Kupang, seputar-ntt.com – Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Kupang, Obed Kadji mengaku, dalam pengelolaan masalah persampahan di Kota Kupang tidak mencapai target disebabkan mulai tingginya kesadaran dari masyarakat dalam membuang sampah.
“Dulunya banyak orang gensi untuk memilih sampah plastik di dikota ini, namun begitu sampah plastik seperti botol dan gelas plastik mulai memilki nilai ekonomis kini mulai banyak sekali orang yang mengumpulkan sampah plastik ini.Kita lihat masih pagi hari saja sudah ada orang dengan motor dan bahkan grobak mulai men ari sampah plastil di TPS yang dibuang warga, sehingga dalam pengkutan sampah mengalami penurunan,” jelas Obed Kadji kepada wartawan di kantornya, Selasa (23/5), saat dimintai tanggapan soal tidak mencapainya target pengelolaan sampah ( sampah terangkut).
Karena sebelumnya sesuai hasil kajian Fraksi Gabungan Kebangkaitan Indonesia, dilihat pada misi ke empat pengelolaan sampah (sampah terangkut) sesuai RPJMD 75 persen, sementara pada idikator kinerja tahun 2012 mencapai 94, 36 persen dan kinerja di tahun 2016 yakni 44,5 persen.
Menurut Obed, dengan mulai banyak orang memilih sampah plastik tersebut, maka tentunya sudah ada pemilihan yang dilakukan oleh mereka yakni sampah plastik dan sampah organi untuk dibuat pupuk kompos, maka sampah sebelumnya 600 akan berkurang menjadi 300 yang dimafaatkan oleh mereka, sehingga dalam pengakutan hanya 300 saja.
“Dengan adanya pemilahan dan panfaatan sampah ini maka tentunya ada pengurangan dalam pengangkutanya,sehingga itu yang membuat ukuran kinerja mangalami penurunan yang diakibatkan sudah adanya kesadaran masyarakat yang tinggi tersebut, ” kata Obed.
Obed mengaku, dalam pengelolaan sampah ini, sesuai hasil pantauan lapangan dalam pembakaran sampah juga semakin kecil yang diakibatkan dari tingkat kesadaran masyarakat akan kegunaan sampah untuk dijadikan nilai ekonomi sudah cukup baik.
“Dalam pengangkutan sampah yang dilakukan oleh dinas perhari secara rutin dilakukan dua kali yakni pagi dan sore dan bahkan bisa tiga kali karena ada sampah di lokasi pengakutan yang meluber sehingga proses pengakutan pun harus dilakulan lagi guna semua terangkut dengan baik sampah tersebut,” ungkap Obed.
Oleh karena itu, dengan sudah adanya kesedaran masyarakat yang mulai meningkat ini, sebagai instansi teknis yang menengani masalah persampahan di kota ini sangat mendukungnya. Namun tentunya tinggal bagaiaman peran kelurahan lebih tingkatkan memberikan himbauan kepada masyarakat dalam membuangnya, karena TPS bukan dijadikan tempat buang sampah seperti binatang mati juga dibuang di TPS tersebut tapi harus di pilah.
” Dalam pengelolaan sampah ini dilihat penanganan sudah mulai dari hulu, karena sudah tingginya kesedaran masyarakat dalam memilah sampah-sampah tersebut,” kata Obed. (riflan hayon)