Hibrida Bima 19-URI dan 20-URI Berkibar di Oeteta Kabupaten Kupang

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Sebanyak seratusan petani desa Oeteta, Pariti dan Bipolo Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, NTT menjadi saksi kehebatan tampilan jagung hibrida Bima 19-URI dan 20-URI pada saat acara “Temu Lapang Penampilan Hibrida Bima 19-URI dan 20-URI” di desa Oeteta (Kamis, 26/10). Selain dihadiri oleh petani setempat dan wakil petani dari 31 kelompot tani dari tiga desa tersebut, juga dihadiri oleh stake-holder lain, sepertiKepala Dinas Pertanian Kabupaten Kupang yang diwakili oleh Kabid Pertanian, Kabid Produksi Dinas Pertanian Provinsi NTT, Robert Ongo, Camat Sulamu, DanRamil Sulamu, Para Penyuluh Pertanian dari beberapa desa di kecamatan Sulamu, serta para Peneliti BPTP Balitbangtan NTT.

Acara temu lapang dimulai dari panen perdana yang dilaksanakan di lahan petani dan dibuka langsung oleh Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT, Dr. Syamsuddin. Dalam acara yang juga diliput oleh TVRI Kupang ini, telah menampakan perasaan sumringah oleh petani setempat dan juga petani lain yang baru pernah melihat tampilan dari dua hibrida ini. Tampilan yang meyakinkan ini, diekspresikan melalui ukuran tongkol yang besar, berbiji bernas dan rapat, berwrana kuning keemasan yang menggiurkan serta ukuran tongkol yang seragam.  Kehebatan utama dari jenis jagung ini yaitu produktivitas yang mencapai 9,2 ton/ha serta meninggalkan biomass segar lainnya seperti batang dan daun yang bisa digunakan untuk. Produktivitas ini jauh di atas rata-rata produktivitas jagung di provinsi NTT, yang sampai saat ini baru mencapai 2,6 ton/ha, kata Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan, mewakili Dinas Tanaman Pangan NTT, saat memberi sambutan dalam acara ini.

Ditegaskan Syamsuddin bahwa BPTP Balitbangtan NTT siap mendampingi petani kapan saja, terutama dalam mendampingi mengenai teknis budidayanya. NTT harus menjadi provinsi pemasok jagung bagi daerah lain. Dari tampilan kulaitas jagung di lapangan tadi, NTT memiliki kehebatan kualitas lahan untuk memproduksi jagung, dibanding daerah lainnya. Pendampingan saat ini tidak terlepas dari mimpi besar Kementerian Pertanian yang harus berswasembada jagung di tahun depan. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian NTT, dimana dukungan pemerintah pusat terhadap pengembangan tanaman pangan di daerah, baik jagung, padi maupun kedele.

Ekspresi semangat petani juga ditujunkkan oleh camat Sulamu yang berjanji bahwa secara pribadi, ingin juga menaman jagung menggunakan jenis hibrida ini di musim tanam depan. Bahkan disempatkan juga cara menganalisis usahatani jagung dengan berasumsi jika mampu memproduksi sembilan ton dan menjual seharga empat ribu rupiah maka petani akan mendapat penerimaan yang luar biasa.

Untuk diketahui bahwa, lokasi temu lapang ini di desa Oeteta, Kecamatan Sulamu pada lahan kelompok tani Tunggadea. Kelompok tani yang berjumlah 20 orang dengan total lahan pengembangan 25 hektar ini merupakan bagian yang tidak terlepas dari pendampingan BPTP Balitbangtan NTT seluas 750 hektar yang meliputi 31 kelompok Tani dan 725 petani. Petani setempat, sudah biasa dalam usahatani jagung, dan jenis hibrida yang biasa digunakan diantaranya adalah Bisi 2 dan P21. Sedangkan varietas bersari bebas yang digunakan adalah Var. Lamuru. Diakui mereka, bahwa BIMA 19 dan 20 URI adalah jenis jagung yang luar biasa dibanding varietas-varietas yang mereka gunakan sebelumnya. Ungkapan ini terus disampaikan pada saat mereka memberi kesaksian dalam acara ini, juga saat berbincang-bincang dengan mereka.

Hibrida 19 dan 20-URI adalah jagung hibrida yang dihasilkan oleh peneliti Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian. Hibrida ini memiliki keunggulan diantaranya adalah tolrean terhadap kekeringan dan tahan penyakit utama seperti penyakit bulai, karat dan hawar daun, serta tahan rebah akar dan batang. Bima 19 URI berasal dari persilangan antara hibrida silang tunggal G193/Mr14 sebagai tetua betina dengan galur murni Nei9008 sebagai tetua jantan. Hibrida ini tergolong sebagai hibrida silang tigajalur memiliki umur 102 hari dan tingginya mencapai 213 cm. Warna malai kuning  muda dengan semburan jingga, warna biji kuning jingga, jumlah baris pertongkol 14-16, kelobot menutup agak ketat. Potensi hasilnya 12.5 t/ha pipilan kering dengan arata-rata hasil 9.3 t/ha dan bobot 1000 biji 343 g.

Sedangkan Bima 20 URI, adalah persilangan antara hibrida silang tunggal G180/Mr14 sebagai tetua betina dengan galur Nei9008P sebagai tetua jantan. Potensi hasilnya 12.8 t/ha dengan rata-rata 11.0 t/ha kadar air 15 %, dengan bobot 1000 biji 339 g, kata Dr. Evert Hosang, Peneliti BPTP Balitbangtan NTT. (*)

Komentar Anda?

Related posts