Kalabahi, seputar-ntt.com – Selama periode Januari hingga Nopember 2022, kasus HIV/AIDS di Kabupaten Alor meningkat. Setidaknya terdapat 80 orang ditemukan terinfeksi penyakit tersebut.
Hal ini disampaikan Kepala Bidang Penyakit Menular dan Tidak Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Alor, Yohan Djahari, saat ditemui diruang kerjanya, Senin, 9/1/2023 pagi.
“Sebelumnya di tahun 2021 tercatat 77 orang penderita HIV/AIDS. Di tahun 2022, kasusnya meningkat menjadi 80 orang,” kata Yohan.
Menurutnya, dari total 80 orang tersebut ada 45 orang dinyatakan positif HIV dengan rincian 21 laki-laki dan 24 lainnya perempuan, sementara 35 lainnya AIDS.
“Kalau jumlah kasus HIV berdasarkan umur maka umur kurang dari 4 tahun : 0, umur 5 sampai 14 tahun : 0, umur 15 sampai 19 tahun 3 orang dengan rincian 2 perempuan dan 1 laki-laki,” ungkap Djahari.
Sementara kelompok umur 20 sampai 24, lanjut Yohan, ada 4 orang yakni 2 laki-laki dan 2 perempuan, Umur 25 sampai 49 tahun 32 orang dimana 15 nya laki-laki, 17 perempuan.
“Untuk umur 50 keatas berjumlah 6 orang diantaranya 3 laki-laki dan 3 perempuan,” ungkapnya lagi.
Yohan Djahari menyebut, Teluk Mutiara merupakan kecamatan paling tinggi dalam menyumbang penyakit HIV/AIDS.
“Untuk penderitanya kebanyakan orang kita sendiri. 80 persen karena hubungan seks yang tidak aman,” bebernya.
Ia juga menyampaikan, selama ini pihaknya selalu melakukan pendampingan dukungan teman sebaya bernama mahensa, namun semuanya terkendala di loss follow up.
“Artinya mereka sudah dapat pengobatan tapi setelah itu menghilang begitu saja, entah karena meninggal atau pindah. Data pasien ada, sementara nomor kontak yang ditinggalkan sudah tidak aktif,” kata Yohan.
Menurut Kabid, kunci untuk tidak terjangkit penyakit ini adalah tidak melakukan hubungan seks yang menyimpang, serta menghindari penyakit yang berdampak pada menurunnya imunitas tubuh seperti TBC dan lainnya.
“Hindari juga penggunaan jarum yang tidak steril seperti jarum suntik, jarum tato,” pungkas Yohan Djahari. (Pepenk)