Kupang, seputar-ntt – Kamis 4 Februari menjadi hari terkahir Ruben Funay dalam Ziarahnya di bumi ini. Mantan Wakil Bupati Kupang periode 2004-2009 ini telah menuntaskan perjalanan panjang sebagai Suami, ayah, opa sekaligus abdi negara.
Ada kisah ketika memiliki kesempatan mendampingi safari politik bersama Ruben Funay ketika hendak bertarung sebagai Bupati Kupang dalam Pilkada 2009 silam. Mobil Terano hitam yang digunakan pernah terjebak di luasnya kali Nuataus di Kecamatan Amfoang Barat Daya. Saat itu kokok ayam mulai terdengar, tanda fajar menjelang.
Semua panik, hanya Ruben Funay yang duduk di deretan kedua yang tetap melihat dan mencari jalan bagimana supaya keluar dari kali tersebut. Dalam safari itu, tak nampak kelelahan di wajah politik Golkar tersebut. Dia begitu bersemangat saat berkampanye sekalipun pada kahirnya harus takluk saat suara mayoritas rakyat memilih Ayub Titu Eki dan Viktor Tiran.
Kisah lain yang tak pernah dilupakan adalah ketika mobil sudah berada tepat dibawah kaki gunung Fatuleu saat menuju Lelogama. Mobil yang berbadan besar tidak muat dijalan sempit yang sekarang menjadi jalan poros tengah. Disebelah ada jurang dan sebelahnya gunung Fatuleu.
Semua penumpang termasuk Ruben Funay harus bersama-sama menggali pinggiran gunung supaya mobil bisa lewat. Mau balik ke Naikliu, sudah tanggung karna perjalanan sudah lebih dekat ke Lelogama. Selama kurang lebih dua jam dibawah embun pagi kami harus berpeluh membuka jalan dengan mengikis gunung Fatuleu.
Ruben Funay adalah sosok humanis sekaligus tegas dan dikenal akrab dengan awak media. Mantan Ketua DPRD Kabupaten Kupang tahun 1999-2004 ini telah pergi. Meninggalkan jejak dan tapak bagi generasi muda dan juga kasih sayang bagi keluarga. Selamat Jalan Pak Ruben Funay, Bersitirahatlah dalam damai. (joey rihi ga)