Kalabahi, seputar-ntt.com – Jam menunjukkan pukul 11:55 ketika pesawat Wings Air dengan nomer penerbangan IW1931 mencium hangat bandara Mali di Kabupaten Alor. Dalam pesawat tersebut ada Bupati Sabu Raijua, Marthen Dira Tome bersama istri yang hendak mengunjungi Kabupaten yang dikenal dengan sebutan pulau kenari itu.
Saat memasuki ruang kedatangan, Marthen Dira Tome bersama Ny. Irna Dira Tome-Dai sudah dinanti sejumlah orang tua di tangga masuk. Dengan sapaan adat, mereka kemudian dikalungi kain tenun khas Alor. Mereka kemudian duduk sesaat sambil berbincang tentang kegiatan Dira Tome selama di Pulau Alor.
Dari ruang tunggu bandara Mali, rombongan kemudian bergerak menuju Desa Alor Besar, Kecamatan Alor Barat Laut (ABAL). Tempat yang dituju adalah Uma Pusung Rebong yang menjadi rumah adat besar orang Alor. Dira Tome menghendaki agar kedatanganya di Kabupaten Alor harus dimulai dari dalam rumah adat orang Alor.
Rombongan tiba di Uma Pusung Rebong tepat Pukul 13:30. Dira Tome dan Istri disambut tarian adat di Muka perkampungan yang letaknya di bibir pantai ini. Lima orang penari dengan memegang pedang mulai menari mengikuti suara tambur dan gendang yang terdengan indah di siang yang panas. Para penari mengantarkan Marthen Dira Tome dan Rombongan memasuki Uma Pusung Rebong.
Disitu sudah menanti puluhan warga. Tak menunggu lama, para tuan rumah memberikan kesempatan kepada Dira Tome untuk menyampaikan apa maksud dan tujuannya datang ke Kabupaten Alor. Dira Tome pun mengungkapkan bahwa sebagai orang yang memiliki kedekatan emosional dengan orang Alor maka saat berkunjung ke Alor harus memulai dari rumah adat.
“Saya memiliki kedekatan emosiaonal dengan saudara-saudara yang ada di Alor. Salah satu perekat hubungan itu adalah lewat kawin mawin yang telah lama berlangsung. Adik Kandung saya memiliki istri orang Alor, demikian juga dengan sepupu kandung saya. Saya merasa datang ke rumah sendiri saat mengunjungi Alor dank arena itu saya memulainya dari rumah adat dimana kita duduk berkumpul,” kata Dira Tome yang mengunjungi Alor pada, Sabtu, (15/10/2016).
Dia juga mengungkapkan bahwa kedatangannya ke Kabupaten Alor, selain untuk mempromosikan garam dan air Oasa, dia juga ingin meminta restu masyarakat Alor dimana dirinya akan bertarung dalam Pilkada Gubernur pada tahun 2018 pasca Frans Lbu Raya. Dalam kunjungan tersebut, dia juga ingin melihat potensi apa yang ada di Alor untuk dikembangkan dan juga menyerap aspirasi masyarakat yang ada di akar rumput.
Pada kesempatan itu, Marthen Dira Tome memaparkan apa yang telah dia buat selama memimpin di Sabu Raijua. Keberhasilan yang diraih saat ini kata Marthen merupakan hasil kerja keras pemerintah dan masyarakat dalam rangka mencapai kesejahteraan bersama.
“Membangun Sabu Raijua yang penuh keterbatasan tidak gampang, namun dengan kerja keras yang kita lakukan ada perubahan signifikan yang terjadi. Contohnya, waktu kami memerintah PAD hanya 300 juta dan saat ini PAD telah meningkat menjadi 32 Milyar. Tahun depan PAD Sabu Raijua akan meningkat tajam karena kita sudah jual garam dan air Oasa” kata Marthen disambut tepuk tangan hadirin.
Dia juga mengungkapkan bagimana perjuangannya menemukan potensi di Sabu Raijua hingga akhirnya mampu membuka lahan tambak garam yang kini telah diantarpulaukan ke berbagai wilayah diluar NTT. Tidak hanya itu ada tiga pabrik di Sabu Raijua yang telah berproduksi yakni pabrik garam, pakrik air mineral Oasa dan pabrik pengolahan rumput laut.
“Tidak bisa dipungkiri bahwa musuh terbesar kita di NTT adalah kemiskinan dan pengangguran untuk itu kita harus mencari cara yang tepat untuk mengatasi persoalan tersebut. Tambak garam dan tiga pabrik yang ada telah menyerap tenaga kerja yang cukup banyak di Sabu Raijua,” ungkap Marthen.
Salah satu orang tua di Alor Besar, Ismail Tulimau pada kesempatan tersebut mengapresiasi kunjungan Marthen Dira Tome di Kabupaten Alor. “Kedatangan pak Marthen ke Alor dan memulainya dari rumah adat besar orang Alor adalah sesuai yang penuh makna. Banyak orang besar yang memulai langkahnya dari tempat ini,” kata Tulimau.
Mendengar apa yang disampaikan oleh Marthen Dira Tome, Ismael Tulimau mengatakan bahwa Tuhan telah mengirim orang yang tepat untuk memimpin NTT. Untuk itu dia meminta doa untuk Dira Tome sekaligus dukungan menuju Pilgub NTT nanti. “Saya mau bilang bahwa ketika Tuhan dan Leluhur telah memberi restu maka semua langkah kedepan akan berjalan dengan baik,” ujarnya.
Sementara tokoh masyarakat lainnya, Ismael Arkiang, pada kesempatan tersebut mengatakan, Alor memiliki berbagi potensi yang perlu intervensi Pemerintah Provinsi sehingga mampu memberi kehidupan yang layak bagi masyarakat. “Jika Tuhan berkenan dan pada tahun 2018 Pak Marthen mendapat legitimasi masyarakat untuk pimpin NTT maka kami titip harapan kami dari Kabupaten Alor,” ujarnya.
Sebelum kembali dari Uma Pusung Rebong, Marthen Dira Tome juga didoakan baik oleh sudara-saudara yang muslim maupun yang beragama di Kristen. Walaupun berbeda keyakinan, namun mereka dengan khusuk melantunkan bait-bait doa kepada sang Khalid. Doa mereka seperti bersahutan menuju surga sambil memohon kepada yang Maha Kuasa agar Marthen Dira Tome dimudahkan jalannya menuju perhelatan politik lima tahunan di Provinsi NTT. (jrg)