Gagal Maju di Pilgub NTT, Ray Fernandes Jadi Sosok Fenomenal

Kupang, seputar-ntt.com – Bupati Timor Tengah Utara Dua Periode, Raymundus Sau Fernandes adalah satu dari sekian banyak Bakal Calon Gubernur yang tidak mendapat pintu partai politik dalam mengikuti kontestasi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) NTT tahun 2018. Walaupun kader tulen PDIP, namun dia tidak diberi pintu oleh partai berlambang banteng moncong putih itu. Sebagai kader yang telah megikuti jejak Megawati Soekarno Putri sejak PDI Pro Megawati, hingga menjadi PDI-P, Ray Fernandes telah menunjukkan dedikasi yang tinggi sebagai kader yang setia tanpa keluar kandang.

Pertarungan untuk merebut pintu menuju Pilgub NTT adalah titik akhir dari perjalanan Ray Fernandes bersama PDI-P. Dia memilih hengkang dari partai yang membesarkannya dan partai yang dia besarkan khususnya di TTU. Sejak terpilih menjadi anggota DPRD TTU pada tahun 1999, Ray Fernandes terus membesarkan PDI-P. Kabupaten TTU yang dulunya dikuasai partai Golkar berubah menjadi merah setiap kali ada hajatan politik. Jumlah wakil rakyat terus bertambah dari PDI-P baik untuk DPRD TTU maupun di DPRD Provinsi NTT. Tak bisa dipungkiri bahwa Ray Fernandes adalah salah satu figur yang membesarkan PDI-P di NTT khususnya di wilayah Pulau Timor. Jika ada yang menyangkal itu hanya karena kebencian belaka.

Ketika tidak diberi tiket oleh PDI-P untuk bertarung di Pilgub NTT, Ray Fernandes tidak bereaksi yang berlebihan. Dia cenderung diam dan irit bicara. Pada saat yang sama banyak orang yang tiba-tiba mulai mencela Ray Fernandes seakan-akan dia memiliki dosa terhadap PDI-P dan harus di hujat. Padahal kenyataannya, Ray adalah kader yang dibunuh oleh partai yang telah dia besarkan dan membesarkannya. PDI-P boleh jumawa bahwa kini menjadi partai penguasa di Indonesia, tapi Ray Fernandes juga bukan tokoh yang kecil dalam perjalanan PDI-P di NTT. Diakui atau tidak dia memiliki massa dan pendukung yang nyata dan fanatik. Ini tentu akan mempengaruhi arah dukungan pada Pilgub NTT khususnya di Pulau Timor.

Tanpa bicara banyak, Ray Fernandes secara tegas menyatakan mundur dari Ketua DPC PDI-P Kabupaten TTU. Tanpa menunggu lama, Ray Fernandes langsung menentukan pilihan dalam mendukung kandidat yang akan bertarung di Pilgub NTT 2018. Ray Fernandes melabuhkan hati dan pilihannya pada pasangan Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef Nae Soe atau Paket Victory-Joss. Paket ini didukung oleh tiga partai yakni Nasdem, Golkar dan Hanura. Saat Deklarasi Ray Fernandes bahkan diberi kesempatan orasi politik karena dia dipercayakan sebagai wakil ketua tim Kampanye paket Victory-Joss. Dihadapan puluhan ribu massa di Lapangan Lasitarda, Lasiana Kupang, Rabu, 20 Desember 2017, Ray Fernandes menyatakan dukungannya tanpa mencela atau mencemooh partai yang telah membunuhnya.

Keputusan Ray yang memilih hengkang dari PDI-P dan mendukung paket Victory-Joss rupanya memantik berbagai rekasi dari petinggi besutan Megawati Soekarno Putri itu. Ray Fernandes yang gagal calon tiba-tiba begitu fenomenal karena menjadi buah bibir dan pembicaraan di dunia maya. Berbagai akun dalam lini masa mereka menulis berbagai hal tentang Ray Fernandes. Yang mendukung tentu memberi apresiasi, sementara mereka yang tidak suka atau yang mendukung Paket lain di Pilgub NTT menulis hal yang negatif terkait menuver politik yang dilakukan Ray Fernandes. Hujatan dan cemooh diterima Ray Fernandes dengan senyum sambil sesekali memberi komentar terkait beragai tuduhan lewat di beberapa Whatsapp group.

Tak hanya pengguna media soisal, para petinggi partai PDI-P juga memberi pernyataan yang begitu menohok terhadap Ray Fernandes. Dia dinilai tidak memiliki daya juang bahkan dinilai oportunis. Pernyataan mereka yang begitu menohok dan memojokkan Ray Fernandes menjadi terbalik dengan slogan bahwa PDI-P adalah partai Kader. Jika PDI-P adalah partai kader lalu kenapa pintunya diberikan kepada orang yang tidak pernah berpeluh untuk membesarkan PDI-P? ataukan PDI-P sudah berubah setelah menjadi partai penguasa?. Tidak hanya petinggi partai yang menyudutkan Ray Fernandes, mereka yang suka bicara politik dan diberi ruang oleh media, juga turut memberi nilai minus bagi Ray Fernandes. Jika demikian, benar bahwa Ray Fernandes adalah sosok yang fenomenal di Pilgub NTT 2018, Figur yang tak ikut bertarung tapi menjadi buah bibir karena manuver politiknya. Dia di bunuh tapi tidak mati dan itu cukup mengganggu partai penguasa sehingga memantik rekasi dan pernyataan yang menyudutkan Ray Fernandes.

Pilgub kali ini adalah pertaruhan kebesaran PDI-P di NTT. Kalaupun pasangan Marianus Sae – Emi Nomelni berhasil menang di Pilgub NTT maka yang menang bukan PDI-P tapi PKB sebab gubernurnya adalah kader PKB sekalipun KTA nya baru dipegang untuk memperoleh pintu partai menghadapi Pilgub NTT. PKB tentu akan menjadi partai besar sebab Marianus akan membesarkan partai yang telah memebrinya Nafas untuk memeimpin NTT. Benar bahwa Emilia Nomleni adalah kader tapi posisi sebagai wakil tidak signifikan untuk membesarkan partai dan juga sering dipandang sebelah mata. Jika PDI-P kalah maka kekalahan itu sudah tentukan saat Megawari Soekarno Putri menjatuhkan pilihan siapa yang mendapat restu dari PDI-P untuk bertarung di Pilgub NTT. Jika Ray Fernandes bukan sosok yang memiliki pengaruh maka dia tidak akan mendapatkan reaksi yang berlebihan, Jika Ray Fernandes bukan sosok yang fenomenal maka tidak mungkin dia menjadi buah bibir rakyat jelata hingga petinggi partai.

Siapa Ray Fernandes?

Muda, energik dan memiliki visi politik yang terukur. Mungkin itu kesan pertama saat satu meja dengan Bupati Timor Tengah Utara (TTU) Raymundus Sau Fernandes. Sebagai politisi muda, karier yang telah dibangun tidak segampang membalikkan telapak tangan. Ray Fernandes begitu dia akbrab disapa, mengawali langkah pollitik dari Gedung DPRD TTU, kemudian mendapat legitimasi sebagai Wakil Bupati TTU hingga sekarang sedang menjalani periode kedua sebagai Bupati diwilayah yang juga berbatasan dengan Negara Timor Leste itu.

Jauh sebelum para kandidat bakal calon Gubernur NTT berkerumun untuk memperkenalkan diri kepada rakyat NTT, Ray Fernandes telah berkeliling sendirian untuk menampung aspirasi masyarakat di hampir seluruh pelosok Flobamora. Nama Ray Fernandes bergema di hati masyarakat sekalipun jauh dari hingar-bingar pemberitaan media. Walau bersahabat karib dengan para pewarta, namun sisi humanis, visi dan gagasan Ray Fernandes untuk NTT seperti tak terpublikasi secara vulgar. Padahal itu jualan politik yang laris disaat rakyat mendambakan seorang pemimpin yang benar-benar telah mempraktekkan hidup sebagai petani dan peternak, ketimbang mereka yang hanya jualan isu semata untuk mengelabui mata rakyat.

“Saya sudah berkeliling NTT. Hampir semua wilayah sudah saya lalui dalam rangka menghadapi Pilgub NTT. Ada hal yang sangat berharga yang saya dapat dalam perjalanan keliling itu yakni saya memiliki kesempatan untuk menyimpul kembali dan mempererat tali kekerabatan yang selama ini terputus dengan semua keluarga baik dari bapak maupun mama. Mungkin bagi orang lain itu tidak berarti tapi bagi saya, itu hal yang luar biasa yang saya peroleh dalam menjalani hidup di dunia yang fana ini,” kata Ray Fernandes saat berbincang di Rumah Makan Nusantara di Kota Kefa, Minggu, (8/10/2017).

Siang itu Ray Fernandes datang ditemani dua putri kesayangannya yang masih kecil yakni Ignasio Marcho Fernandes dan Anselma Patradevi Fernandes. Dia sendiri yang menyetir mobil Avansa Veloz warna perak. Dengan menggunakan kaos kerah warna merah mati dan sandal jepit warna hijau, Ray Fernandes terlihat seperti rakyat kebannyakan. Kesan bahwa dia adalah penguasa di TTU tidak terlintas. Bahkan cara dia menyapa masyarakat yang kebetulan dating menikmati santap siang di restoran yang sama, tidak terlihat ada jarak. Ini adalah kali pertama seputar-ntt.com memiliki kesempatan berbagi pengalaman dengan Bupati TTU dikala tensi politik NTT sudah memanas menuju Pilgub pasca Frans Lebu Raya.

“Politik itu tidak hanya bertujuan untuk meraih kekuasaan tpai juga mengajarkan kita bagimana menjadi orang Sabar. Politik itu ada pasang surutnya. Ada terang dan gelapnya sehingga kita harus bisa mengenal setiap musim dan perubahan dari politik itu sendiri. Dengan demikian ketika ada turbulensi disitulah kekuatiran kita diuji, atau ketika kita hendak melambung maka kita dituntut untuk menghitung segala kondisi. Dulu mungkin kita tidak sabaran dan sering terpancing, tapi seiring berajalannya waktu, kita belajar untuk lebih dewasa dan sabar,” ungkap pria yang lahir di Bijeli TTU pada 31 Agustus 1972 ini.

Sebagai Politisi PDIP, Ray Fernandes memahami secara baik roh dan perjuangan dari partai berlambang banteng moncong itu itu. Walaupun tidak secara gamblang dituturkan, namun dari arah pembicaraannya, Ray Fernandes seperti sudah tahu apa yang sedang dilakukan oleh punggawa PDI di NTT menuju Pilgub NTT. Dia tak menampik bahwa dalam setiap kontestasi politik, tentu ada pilihan-pilihan yang kadang melukai, namun baginya taat asas adalah wajib hukumnya. Namun sebagai orang muda dia juga sangat berharap agar setiap keputusan yang diambil oleh para petinggi partai harus benar-benar melihat fakta politik yang sedang terjadi saat ini dan jauh dari semua maneuver-manuver yang pada akhirnya menenggelamkan impian masyarakat.

“Semuanya tentu ada proses dan kita hargai proses yang sedang berjalan. Saya memang sempat membaca ada media yang menulis tentang calon yang direkomendasi ke pusat tapi sekali lagi sebagai kader kita menunggu proses tersebut. Sekali lagi ketika kita menempatkan rakyat sebagai tujuan politik kita maka merebut kursi kekuasaan bukan jalan satu satunya. Kita bisa tetap bersama rakyat ketika kita mempu memberikan contoh nyata dan tentunya bersama-sama dengan mereka sesuai kepasitas yang ada pada kita,” kata suami dari Christina Fernandes Muki ini.

Banyak hal menarik dan cenderung memacu adrenalin yang disampaikan oleh Ray Fernandes. Sayangnya, kisah dan cerita politik tersebut tidak bisa diungkap disini karna permintaan Ray untuk Off The Record. Walau kadang ada rasa getir dalam nada suara Ray Fernandes, namun senyuman ikhlas seperti tak lekang dari bibirnya. Saat berbincang, kadang tatapannya tajam kedepan ketika dia berbagi pengalaman saat berkeliling NTT. Tak bisa disangkali bahwa Ray Fernandes adalah salah satu orang muda yang potensial milik NTT. Jika dia mau dipasung, mungkin suara geram rakyat harus mampu memutuskan rantai yang hendak menghentikan langkah Ray Fernandes. Sebab orang baik selalu gugur dalam medan politik dan rakyat hanya mendapatkan sosok hayalan yang jauh dari impian. (joey rihi ga)

 

Komentar Anda?

Related posts