Maumere, seputar-ntt.com – Kunjungan Marthen Dira Tome (MDT) di Kabupaten Sikka tepatnya di Kota Maumere disambut luar biasa oleh warga setempat. Tidak hanya disambut dengan tuturan adat tapi jari Dira Tome juga dipakaikan cicin gading sebagai lambang penghormatan sekaligus pengakuan sebagai putra daerah. Sejumlah masyarakat Kota Maumere seperti telah lama berkenalan dengan Dira Tome dan mereka Nampak meluapkan kerinduan kepada sosok pemmpin dari Sabu Raijua itu.
Marthen Dira Tome bertemu dengan masyarakat di Kota Maumere pada hari Rabu, 29 September 2016 di hotel Nara. Dihadapan masyarakat disana, Dira Tome mengatakan dirinya memimpin di daerah yang sangat sulit namun dengan segala kemampuan mampu menemukan dan mengangkat potensi yang ada di Sabu Raijua sehingga bisa memberi harapan dan masa depan bagi warga disana. Tidak bisa dipungkiri katanya bahwa potensi yang ada di Flores seperti kopi saat ini mulai berkurang karna tidak memberi keuntungan yang baik bagi para petani.
“Kami di Sabu Raijua harus menggali potensi yang tidak terlihat sementara disini tinggal mendorong saja sebab potensi sudah tersedia.Bagimana mungkin orang mati karna lapar di negeri yang sangat kaya seperti ini. Saya yakin bahwa kita bisa bersama-sama mengoptimalkan potensi yang ada di wilayah ini,” katanya.
Wilayah di Pulau Flores kata Marthen Dira Tome sudah memiliki potensinya sendiri-sendiri. Dia mencontohkan, untuk Manggarai Raya memiliki potensi persawahan yang luas sehingga jika berproduksi dalam jumlah yang cukup besar maka bisa mendirikan industri beras. Manggarai bisa menjadi kebutuhan beras tidak hanya untuk Pulau Flores tapi juga untuk memenuhi kebuthan beras bagi Provinsi NTT.
“Setiap Kabupaten di Flores sudah punya potensinya masing-masing. Kita tentu berharap agar kekayaan yang ada tidak boleh dibiarkan tidur sementara rakyat terbaring dalam kelaparan.Salah satu tekad saya kenapa ingin maju dalam pemilihan gubernur adalah bagimana kita mengusir kemiskinan dari NTT serta menciptakan lapangan kerja dengan cara mengelola potensi yang ada,” pungkas Dira Tome.
Marthen Dira Tome mengatakan bahwa saat ini ada dua persoalan besar yang dihadapi oleh masyarakat di Sabu Raijua dan NTT pada umumnya yakni kemiskinan dan pengangguran yang meluas atau masif. Untuk itu pemerintah memiliki tugas untuk menyelesaikan dua persoalan tersebut. Kemiskinan yang mencekik masyarakat di NTT harus diatasi lewat cara-cara yang cerdas dan inovatif dengan menemukan berbagai potensi yang bisa di kelola. Demikian juga dengan persoalan penggaguran yang terus meningkat harus diatasi dengan cara membuka lapangan pekerjaan lewat sektor informal dan memacu masyarakat untuk bekerja keras.
“Kemiskinan itu tercipta bukan hanya karna kondisi alam tapi juga jumlah penggangguran yang semakin meningkat. Jangan heran lalu para pencari kerja memilih menjadi TKI karna tidak ada lapangan kerja yang dibuka untuk mereka. Kita membuka lahan tambak dan pabrik bukan satu-satunya untuk memperoleh uang tapi bagimana kita menciptakan lapangan kerja bagi generasi kita sehingga mereka tidak memilih pergi mengais rupiah di negeri orang lalu terjerat dalam lingkaran perdagangan orang atau human trafficking. Saat ini orang lagi ramai-ramai bicara masalah penegakan hukum untuk human trafiking sementara tidak dibicarakan bagaimana mengantisipasinya. Human Trafiking berkaitan adalah masalah lapangan kerja,” ujar Dira Tome.
Dira Tome menegaskan, masyarakat tidak boleh merasa aman apalagi nyaman dalam zona kemiskinan. Kondisi itu harus dilawan dengan bangkit bekerja keras. Untuk itu pemerintah sebagai abdi bagi rakyat harus memiliki seribu langkah bagaimana mencegah kemiskinan yang terus mencengkram kehidupan masyarakat yang dipimpinnya.
“Seorang pemimpin harus memastikan bahwa rakyatnya tidak akan berteriak kelaparan disaat dia sedang Tidur. Sebagai pemimpin tidak boleh mencegah kemiskinan dengan cara-cara yang tidak bermartabat seperti membawa proposal kemana-mama untuk mendapatkan bantuan. Itu pemimpin yang menjual kemiskinan rakyatnya. Cara-cara seperti ini akan menjerumuskan banyak orang dalam dunia korupsi, sebab korupsi itu kadang terjadi karna adanya negosiasi-negosiasi. Saya minta kepada semua pejabat untuk berhenti menjual kemiskinan untuk mendapatkan sesuatu. kepada Pempus agar tidak mengalokasikan anggaran diluar mekanisme,” tegas Marthen.