Ini Alasan Memilih Paket Solid di Pilkada Sabu Raijua

  • Whatsapp

Seba, seputar-ntt.com – Gong Pilkada serentak telah bergema disetiap sudut di negeri bernama Indonesia. Begitu pula di Kabupaten Sabu Raijua. Wilayah yang berada di selatan nusantara, bersisisan dengan Benua Australia dan menyendiri di tepi Samudera Hindia. Kabupaten yang baru berusia 15 tahun itu akan menggelar pesta demokrasi yang ke empat kalinya untuk memilih siapa yang akan menjadi Ratu Kolo Moto yang akan memimpin negeri peninggalan Hawu Miha itu. Putra-putra terbaik Sabu Raijua yang memiliki tekad untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati di daerah itu telah berkeliling ke setiap sudut pulau untuk bertemu dengan masyarakat. Pada Pilkada pertama, masyarakat Sabu Raijua memilih pasangan Marthen Dira Tome dan Nikodemus Rihi Heke atau Paket Mandiri untuk menjadi bupati dan wakil bupati definitif pertama di Sabu Raijua.

Dari sejumlah bakal calon yang telah menyatakan diri siap untuk berkompetisi merebut kursi bupati dan wakil bupati di Sabu Raijua pasangan Simon Petrus Dira Tome, S.Pd dan Dominikus Dadi Lado, A.Ma. Keduanya adalah anak muda yang lahir dan besar di Sabu Raijua. Yang darah ibu mereka menyatu dengan bumi Hawu Miha. Saat ini, mereka yang sedang mengemban amanat rakyat sebagai Anggota DPRD Kabupaten Sabu Raijua. Simon adalah Wakil Ketua 1 dan Deni sapaan akrab Dominikus Lado adalah anggota Fraksi Demorat di DPRD Sabu Raijua. Keduanya bersepakat untuk mengambil jalan perjuangan bagi kemajuan Sabu Raijua kedepan. Mereka memberi nama Paket Solid untuk pasangan Simon Dira Tome dan Dominikus Dadi Lado. Mereka memilih nama Paket Solid di medan laga Pilkada Sabu Raijua, bukan sekedar sebagai akronim dari gabungan nama mereka namun Solid dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti Kuat, Kukuh dan berotot.

Pasangan Simon Dira Tome dan Dominikus Dadi Lado atau Paket Solid memiliki Visi mewujudkan Sabu Raijua menjadi Kabupaten   Maju, Mandiri, Inklusif dan Kompetitif. MAJU artinya Memiliki Terminologi bahwa Dari Waktu ke Waktu Masyarakat dan Daerah Terus Bergerak Menuju Perubahan dalam Semua Aspek dimana Derajat Kehidupan Masyarakat makin Berkembang dan Meningkat, Tatalaksana Pemerintahan yang Makin Baik, Pemerataan Pembangunan demi Melayani yang tak Terjangkau dan Menjangkau yang tak Terlayani, Ketertiban yang selalu terjaga sehingga terwujudnya Ketentraman dan Kedamaian ditengah Masyarakat sebagimana lazimnya Kehidupan Masyarakat Maju. MANDIRI, Mengandung makna bahwa Pemerintah dan Masyarakat Sabu Raijua tidak boleh menjadi Daerah dan Masyarakat yang hanya menunggu serta mengharapkan belas kasihan atau bantuan dari Daerah lain atau Pemerintah Provinsi dan Pusat, melainkan Pemerintah dan Masyarakat sendiri yang berjuang untuk menyelesaikan persoalannya sebagai mana azas Otonomi Daerah, kecuali dalam menghadapi bencana diluar kemampuan Daerah dan Masyarakat. INKLUSIF, Memiliki makna bahwa Pemerintah dan Masyarakat harus mampu Menggali, Menemukan dan Mengelola sekaligus Mengolah Sumber Daya Alam sebagai Sidik Jari Tuhan menjadi Sumber Penghasilan Daerah dan Lapangan Kerja Baru yang melibatkan seluruh Masyarakat secara Adil untuk mendapatkan Lapangan Kerja dalam Nuansa Merdeka Memilih tanpa Diskriminasi. KOMPETITIF, Bermakna bahwa Daerah dan Masyarakat berjuang memiliki berbagai Komoditi sebagai Produk Unggulan yang memiliki daya saing tinggi dan mampu bersaing dipasar Lokal, Nasional bahkan Internasional demikian juga dalam berbagai aspek kehidupan, Masyarakat dan Daerah mampu Mengejar Ketertinggalan menjadi sejajar dengan daerah maju lainnya. Untuk mewujudkan Visi ini, Paket Solid telah menysun sejumlah misi untuk dilaksanakan di Sabu Raijua lima tahun kedepan. Dalam misi tersebut, Paket Solid memprioritaskan tiga sektor utama dalam membangun Sabu Raijua yakni sektor pertanian, sektor kemaritiman dan sektor industri. Ketiga sektor ini akan digerakkan secara bersama untuk memacu pembangunan ekonomi di Kabupaten Sabu Raijua.

Sebelum Visi dan Misi ini mereka tetapkan, Paket Solid telah dan sedang berkeliling di setiap sudut pulau Sabu dan Raijua untuk memaparkan apa visi dan misi mereka kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Mereka ingin masyarakat harus paham benar apa yang ingin dilakukan untuk Sabu Raijua oleh Paket Solid sebelum mereka menjatuhkan pilihan pada 27 November 2024 nanti di bilik suara. Paked Solid juga ingin mendengar saran dan masukan dari masyarakat sehingga visi-misi yang ditetapkan adalah visi misi Paket Solid bersama rakyat Sabu Raijua.

“Kondisi Sabu Raijua saat ini mendorong saya untuk meninggalkan kursi Ketua DPRD Kabupaten Sabu Raijua, yang mestinya saya harus sudah menjadi Ketua DPRD untuk periode 2024-2029 karena partai Golkar menang Pemilu Legislatif pada Februari 2024 lalu, tetapi karena kondisi Sabu Raijua yang begitu memperhatikan hari ini saya putuskan untuk maju bertarung menjadi Bupati bersama-sama dengan Pak Deny Dadi Lado. Keputusan kami ini tidak datang begitu saja, tidak kami putuskan tanpa mempersiapkan program dan kegiatan secara baik. kami putuskan itu kami sudah memiliki ide dan gagasan, ide dan gagasan ini kami ramu dia sehingga menjadi visi misi

pembangunan Sabu Raijua 5 tahun kedepan. Visi misi ini harus menjadi visi misi kita bersama yang nanti akan diterjemahkan menjadi program dan kegiatan untuk lima tahun masa kepemimpinan kami, jika nanti masyarakat setuju kami mimpin daerah ini. Karena itu, jika ada hal yang misalnya tidak menyentuh kebutuhan masyarakat, bisa disampaikan sehingga visi misi ini nanti kita akan sempurnakan, kita pastikan visi misi yang akan dilaksanakan nanti, akan bisa menjawab seluruh kebutuhan masyarakat Sabu Raijua,” kata Simon Dira Tome saat saat menyampaikan Visi-Misi Paket Solid di acara Peminangan Calon Wakil Bupati, Dominikus Dadi Ladi di Desa Tanajawa, Kecamatan Hawu Mehara pada Selasa, (23/7/2024).

Sektor Pertanian

Simon Dira Tome memaparkan, jika masyarakat memberi kepercayaan kepada dirinya bersama Dominikus Dadi Lado untuk memimpin Sabu Raijua maka untuk sektor pertanian, hal yang akan dilakukan, adalah memfasilitasi seluruh lahan pertanian atau lahan-lahan tidur milik masyarakat. Pemerintah akan memfasilitasi pengolahan dengan alat mesin pertanian (Alsintan), baik tracktor, hand tracktor, Kultivator semua akan diarahkan, untuk membantu pengolahan lahan milik masyarakat, sehingga tidak boleh ada lahan pertanian yang menganggur di Sabu Raijua.

“Ini kita bantu seluruh pengolahan lahan, lalu kita juga menyiapkan bibit, pupuk dan pestisida yang menjadi kebutuhan dasar petani kita. Ini harus kita pastikan bibit, pupuk dan pestisida tepat waktu, harus tersedia di Sabu, tidak boleh menunggu, tidak boleh harus lewat dulu   masa pemupukannya lalu pupuk baru tersedia di tempat kita, itu tidak boleh terjadi. Ini harus kita pastikan tersedia benar. Persoalan yang sering kita hadapi bahwa pupuk ini terjadi kelangkaan di Sabu. Untuk itu cara kita untuk menyelesaikan kelangkaan pupuk di Sabu Raijua, kita akan hadirkan pupuk non subsidi atau pupuk industri, lalu Pemerintah daerah mensubsidikannya, sehingga para petani akan mendapat  pupuk industri tetapi  dengan harga subsidi, dan boleh jadi suatu ketika PADS kita membaik maka saya pastikan petani bukan saja mendapat pupuk subsidi tetapi akan mendapat pupuk garatis” ujar Simon Dira Tome yang juga Ketua DPD II Golkar Sabu Raijua itu.

Simon Dira Tome mengatakan, persoalan lain yang dihadapi masyarakat adalah  Sabu Raijua termasuk daerah semiarid yaitu  musim keringnya jauh lebih panjang dari musim basah dimana musim kering itu berkisar antara sembilan bulan dan musim basah terjadi kurang lebih tiga bulan. Musim basahpun curah hujannya tidak setiap hari, menyebabkan masyarakat seringkali mengalami kesulitan air. Hal itu pula yang membuat para petani akhirnya tidak bisa  menjalankan kegiatan bercocok tanam karena curah hujan sangat terbatas di Sabu Raijua.

“Karena itu pemerintah wajib menempuh  kebijakan dan program yang given atau berterima dengan kondisi alam yang ada, kita tidak bisa lawan kondisi alam, tetapi kita bisa menyesuaikan diri dengan itu. caranya kita bangun embung-embung, baik embung besar maupun embung besar kita bangun, kita siapkan anggaran untuk bangun embung besar dan kecil, kita identifikasi seluruh titik-titik yang menjadi daerah tangkapan air, lalu kita bangun embung besar dan kecil, kita memperjuangkan kembali 6  embung besar dari 10 yang dijanjikan menteri PU yang baru terealisasi 4 buah yaitu Guriola, Marepunoa, Loborui dan Delo  demikian juga dengan bendungan besar Depe  yang juga menteri PU  telah dijanjikan waktu lalu ” papar sosok yang akrab di sapa Mariwu ini.

Untuk menggerakkan sektor pertanian lanjut Simon Dira Tome maka pemerintah akan melakukan rehabilitasi untuk perbaikan embung-embung yang sudah ada. Embung yang sudah rusak akan diperbaiki, lalu embung yang sudah mengalami pendangkalan akan dilakukan pengerukan, supaya curah hujan yang sangat terbatas itu, tidak harus mengalir langsung ke laut, tetapi ada embung yang menampung sehingga air yang tertampung di dalam embung ini, bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pertanian sekaligus terjadi konservasi airtanah. Saya pikir kita semua setuju kalau ikan dilaut tidak butuh air tawar lagi canda Mariwu,  Permerintah harus memastikan bahwa dengan cara ini, maka para petani kita mendapatkan kemudahan-kemudahan

“Lalu peralatan-peralatan mesin pertanian  yang sudah ada di tangan kelompok-kelompok tani yang pernah dibantu pemerintah tetapi telah rusak akan dialokasikan anggaran untuk diperbaiki, sehingga seluruh hand tracktor yang ada di tangan kelompok tani  bisa kembali  dimanfaatkan oleh mereka  untuk mengelola lahan pertanian dan lahan-lahan tidur. Kemudian secara bertahap kita juga akan alokasikan anggaran untuk pengadaan tambahan peralatan dan mesin pertanian yang baru dan dibagi-bagikan kekelompok,” ungkap Simon Dira Tome.

Sektor Kemaritiman

Lantas apa yang akan dilakukan oleh Pasangan Simon Dira Tome dan Dominikus Dadi Lado di sektor kemaritiman jika dipercayakan memimpin Sabu Raijua? Simon Dira Tome mengatakan kesulitan yang dialami oleh masyarakat di sektor pertanian juga dilami masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. Para nelayan di Sabu Raijua terpaksa harus melaut dengan peralatan tangkap seadanya. Bahkan ditengah kesulitan itu masyarakat harus berupaya dengan membuat sendiri sampan untuk menangkap ikan dari pohon yang mereka tebang. Untuk menyelesaikan kesulitan- kesulitan yang dihadapi oleh para nelayan maka pemerintah harus hadir untuk menyediakan peralatan tangkap yang memadai. Pemerintah nanti akan menyiapkan perlatalan seperti jukung, lampara, ketinting, pukat untuk membantu nelayan pesisir.

“Bicara tentang laut dalam, kita sangat terbatas dalam peralatan, bahkan kita tidak memiliki peralatan tangkap yang memadai. Hasil laut dalam ini hanya dinikmati oleh para nelayan dari luar, ada dari Kupang, Buton, Bugis dan Makasar bahkan ada yang dari Jawa. Mereka menikmati hasil laut dalam ini, karena mereka yang memiliki kapal tangkap yang memadai. Kita orang Sabu hanya bangga dengan birunya laut, atau kita bangga bercerita kepada orang lain, bahwa kalau kita berlayar dari Sabu ke Kupang mau kapal besarpun akan goyang. Itu menjadi kebanggaan orang Sabu,  ketika cerita ke orang lain, dia sangat bangga karena laut kita sangat ganas, bangga karena laut kita biru, hanya itu, hasilnya dinikmati oleh nelayan dari luar,” kata Simon Dira Tome.

Karena itu, supaya hasil laut dalam bisa dinikmati oleh masyarakat ungkap Simon Dira Tome, maka pemerintah akan mengadakan kapal tangkap yang sepadan dengan kapal tangkap milik nelayan dari luar. Pengadaan kapal ini menjadi lapangan kerja baru bagi anak-anak di Sabu Raijua yang dulu tamat dari Aksara, terutama jurusannya perikanan kelautan. “Mereka kita pekerjakan di kapal, jadi ini lapangan kerja baru yang sudah kita siapkan bagi anak-anak kita. Laut dalam ini kita eksploitasi dengan cara pengadaan  kapal tangkap tadi. Lalu kita kembali ke Pesisir Ini, seluruh daerah perairan kita, pesisir Ini kita harus garap secara maksimal. Para petani rumput laut hari ini mereka tidak lagi budidayakan rumput laut, karena kerusakan dulu lalu tidak ada lagi bantuan dari pemerintah, maka tali-tali dan patok-patok milik para petani rumput laut , sudah ada di darat semua Tidak ada lagi petani rumput laut yang berusaha. Karena itu, kalau setuju kami pimpin daerah ini, petani rumput laut ini tentu akan kami siapkan berbagai bantuan berupa patok, tali, Waring dan bibit yang baik bagi petani rumput laut, sehingga para petani kembali bekerja lagi tanam rumput laut. Ini untuk budi daya air dangkal,” papar Simon.

Tidak hanya itu, pemerintah juga akan perkenalkan budi daya rumput laut untuk air dalam yang disebut dengan Long Line. Karena ini hal baru bagi masyarakat petani rumput laut di Sabu Raijua, maka pemerintah akan mengirim 10 hingga 20 orang petani rumput laut untuk belajar ke tempat lain yang sudah mengembangkan budidaya dengan sistem Long Line ini. Pemerintah akan mengirim petani rumput laut ke beberapa daerah yang telah menerapkan budidaya dengan sistem long line. Mereka akan belajar di sana dan setelah mereka mengerti betul cara budidaya itu, mereka boleh kembali dan mereka menularkan ilmu itu kepada para petani rumput laut yang ada di Sabu Raijua. Ini cara Paket Solid supaya yang tidak boleh ada lahan yang menganggur, apakah itu air dangkal atau air dalam semua ini akan maksimalkan.

Untuk kawasan pinggiran pantai kata Simon Dira Tome, pihaknya akan memberi akses bagi investor untuk memperluas lahan tambak garam. Minimal lahan garam yang harus jadi di Sabu Raijua bisa mencapai 1000 hektar. Jika ada 1000 hektar lahan tambak garam, dengan asumsi atau perkiraan 10 orang yang bekerja pada satu hektar tambak garam, maka akan ada 10.000 orang anak-anak di Sabu Raijua yang akan memiliki pekerjaan, baik mereka yang punya ijasah atau tidak.

“Jumlah penduduk Sabu Raijua kurang lebih 96 ribu jiwa. Itu sudah termasuk guru, pegawai, perangkat desa lalu pegawai BUMD dan BUMN. Kalau para petani dan nelayan kembali bekerja, ada lahan garam yang kita buka target kita minimal 10.000 orang bekerja, maka kita pastikan tidak ada lagi orang sabu yang harus menganggur atau harus memilih pergi keluar untuk mencari kerja. Hal yang buat kita sakit adalah ketika anak-anak kita yang pergi kerja di luar negeri harus dikirim dalam peti mayat kembali ke Sabu. Ini tidak boleh terjadi, saya kira kita mampu untuk menyiapkan lapangan kerja yang lebih layak bagi anak-anak kita. Itu tugas pemerintah,” tegas Simon Dira Tome.

Sektor Industri

Simon Dira Tome mengatakan jika nelayan pesisir, nelayan air dalam, rumput laut telah maksimal, nelayan dengan kapal tangkap hasilnya melimpah, maka bagaimana dengan pasarnya? Untuk itu kata Simon Dira Tome, jika rakyat yang memiliki kedaulatan memberi mereka kepercayaan maka mereka telah mempersiapkan pasar untuk setiap hasil yang ada di Sabu Raijua. Pemerintah memiliki tugas untuk menyiapkan pasar dan tidak boleh membiarkan masyarakat mencari pasar sendiri.

“Yang pertama, bagi petani dan nelayan pasar tetap yang kita persiapkan itu, adalah pabrik pengalengan ikan di Raijua, ini menjadi pasar tetap. Dalam satu kaleng ikan, itu isinya ikan hanya setengah saja, setengah sisanya adalah bumbu yang sangat sederhana, diantaranya tomat, lombok, bawang merah, bawang putih, kuenter (kertumbar) dll . Itu bumbu yang sudah biasa tanam setiap hari oleh petani kita. Karena itu pabrik pengalengan ikan ini menjadi pasar tetap, baik bagi para nelayan maupun para petani. Bisa bayangkan kalau dia 50-50 di dalam satu kaleng, kalau produksi satu hari 5000 kilo saja atau 5 ton, maka bumbu itu harus kita siapkan 2500 kg,   demikian dengan ikannya 2500 kg .

Supaya tidak susah sebagai petani, karena pabriknya kita bangun di Raijua maka kita akan buat kerjasama dengan pabrik, dari pabrik secara periodik datang timbang bawang, tomat dan lainnya di kebun kita. Kita cukup tunggu di kebun, subuh kita bekerja sebagai petani, kita siram, pagi kita menjadi bendahara, karena dari pabrik transaksi di kebun kita. Itu yang kita sebut petani harus jadi raja di dalam kebunnya. Ini pasar tetap bagi petani dan nelayan, kemudian pasar bagi petani rumput laut ini juga menjadi pertanyaan. Tadi kita sudah kembangkan sampai sistem Long Line, bagi petani rumput laut kita juga akan siapkan pasar tetapnya,” ungkap Simon.

Simon Dira Tome menegaskan, pabrik pengolahan rumput laut dan pabrik air minum dalam kemasan yang dibangun di Sabu Timur dibiarkan tidak beroperasi oleh pemerintah. Padahal kedua pabrik itu sudah dibangun dengan uang yang cukup besar dan telah berproduksi. Sayangnya, ketika Bupati Marthen Dira Tome bermasalah hukum, nasib keduia pabrik itu seperti dibiarkan terlantar. Pabrik rumput laut yang sempat beroperasi dan telah membuka  lapangan kerja bagi ratusan  orang, pada akhirnya harus ditutup. padahal pabrik pengolahan rumput laut ini menjadi pasar tetap bagi hasil produksi rumput laut di Sabu Raijua. Kondisi pabrik rumput laut yang sementara menganggur ini telah memberikan kerugian besar bagi daerah. Untuk itu jika Tuhan berkenan dan rakyat memberi kepercayaan maka Simon Dira Tome memastikan, mesin pabrik pengolahan rumput laut dan pabrik air dalam kemasan di Sabu Timur akan segera menderu dan menghasilkan bagi Sabu Raijua.

“Karena pabrik pengolahannya tidak lagi beroperasi maka petani rumput laut tidak punya pasar tetap, yang kedua masyarakat tidak bisa menikmati air yang lebih sehat  dari pabrik air minum dalam kemasan (AMDK) itu, dan ketiga yang paling penting kalau kita kehilangan lapangan kerja. Harusnya kalau pabrik bisa beroperasi maka akan ada 1000 sampai 1200 orang anak-anak kita yang memilih menjadi pegawai di pabrik. Ini kerugian besar dan luar biasa bagi daerah kita. Kami janji kalau diberi kepercayaan oleh masyarakat, maka dalam 100 hari kerja 2 pabrik ini sudah harus beroperasi, karena saya ingin ketika saya memimpin dalam 100 hari kerja itu lapangan kerja sudah terbuka, pasarnya sudah tersedia bagi petani rumput laut, lalu semua masyarakat Sabu Raijua  sudah bisa menikmati air yang lebih higienis. Kehadiran  pabrik rumput laut  akan menstabilkan harga rumput laut milik petani, tidak boleh lagi para pedagang rumput laut memainkan harga ditingkat petani. Sebentar saja dia taruh dengan harga tinggi, lebih dari itu dia akan tawar harga rumput laut ini sampai dibawah Rp 5.000, ini tidak boleh, kita akan tetapkan harga terendahnya, sehingga para petani yang tidak dirugikan, ini harus jalan kembali .

Demikian dengan air kemasan harus segera beroperasi, hasil produksinya berupa gelas, botol dan galon. Dalam rencana kita dari produk air mineral dalam  kemasan ini, galon   akan distribusikan kesemua Balai Desa, supaya masyarakat bisa lebih mudah untuk mendapatkan air yang lebih sehat dan higienis. Masyarakat bisa membelinya di balai desa,  Bagi orang-orang tua kita yang sudah tidak mampu lagi, sudah tidak berdaya untuk bekerja lagi, pada mereka kita akan berikan Cuma-Cuma air galon itu. Sehingga masyarakat benar-benar bisa menikmati air yang lebih higienis. Air kita ini kualitasnya setara dengan Aqua, kita semua tahu harga aqua beda dengan harga air kemasan merk lain. Kalau di Kupang air galon Aqua harga 35.000-37.500, di Sabu karena kita punya pabrik sendiri, maka kita tidak perlu harganya sama dengan aqua, kita tekan harganya serendah mungkin yang penting bagi kita, semua masyarakat bisa menikmati air yang lebih sehat tadi,” papar Simon Dira Tome.

Bangun Bank Sampah di Liae dan Pabrik Plastik di Mehara

Simon Dira Tome melanjutkan, jika pabrik air minum dalam kemasan dan pabrik rumput laut sudah beroperasi, maka dari dua pabrik ini akan menghasilkan limbah. Jika limbah pabrik tidak dikelola secara baik maka tentu akan mencemari lingkungan. Untuk itu, Paket Solid sudah menyiapkan strategi bagimana mengolah limbah itu menjadi bermanfaat bagi masyarakat. Limbah dari pabrik rumput laut akan olah menjadi pupuk organik cair (POC) yang berkualitas tinggi. Dengan demikian, maka pupuk ini dipastikan tersedia cukup di pasar dan harganya lebih terjangkau oleh para petani.

Demikian juga dengan limbah dari pabrik air mineral dalam kemasan. Limbah berupa gelas maupun botol plastik bekas minum atau galon yang pecah. Jika tidak diolah maka Ini akan menjadi limbah, yang tentu akan mencemari lingkungan. Karena itu, kita siapkan satu unit bank sampah yang rencananya kita harus bangun di Kecamatan Liae, Tempat untuk kumpulkan limbah itu. “Di Bank Sampah ini, ada anak-anak kita mungkin yang rajin untuk kumpulin ini gelas dan botol, setelah mereka kumpulkan bisa dibawa ke bank sampah itu bisa ditukar dengan uang atau beras, tergantung pilihan kita nanti. Nanti di bank sampah limbah plastik ini akan diolah, di bank sampah ini bukan hanya plastik, juga yang besi-besi bekas dikumpulkan, tukar dan timbang. Khusus limbah plastik disana akan diolah lagi menjadi biji dan serat plastik, yang merupakan bahan baku pembuatan karung plastik atau terpal,” ungkap Simon Dira Tome.

Simon Dira Tome mengatakan, dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat Sabu Raijua akan karung plastik yang sangat tinggi untuk pengarungan garam, menampung berbagai hasil pertanian seperti padi, jagung, kacang tanah, kacang hijau dan sorgum, maka pemerintah akan membangun satu pabrik lagi, yakni pabrik pembuatan karung plastik. Untuk pabrik pembuatan karung plastik tempatnya sudah disiapkan di Kecamatan Hawu Mehara. Dulu pada periode kedua Bupati Marthen Dira Tome telah merencakan pabrik pembuatan karung plastik itu dan telah menyiapkan anggaran puluhan miliar untuk membangun. Hal itu tidak terpenuhi karena Marthen Dira Tome bermasalah hukum dan pemerintah dibawah kendali Nikodemus Rihi Heke tidak lagi melanjutkan itu sekalipun termuat dalam misi Paket Mandiri.

“Ini pabrik kalau sudah beroperasi, akan menjawab kebutuhan kita akan karung plastik, disamping itu menjadi lapangan kerja baru bagi anak-anak. Apakah mereka tamat SMA/SMK, mereka bisa memilih lagi bekerja di pabrik itu. Ini upaya kita untuk menyiapkan lapngan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat sabu raijua. Tentu menjadi pertanyaan, bicara membangun pabrik yang sangat mahal ini, uang dari mana ? daerah ini mampu tidak membangun pabrik yang begitu banyak. Dua pabrik sudah tersedia dan kita tinggal lanjutkan untuk berproduksi. Tinggal pabrik pembuatan karung plastik dan pabrik pengalengan ikan yang akan dibangun jika masyarakat memberi kepercayaan kepada Pasangan Simon Dira Tome dan Dominikus Dadi Lado untuk memimpin Sabu Raijua kedepan.

Simon Dira Tome menegaskan membangun suatu daerah tidak hanya ada di pundak pemerintah semata. Tidak pula hanya menunggu dan menggunakan dana dari pemerintah pusat saja. Tanggung jawab dalam membangun satu daerah itu ada pada pemerintah, swasta dan masyarakat. Itu yang dikenal dengan three partid. Tiga unsur itu sama-sama memiliki tanggung jawab untuk membangun daerah. Karena itu, untuk mensukseskan seluruh sektor industri akan bangun kerjasama yang baik dengan swasta, tanpa menggunakan uang dari kas daerah. “Caranya sederhana, kita ciptakan iklim investasi yang baik, supaya investor yang punya uang mau datang ke Sabu Raijua, karena percaya pada pemerintahnya. Dia datang ke Sabu bawa uangnya, sama-sama bangun Sabu. Jadi kalau ada orang bertanya omong tinggi-tinggi uang dari mana ? cara kita itu. Tidak harus pakai uang dari saku bupati atau wakil bupatinya, ada orang lain juga yang punya tanggung jawab untuk sama- sama bangun daerah ini,” papar Simon Dira Tome.

Persoalannya lanjut Simon Dira Tome, apakah investor yang hendak menenam investasinya percaya atau tidak dengan bupatinya. “Kalau bagi orang lain mereka tidak percaya, tapi bagi kami orang percaya bahkan sudah pada posisi antri, dia mau datang ke Sabu. Hari ini, lahan-lahan garam ini sudah ada dua orang yang sementara bekerja di Sabu, itu bukan karena percaya kepada pemerintah, karena percaya kepada kami, dua orang ini. Tinggal lagi yang mau kerja pabrik-pabrik ini, mereka masih menanti selesai Pilkada mereka itu sudah siap datang kalau nanti kami terpilih jadi Bupati dan Wakil Bupati Sabu Raijua. Tiga sektor yang menjadi unggulan jika kerjakan, maka persoalan Sabu Raijua sudah tuntas, tidak ada masalah lagi soal kemiskinan dan lapangan kerja. Ini lebih dari cukup untuk menyelesaikan persoalan Sabu Raijua,” pungkas Simon Dira Tome.

Bidang Pendidikan dan Kesehatan

Disamping tiga sektor unggulan untuk kita menyelesaikan masalah di Sabu Raijua, ada bidang- bidang lain yang juga menjadi perhatian pemerintah kedepan. Pertama bidang pendidikan, menjadi kewajiban pemerintah daerah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sabu Raijua. Untuk itu, pemerintah akan mendorong guru-guru mengambil gelar sarjana bagi mereka yang belum bergelar sarjana sehingga semua guru yang ada di Sabu Raijua harus bergelar sarjana karena itu tuntutan UU. Pemerintah akan mendorong para guru untuk kuliah di Universitas Terbuka. Dengan demikian maka mereka tidak perlu meninggalkan Sabu Raijua karena kuliahnya dengan sistem jarak jauh. Para guru juga akan didorong untuk mengikuti kursus-kursus, sehingga kualitas guru dalam mengajar akan lebih baik dan berdampak pada peningkatan mutu anak-anak didiknya.

“Bagi siswa-siswa yang duduk di bangku SD, SMP atau SMA/SMK yang berprestasi, dan berasal dari keluarga kurang mampu, kita memberikan penghargaan berupa tabungan pelajar. Sedangkan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, yang berprestasi dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, kita juga menyiapkan beasiswa pendidikan. Lalu semua sekolah akan kita lengkapi, sekolah yang belum memiliki sarana laboratorium, perpustakaan akan kita alokasikan anggaran, kita bangun lengkapi semuanya, sehingga sekolah memiliki fasilitas yang lengkapdan anak-nak bisa belajar dengan nyaman, dan kita pastikan pendidikan daerah ini akan meningkat sangat baik,” jelas Simon Dira Tome.

Untuk bidang kesehatan papar Simon Dira Tome, pemerintah akan berkonsetrasi bagaimana meningkatkan atau menaikkan status rumah sakit, dari type D ke Tipe C yang ada di Sabu Raijua. Kenapa ini harus didorong secepatnya, karena di rumah sakit tipe D yang ada di Sabu Raijua ini baru memiliki satu orang dokter spesialis anak. Karena itu, untuk tindakan-tindakan medis dengan penyakit tertentu, tidak bisa dilakukan di rumah sakit di Sabu Raijua. Sering kali masyarakat Sabu Raijua yang sakit, harus dirujuk sampai ke Kupang, Sumba atau Maumere. Tidak jarang, pasien belum sampai rumah sakit rujukan sudah meninggal di tengah laut. Hal ini menimbulkan beban tersendiri bagi keluarga yang mengalami kedukaan. Karena itu, Paket Solid akan mendorong secepatnya Rumah Sakit di Sabu Raijua statusnya bisa berubah dari tipe D mejadi tipe C.

Untuk menaikkan status tipe rumah sakit kata Simon Dira Tome, syaratnya juga tidak berat-berat amat dan bisa dilakukan oleh pemerintah. Syarat sebuah rumah sakit tipe C adalah harus memiliki empat orang dokter spesialis dasar ditambah satu penunjang. Dengan demikian maka akan ada lima  dokter spesialis. Tinggal pemerintah melengkapi seluruh fasilitas kesehatannya. “Kita siapkan anggaran, kontrak dokter ahli dari luar, sambil kita kasih sekolah dokter umum yang ada di Sabu Raijua, untuk ambil spesialisnya. Sehingga ketika dokter yang kita kontrak tadi selesai kontraknya, kita harapkan dokter yang dikirim sekolah sudah selesai spesialisnya, akan kembali mengabdi di Sabu Raijua. Demikian juga dengan Puskesmas Puskesmas kita akan lengkapi seluruh peralatan medisnya, dan lengkapi tenaga-tenaga medisnya di semua Puskesmas. Lalu untuk pelayanan kesehatan yang lebih mudah, maka kita siapkan satu program yakni Rumah Sakit Tanpa Dinding (hospital withouth wall), agar pelayanan lebih fleksibel kepada seluruh masyarakat Sabu Raijua,” jelas Simon.

Bidang Budaya

Simon Dira Tome mengatakan, Sabu Raijua memiliki budaya yang tidak dimiliki oleh daerah lain, sehingga budaya juga menjadi perhatian Paket Solid. Kedepan pemerintah menginginkan agar seluruh situs-situs budaya akan dipugar, dikembalikan keasliannya. Para pemangku adat didorong untuk tetap melakukan ritual-ritual, yang memang mesti dilakukan disetiap situs adat tadi sesuai dengan waktu atau kalender adat di masing-masing wilayah.

Pemerintah akan menyiapkan kalender budaya lalu diperkenalkan lebih luas tentang budaya Sabu Raijua, kepada daerah lain di NTT ataupun diluar NTT. “Kalau satu waktu sudah dikembalikan keaslian budaya kita, kita akan jual ini menjadi tujuan wisata di Sabu Raijua, sehingga ada wisata budayanya, ada wisata baharinya ada wisata alamnya, tapi ini semua harus dipersiapkan secara baik, untuk jual menjadi daerah wisata ini maka kita persiapkan seluruh sarana penunjang di objek- objek wisata yang ada. Disamping itu kita juga akan kerjasama dengan investor supaya ada investor yang mau bangun Hotel atau rumah makan, lalu kita akan dorong secepatnya bandara di Eilode segera dibangun, sambil kita benahi pelabuhan laut kita. Setelah semua ini siapkan secara baik, akan terjadi ledakan kunjungan wisata ke daerah kita, yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat kita,” kata Simon.

Simon Dira Tome juga berjanji, akan menghidupkan kembali industri-industri rumah tangga maupun industri kecil ataupun menengah. Semua akan dikembangkan, sehingga masyarakat yang memiliki keterampilan. Khusus untuk yang punya keterampilan menjahit atau pekerjaan tangan, akan didorong menjadi Semi Industri. Yang menjahit akan tumbuh industri garment , orang-orang yang punya keahlian menjahit bisa menjadi pegawai di garment itu. Demikain dengan pertukangan, dia harus tumbuh menjadi industri meubeler, sehingga ada orang-orang yang punya ketrampilan dibidang meubeler mereka memilih menjadi pegawai di industri meubeler.

“Lalu semua perbengkelan didorong untuk bertumbuh lebih besar. Anak-anak yang punya keterampilan perbengkelan tidak boleh hanya kerja tambal ban dan ganti oli. Mereka harus lebih besar lagi nanti usahanya. Supaya ini semua bisa jalan, kita akan keluarkan satu kebijakan, yaitu melarang semua pembelian seragam, olah raga anak PAUD anak TK anak SD anak SMP, pakaian dinas pegawai tidk boleh beli di luar, semua harus pesan di garmen yang ada di Sabu Raijua. Begitu juga meubeler seklah-sekolah, baik kursi, meja kantor-kantor tidak boleh lagi pesan dari luar Sabu, tapi harus pesan di meubeler yang ada di Sabu. Lalu yang punya keterampilan perbengkelan, kita larang service motor mobil atau mobilnya di luar, semua untuk servisnya bengkel yang ada. jadi

cara kita supaya ini semua bisa hidup,” ujarnya.

Khusus untuk sentra produksi pandai besi yang ada di Desa Mehona, pemerintah akan hidupkan kembali. Orang-orang yang punya keterampilan membuat pisau dan parang, akan dikumpulkan untuk bekerja di tempat itu. Bukan hanya pisau dan parang, tetapi juga didorong untuk membuat pacul bagi kebutuhan petani. “Bahwa seluruh petani sudah menggunakan handtraktor untuk mengolah lahannya, tetapi pacul juga tidak bisa ditinggalkan, karena ada tempat-tempat tertentu, misalnya di pematangnya yang tidak bisa dijangkau oleh handtraktor , pacul tetap dibutuhkan. Ini kita tidak perlu beli dari luar, karena orang Liae punya ketrampilan lebih untuk membuat hal-hal seperti itu, buat pisau dan parang bisa, buat pacul yakin bisa. Kita sepakati saja merek apa, atau pakai kata sandi, sentra produksi yang kita punya di Mehona. Kita juga akan buat ember plastik atau gantungan baju agar dibuat di Liae, kita dorong semua menjadi industri. Karena daerah kita potensial untuk menjadi daerah industri. Semua kita dorong untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Sabu Raijua, jangan lagi kita menyandang status daerah miskin, miskin karena pertumbuhan ekonomi, bukanya melambat, tapi tidak jalan sama sekali.

Hal lain yang harus diperhatikan kedepan kata Simon Dira Tome, anak-anak yang mengabdi sebagai tenaga honor atau kontrak di puskesmas atau sekolah. Mereka mengabdi sampai hari ini, tapi belum menjadi pegawai P3K. Pemerintah akan perhatikan kesejahteraannya, intensif akan ditetapkan minimal Rp 2 juta. Demikian juga dengan perangkat desa dan BPD semua akan diperhatikan kesejahteraannya, sehingga semua orang dia akan bekerja dengan sukacita, karena memiliki penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

“Bagi para Hansip atau Limas menjadi perhatian kita. Hansip atau Linmas dipakai tenaganya satu kali dalam lima tahun, kalau Pemilu saja mereka dipanggil latihan baris berbaris, lalu kasih pakaian dinas, topi dan boneng. Bagi Hansip ini sebuah kebanggan, tapi upahnya hanya Rp 750 ribu dalam lima tahun. Karena itu, Hansip juga menjadi perhatian. Kita akan siapkan regulasinya atau aturannya supaya para Hansip ini bekerja paruh waktu, sama dengan perangkat desa lainnya, begitu juga dengan upahnya setiap bulan. Ini semua tidak luput dari perhatian kami. Saya dan pak Deny sudah menyiapkan secara baik, Bagaimana program dan kegiatan yang bisa menjawab seluruh kebutuhan masyarakat Sabu Raijua,” ujar Simon.

Salah satu program yang juga akan dijalan oleh pasangan Simon Dira Tome dan Dominikus Dadi Lado jika terpilh menjadi bupati dan wakil bupati adalah program sumbangan Duka Wafat. Pemerintah akan siapkan dana abadi yang dititipkan di setiap desa dan kelurahan. Kalau ada warga yang meninggal dunia, dana abadi ini diambil Rp 5 juta diberikan kepada keluarga yang mengalami kedukaan, sebagai sumbangan duka.

“Semua kita lakukan, sekali lagi kita lakukan untuk bisa menyelesaikan masalah Sabu Raijua, masalah miskin dan lapangan kerja tadi ini semua kita pastikan program kita berjalan, tidak harus 5 tahun tapi masuk tahun ketiga sudah tuntaskan masalah di Sabu Raijua. Kita pastikan tidak boleh sampai 5 tahun, dua tahun kita memimpin masalah Sabu Raijua sudah tuntas. Bagi masyarakat yang sudah mendengar gagasan, visi misi serta telah menetapkan hati untuk menjadi Sahabat Paket Solid, maka ajaklah suami, istri, anak-anak tetangga atau kerabat untuk sama-sama dukung dan memenangkan paket Solid, pasangan Simon Dira Tome dan Deni Dady Lado. Sampaikan kabar baik ini, visi misi yang didengar tadi, bahwa bersama Paket Solid akan melihat Bumi Baru dan Langit Baru di Sabu Raijua,” pungkas Simon Dira Tome. (Joey Rihi Ga)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *