untuk membangun dan mengabdi di tanah leluhur saya, selagi diberi waktu oleh yang Maha Kuasa. Saya tidak punya mimpi atau program yang muluk-muluk sebab saya sudah melihat potensi dan kekayaan yang ada di Sabu Raijua. Jika rakyat Sabu Raijua memberi restu dan kepercayaan untuk bersama-sama membangun daerah, maka saya yakin pintu-pintu akan terbuka untuk kita membangun tanah leluhur yang kita cintai bersama itu,” pungkas Krisman.

Banyak hal yang kami diskusikan. Semua tentang dan untuk Sabu Raijua. Bagi saya Krisman Riwu Kore adalah orang baru dalam peta politik di Sabu Raijua. Dia juga adalah perwakilan orang muda dalam kontestasi politik lima tahunan di Sabu Raijua. Seperti kata Krisman, dia hanya punya hati dan kerinduan, tapi restu dan kepercayaan ada di tangan dan hati rakyat sebagai pemegang kedaulatan. Dia meyakini bahwa politik itu sejatinya indah dan bermartabat jika semua pemain memiliki hati yang lembut dengan satu tujuan yakni memberi yang terbaik bagi rakyat, tanpa harus saling melukai. ( Joey Rihi Ga)

Komentar Anda?

Related posts