Kehadiran Armada TNI di Labuan Bajo Untuk Bhakti Sosial

  • Whatsapp

Labuan Bajo, Seputar NTT.com – Kehadiran 25 KRI milik TNI AL di perairan Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur untuk kegiatan bakti sosial masyarakat.

Demikian dikatakan Komandan Satuan Tugas Penerangan Sail Komodo 2013 Kolonel Bambang Hullianto, Kamis, (12/9/2013) di Labuan Bajo,  saat dimintai tanggapannya terkait pernyataan Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Kabupaten Manggarai Barat Theodorus Hamun di Labuan Bajo, yang menilai kehadiran armada KRI di perairan Labuan Bajo sudah membuat kenyamanan wisatawan terganggu.

“Jadi kehadiran kami bukan untuk kepentingan menkut-nakuti masyarakat dan dan wisatawan, tetapi ada kegiatan lain yaitu pengobatan gratis untuk masyarakat pesisir,” katanya

Bambang mengatakan, selain melakukan kegiatan bakti soial berupa pengobatan gratis dan bakti perbaikan sejumlah rumah ibadah dan sekolah, kehadiran armada KRI milik TNI AL juga untuk berpartisipasi dalam kegiatan sail Komodo 2013.

Sejumlah kegiatan yang diikuti oleh KRI di antaranya, parade kapal perang, ‘sailing pass’ kapal perang dan kapal layar, terjun payung dan ‘water jump’.

“Jadi kehadiran KRI bukan untuk membuat situasi tidak nyaman bagi masyarakat dan wisatawan, tetapi ada kegiatan besar bagi masyarakat lain,” katanya.

Dia menyebutkan, dalam pelaksanaan Sail Komodo 2013 ini, TNI AL mengerahkan 32 kapal perang dengan sejumlah kegiatan yang sudah disiapkan.

Dia juga mengaku, kegiatan bakti sosial di Labuan Bajo oleh TNI AL, sudah menjadi kegiatan rutin dan di 2013 ini sudah menjadi kegiatan yang ke-62. “Kegiatan ini tidak hanya di Labuan Bajo, tetapi di beberapa daerah pesisir lainnya, seperti, Kabupaten Lembata, Sikka, Waingapu, Benoa dan Jakarta,” katanya.

Ketua Asosiasi Biro Perjalanan (ASITA) Kabupaten Manggarai Barat Theodorus Hamun menilai kehadiran sejumlah KRI milik TNI AL di Labuan Bajo telah menggangu kenyamanan warga dan terutama para wisatawan yang hendak menikmati keindahan alam di daerah itu, termasuk di pulau Komodo.

“Kondisi ini sangat merugikan pariwisata di daerah ini. Banyak wisatawan yang harus ‘kabur’ karena kondisi ini,” katanya yang dikonfirmasi secara terpisah di Labuan Bajo.

“Saya hanya melihat ada upaya penghabisan uang negara tanpa melihat dampak lanjutan bagi kepentingan masyarakat,” katanya.

Dia berharap, ke depan pemerintah dan seluruh komponen yang berperan dalam kegiatan bertaraf internasional ini, untuk lebih menciptakan suasana yang lebih kondusif demi memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang sudah menjadi ‘langganan’ berkunjung ke daerah ini.(joey)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *