Penurunan kredit pada akhir tahun tambah Robert, merupakan permasalahan umum yang terjadi pada perbankan, sebagian besar pengerjaan proyek dibayarkan, yang memungkinkan Debitur melunasi kredit pada bank.
“Sedangkan penurunan DPK, salah satu adanya kebutuhan konsumtif masyarakat menjelang hari raya keagamaan Natal dan menjelang perayaan Tahun Baru,” aku Robert.
Pada kesempatan tersebut, Robert juga mengungkapkan aset perbankan tertinggi terdapat di Kota Kupang, dan yang terendah adalah Kabupaten Sumba Tengah.
Menurut Robert, hingga akhir tahun 2019 aset perbankan yang dimiliki Kota Kupang mencapai Rp 21,62 Triliun, sedangkan Kabupaten Sumba Tengah hanya Rp 197,9 Miliar.
“Aset perbankan di Kota Kupang tinggi, karena sebagian besar Kantor Pusat dan Kantor Cabang baik bank umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) terdapat di Kota Kupang,” paparnya.
Lebih lanjut dikatakan, peningkatan asset secara agregat sejak Desember 2018-2019 (yoy) perbankan di Provinsi NTT memcapai 16,31 Persen.
“Struktur aset perbankan didominasi asset Bank Umum, dengan komposisi rata-rata sepanjang tahun 2019 sebesar 98,18 Persen dari total aset perbankan di Provinsi NTT, sedangkan aset BPR memiliki pangsa rata-rata sebesar 1,82 Persen,” tandas Robert.
Untuk jaringan kantor bank, tegas Robert, didominasi oleh Bank NTT, dimana kantor cabang Bank NTT tersebar du seluruh kota/kabupaten di Provinsi NTT, masing-masing satu unit di setiap kabupaten. (joey)