Kabinet Prabowo-Hatta Diisi 30 Persen Perempuan

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt – Keberpihakan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa kepada perempuan tak diragukan lagi. Pasangan ini menyatakan siap mengakomodir 30 persen perempuan dalam kabinetnya ketika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden.

Hal ini disampaikan Bianti Djiwandono, istri dari Gubernur Bank Indonesia 1993-1998 Sudrajat Djiwandono yang juga kakak sulung capres Prabowo Subianto. Sudrajat bersama sang istri melakukan roadshow ke NTT sejak Rabu (25/6/2014). Keduanya juga akan melakukan safari politik ke Kabupaten Nagekeo, Ngada, Ende dan Manggarai.

Di Kupang, Sudrajat dan istri bertemu para pimpinan koalisi Merah Putih NTT, pengurus organisasi sayap Partai Gerindra, yakni Perempuan Indonesia Raya (PIRA), Kristen Indonesia Raya (KIRA) dan Gerakan Muslim Indonesia Raya (GEMIRA) serta relawan Forum Rakyat Pendukung Prabowo-Hatta. Pertemuan terbatas ini berlangsung di Hotel T-More, Jalan Frans Seda, Kupang, petang kemarin.

Bianti mengatakan, Prabowo-Hatta bertekad memajukan kaum perempuan Indonesia ke depan. Oleh karena itu, keduanya siap mengakomodir 30 perempuan dalam anggota kabinet. Saat ini, PIRA pun sedang mengidentifikasi perempuan-perempuan terbaik Indonesia dan akan diusulkan kepada Prabowo-Hatta.
“Kita identifikasi tidak saja dari parpol koalisi tapi memilih perempuan-perempuan terbaik di mana saja dan dari mana saja di seluruh Indonesia,” tegas Bianti.

Bianti juga menjelaskan soal latarbelakang keluarga Djojohadikusumo. Ia menyebutkan, mereka adalah keluarga yang pluralis. Prabowo yang adalah anak ketiga dari empat bersaudara beragama muslim. Dua kakaknya, yakni Biantiningsih dan Maryani beragama Katolik. Sedangkan adik bungsunya Hashim Djojohadikusumo beragama Kristen. Mereka berempat lahir dari rahim seorang ibu dari Manado dan beragama Kristen. “Kami sekeluarga sejak dahulu sampai sekarang tetap rukun dan bahagia dan saling menghargai perbedaan kami,” ujarnya.

Menurut Sudrajat, keluarga yang pluralis itu membuat sosok Prabowo sangat pluralis dan nasionalis. Ia meyakini isu-isu yang mendiskreditkan Prabowo tentang suku, agama dan ras sudah terbantahkan. “Ada yang mengatakan partai-partai muslim mendukung Prabowo sehingga akan berbahaya bagi agama minoritas. Saya katakan tidak mungkin Prabowo akan mendiskriminasi agama-agama tertentu karena dia dari keluarga yang sangat pluralis,” kata Sudrajat.

Professor di Nanyang Technological University ini juga menyebutkan adanya fitnah bahwa Prabowo akan mendiskriminasi warga keturunan Tionghoa. Fitnah ini merebak sebelum pemilu legislatif. “Tapi masyarakat tahu bahwa Prabowolah yang membawa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ke DKI menjadi Wakil Gubernur. Ini bukti Prabowo sangat pluralis,” kata Sudrajat.

Sudrajat juga menyayangkan fitnah kepada Prabowo terkait kerusuhan Mei 1998, penembakan mahasiswa Trisakti hingga isu pemecatan Prabowo dengan tidak hormat. Soal dalang kerusuhan Mei 1998, kata Sudrajat, perlu ditelusuri alasan Wiranto dan semua pimpinan TNI yang meninggalkan Jakarta hanya demi acara seremonial penggantian salah satu koamndan di jajaran Kostrad di Malang, Jawa Timur.

Jadi saat pecah kerusuhan Wiranto dan pimpinan TNI lainnya tidak ada di Jakarta. “Padahal sudah berulang-ulang kali Prabowo sampaikan ke Wiranto bahwa tidak boleh meninggalkan ibukota karena dalam keadaan darurat,” tandas Sudrajat.

Selanjutnya, soal kasus Trisakti, menurut dia, berdasar hasil uji balistik bahwa peluru yang digunakan berasal dari senjata sniper milik Gegana (Polri) bukan senjata otomatis yang dipakai pasukan Kopassus. Dengan demikian, keterlibatan Prabowo dalam kasus Trisakti terbantahkan. Demikian juga soal isu penculikan, dimana mahasiswa yang diamankan Tim Mawar semuanya selamat dan telah kembali. Dan, dalam persidangan di Mahkamah Militer, para anggota Tim Mawar mengaku diamankannya para aktivis itu bukan atas inisiatif Prabowo Subianto.

“Jadi yang selama ini dihembuskan ke publik sekedar fitnah tanpa bukti. Soal pemecatan, kita tahu bahwa sampai hari ini Pak Prabowo masih terima gaji pensiun dan menggunakan pangkatnya Letnan Jenderal. Artinya dia diberhentikan dengan hormat. Yang digembar-gemborkan itu hanyalah fitnah untuk menjegal Prabowo,” tambah Sudrajat.

Pertemuan terbatas yang digelar petang kemarin dihadiri Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta NTT, Esthon Foenay, para anggota DPRD NTT dari parpol koalisi Merah Putih dan tokoh-tokoh masyarakat seperti Gaspar Parang Ehok, Frans Kato dan Alex Ninu. Ratusan relawan Prabowo-Hatta juga turut hadir dalam pertemuan itu. (Prabowo-Hatta Media Center)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *