Kampanye di Lamalera, Nae Soi Sebut Tradisi Berburu Ikan Paus Tetap Lestari

LAMALERA, seputar-ntt.com – Tradisi penangkapan atau berburu ikan paus yang diwariskan turun-temurun di Lamalera, Lembata, masih terganggu dengan upaya konservasi yang masih terus dikampanyekan. Pernah heboh dan nelayan Lamalera menolak keras, tapi belakangan masih digulirkan. Karena itu, Cawagub Nae Soi menjamin tradisi leluhur ini akan tetap dilestarikan dan tidak boleh dihilangkan.

“Tradisi penangkapan ikan paus yang adalah warisan leluhur ini tidak ada duanya di dunia. Hanya ada di Lamalera. Karena itu, tidak boleh ada larangan apalagi menghilangkan. Saya bersama Viktor akan serius dan komit menjaga tradisi ini. Seharusnya UU sesuaikan dengan tradisi dan budaya,” kata Josef Nae Soi saat kampanye dialogis di Lefo Lamalera, Kecamatan Wulandoni, Minggu (22/4).

Penasehat Menteri Hukum dan HAM ini mengatakan, sudah saatnya pemerintah memberikan perhatian serius terhadap destinasi wisata unggulan ini. Sebab, budaya ini unik dan tidak ada duanya di dunia. “Saya harap nelayan Lamalera tidak khawatir. Saya akan bicara dengan Menteri Kelautan Susi Pujiastuti soal ini. Ini budaya unik yang harus terus dilestarikan,” tegas mantan anggota DPR RI dua periode ini.

Nae Soi juga menyatakan sangat prihatin dengan jalan menuju Lamalera yang seakan berjalan diatas pucuk gelombang. “Gimana jalan ke destinasi wisata dunia tapi jalannya sangat memprihatinkan. Saya yang baru lewat saja sudah merasa badan sakit, apalagi bapa ibu yang setiap hari melintasi jalan sengsara itu,” katanya.

Karena itu, ia memastikan jika pada 27 Juni 2018 nanti masyarakat Lamalera memberikan mandat dan kuasa kepada Victory-Joss, maka dalam waktu tiga tahun jalan ini sudah tuntas. Kalau jalan ini non status, maka saya akan bicarakan dengan Menteri PU agar menjadi jalan provinsi sehingga segera diaspal,” kata politisi Golkar ini.

Nae Soi juga menjelaskan niatnya bersama Cagub Viktor Laiskodat kembali ke NTT. “Kami tidak pulang ke NTT untuk mencari jabatan. Kami hanya ingin mengabdi dan membawa perubahan bagi NTT. Kami malu dengan predikat NTT yang selaku dikategorikan provinsi termiskin, terbodoh dan terkorup. Kami mau menghilangkan stigma itu agar NTT bisa bangkit dan sejahtera,” tegasnya.

Hal senada juga ditegaskan Jurkam Honing Sani dan Kristo Blasin. Honing meminta Victory-Joss agar meyakinkan pemerintah pusat dan juga dunia bahwa tradisi berburu Paus di Lamalera ini difasilitasi secara serius agar tidak meresahkan para nelayan.

“Hanya ada dua hal yang harus difasilitasi secara serius yakni jalan dan nelayan Lamalera tidak lagi diresahkan dengan masalah konservasi. Saya yakin Victory-Joss bisa memfasilitasi ini. Jadi pilihan kita hanya Victory-Joss” kata Caleg DPR RI 2019 Dapil NTT 1 dari Partai Golkar ini.

Kristo Blasin juga mengatakan, tradisi penangkapan ikan paus yang unik ini tidak boleh punah. Dari tradisi ini, Lamalera melahirkan banyak orang hebat bagi gereja, bangsa dan negara.
“Agar tradisi ini tidak punah, kita butuh pemimpin seperti Victory-Joss yang berani membuat terobosan dan perubahan di NTT termasuk di Lamalera ini. Mari kita berikan mandat itu kepada mereka pada 27 Juni nanti,” kata mantan Wakil Ketua DPRD NTT ini.

Jurkam Johanes Derosari dalam orasinya mengatakan, ketokohan Viktor dan Nae Soi sudah tidak bisa diragukan. Apalagi mereka telah selesai dengan diri sendiri dan tidak pernah disebut namanya terlibat korupsi. “Ini saatnya mereka
menunjukan kepedulian kepada masyarakat NTT. NTT butuh pemimpin berani dan punya networking seperti Victory-Joss. Mari kita menangkan Victory-Joss agar bisa sembuhkan semua penyakit kronis yang ada di NTT,, terutama masalah air, jalan dan listrik,” ajak Wakil Ketua DPRD Lembata ini.

Kunjungi Enam Titik

Cawagub Nae Soi bersama tim kampanye tiba dari Kupang pukul 12.30 Wita, dan diterima oleh Wakil Bupati Lembata, Thomas Langoday di Bandara Wunopito.
Dari Bandara, rombongan langsung bergerak ke titik kampanye di Lefo Lamalera. Namun dalam perjalanan
Cawagub mampir di enam titik, mulai dari Desa Labalimut (Boto), Desa Puor, Imulolong dan Posiwatu.

Di semua titik itu, warga hanya minta dua hal kepada Cawagub Nae Soi, yakni masalah jalan Lewoleba-Lamalera yang melintasi sejumlah desa itu. “Kalau bapa berdua sudah terpilih, jangan tutup mata dan telinga. Lihat kesusahan kami rakyat di desa. Tadi bapa sudah alami sendiri jalan kami yang sangat buruk itu, maka kalau bapa terpilih tolong perhatikan jalan kami ini,” kata tokoh masyarakat Desa Belabaja, Titus Deona.

Di Desa Puor, salah satu warga menuturkan, jalan menuju destinasi wisata bahari di Lamalera lebih pas disebut jalan tikus. Sebab, tidak pernah ada perhatian serius dari pemerintah Lembata. “Kami harap kalau Victory-Joss memimpin NTT, jalan tikus ini bisa diperbaiki, dan diperjelas statusnya” kata Yosef, yang juga menyorot masalah listrik.

Usai kampanye di Lefo Lamalera, Cawagub Nae Soi juga blusukan ke Luki, Desa Pantai Harapan. Masalah yang dibeberkan adalah listrik. “Kami sangat butuh listrik. Tiang-tiang sudah ada tapi sampe sekarang tidak pasti kapan menyala. Kami akan menangkan Victory-Joss, tapi bapa harus jamin jalan dan listrik diprioritaskan,” kata tokoh masyarakat Luki, Muhamad Sengaji.

Menanggapi semua itu, Cawagub Nae Soi menyatakan akan menyelesaikan jalan dalam waktu 3 tahun. “Masalah listrik dan air juga akan kita atasi,” kata Nae Soi, dan menjamin bersama Cagub Viktor komit menjaga kerukunan dan toleransi dalam spirit persaudaraan di NTT. (Tim media/jdz)

Komentar Anda?

Related posts