Kupang, seputar-ntt.com – Tekad menjadikan NTT sebagai provinsi jagung memang sampai saat ini belum benar-benar terealisasikan. Pasalnya, masih banyak jagung yang dikirim dari luar NTT dan pemanfaatan jagung lokalpun belum efektif. Namun, hal ini tidak menyurutkan niat Dinas Pertanian dan Perkebunan Nusa tenggara Timur.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTT, Ir. Yohanis Tay Ruba, MM mengatakan pihaknya terus melakukan upaya agar program yang sudah dicanangkan Gubernur NTT Frans Leburaya, sejak awal kepemimpinannya lima tahun lalu dapat agar terrealisasikan dengan baik.
“Berbagai upaya telah kami lakukan, mulai dari penyediaan berbagai regulasi, perencanaan sampai dengan pelaksanaan dilapangan dan evaluasi terus dilakukan dari waktu ke waktu ,” katanya.
Dijelaskan, terkait jagung dari luar NTT yang beredar dipasaran, jumlahnya tidak terlalu banyak yang kebetulan masuk ke NTT sekitar bulan November-Desember. Hal tersebut disebabkan di pulau jawa dan sulewasi terjadi panen raya jagung, penanaman jagung lebih banyak setelah padi sawah yang di tanam pada musim tanam pertama.
“Jagung yang ditanam di pulau Jawa dan Sulawesi seluruhnya adalah produk yang dijual, dan pada saat itu produksinya tinggi dan harganya rendah, maka dijualah jagung tersebut di NTT,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, pada saat itu sebagian masyarakat NTT tidak menjual jagung, tetapi jagung yang ada hanya digunakan sebagai cadangan pangan untuk di konsumsi sehari-hari.
”Kendala yang dihadapi sampai dengan saat ini adalah pada budaya. Dimana, kebiasaan orang NTT sejak dulu ialah tanam jagung dan makan jagung, padahal jagung hasil tanam para petani jagung bisa dikembangkan untuk menambah pendapatan para petani tersebut,” jelasnya.
Pemerintah NTT Kata Anis Tay Ruba, sangat mendukung berbagai sentra industri pengolahan jagung beroperasi saat ini. Menurutnya, hal ini sangat penting, karena bisa mendukung peningkatan perekonomian petani jagung, maupun pengelolah industri berbahan dasar jagung.
“Sebenarnya berbagai hasil olahan berbahan dasar jagung bisa meningkatkan pendapatan para petani, dan peningkatan ekonomi di provinsi NTT. Hanya saja, kemampuan mengelolah ini terus kita dorong dengan berbagai upaya,” ungkapnya.
Anis Tay Ruba berharap, dengan semakin banyaknya industri pengolahan jagung, maka sudah tentu akan memberikan dampak yang positif bagi daerah ini. Ia mencontohkan, usaha emping jagung, dodol jagung, dan lainnya, dapat menjadi motivasi bagi masyarakat lainnya untuk secara kreatif mengelolah salah satu makanan pokok yang ada di Provinsi NTT ini.
Ditambahkan Anis Tay Ruba, pada intinya, pemerintah terus bekerja keras agar provinsi jagung bukan hanya sebatas slogan, sehingga berbagai upaya terus dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut, baik dengan membuat berbagai regulasi dan perencanaan yang dapat mendukung tekad pemerintah.
“Berbagai kelemahan di lapangan akan terus kami evaluasi, sehingga kedepannya semua yang kita cita-citakan bersama dapat terwujud,” pungkasnya. (Debby Yunita Mada)