Harga Sembako Tinggi, Warga Lembata Sebut Tol Laut Hanya Untungkan Pengusaha

  • Whatsapp

Lewoleba, seputar-ntt.com – Keberadaan “Tol Laut” yang memasok sembako ke kabupaten Lembata, hingga saat ini‎ belum bermanfaat bagi masyarakat. Yang diuntungkan dalam program Presiden Jokowi ini hanya kalangan pengusaha. Bahkan bisa disimpulkan bahwa akumulasi keuntungan distributor sembako meningkat setelah program ini dicanangkan.

Harga jasa ongkos kirim  (Ongkir) sembako terbukti jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga ongkir diperusahaan ekspedisi swasta lainnya. Namun sayang, harga-harga barang dipasaran justru tetap stabil bahkan cenderung naik. Konsumen tetap membeli barang dengan harga yang tetap mahal padahal harga jasa ongkir pada Tol Laut disubsisdi negara. Yang menjadi pertanyaan, siapa yang diuntungkan dengan program ini?

Keluhan ini disampaikan Hilarius Kia Lajar alias Nokia, warga Kota Baru, Lewoleba, Lembata ketika menghubungi media ini Selasa, 12 Juli 2016. Harusnya dengan program Tol Laut ini ujar Nokia, harga-harga barang di pasar lebih murah dari sebelumnya, tetapi kenyataannya justru terbalik.

“Harga barang tetap stabil, tetap sama, bahkan ada barang tertentu mengalami kenaikan. Lalu kalau pemerintah subsidi sehingga harga ongkir lebih murah itu manfaatnya apa? Program ini hanya jadikan kami rakyat kecil sebagai penonton saat pengusaha dagang mendulang kentungan”, ujar Nokia.

Sementara Direktur PT. Nusa Timur Diak, Vigis Koban ketika ditemui dikediamannya, Selasa (12/06/16) membenarkan, harga jasa ongkir Tol Laut lebih murah jika dibandingkan dengan jasa ongkir pada ekspedisi swasta lainnya. Patner ekspedisi Tol Laut di pelabuhan Lewoleba ini mengatakan, perbedaan harga jasa ongkir tol laut dengan perusahaan ekspedisi swasta lainnya diperkirakan mencapai 30 hingga 50 persen.

Namun yang menjadi kendala jelas Vigis, pertama disebabkan karena jalur Tol Laut III memiliki scedulle yang panjang yakni, dari Surabaya-Larantuka-Lewoleba-Sabu-Rote-Waingapu, terus kembali lagi. Rute ini menurut Dia memakan waktu sehingga pengusaha punya cela untuk menggunakan kapal lain yang masuk di Lewoleba. Kedua, berdasarkan Peraturan Presiden nomor 71 tahun 2015, Tol Laut hanya khusus mengangkut Sembako sehingga kapal ekspedisi swasta lainnya tetap memiliki posisi tawar yang tinggi karena bisa mengangkut semua barang sekaligus. Kendala ketiga menurut Vigis, di Lembata belum ada market atau pasar khusus yang memasarkan sembako yang diangkut tol laut.

Terhadap kendala-kendala tersebut, mantan Kapten Kapal ini berpendapat, rute Tol Laut mesti diperpendek agar dapat menjawab permintaan pengusaha terutama pedagang sembako. Berikut, jika pemerintah daerah mampu menciptakan market sendiri misalnya melalui Perusahaan Daerah, maka masyarakat Lembata pasti memperoleh manfaat yakni dapat menikmati sembako dengan harga yang lebih murah.

Di Lembata tegas Vigis, hanya ada satu distributor sembako yang selalu menggunakan jasa tol laut dan harga sembakonya lebih murah dari distributor lainnya yakni toko Naga Mas Lewoleba. Sementara beberapa distributor sembako lainnya enggan menggunakan jasa tol laut karena selain beberapa faktor yang telah dijelaskan, juga akibat termakan isu bahwa menggunakan jasa tol laut akan dikenakan pajak. Padahal isu tersebut tidak benar dan sengaja dihembuskan karena kehadiran tol laut membawa persaingan, tutup Vigis. (Broin Tolok)

 

 

Komentar Anda?

Related posts