Kemendikbud Dukung Penguatan Pendidikan Karakter di NTT
Kupang, seputar-ntt.com – Di sela-sela kunjungan kerjanya di NTT, Mendikbud berkunjung ke Paroki Simon Petrus di Tarus, dan Keuskupan Agung Kupang di Oepoi. Secara khusus, Mendikbud mengapresiasi praktik-praktik baik pendidikan karakter yang dilakukan oleh bekerja sama dengan sekolah-sekolah di dalam wilayah keuskupannya.
Dalam perbincangan dengan Mgr. Petrus Turang, Mendikbud menyampaikan apresiasi atas dukungan dan kontribusi dalam memajukan pendidikan di NTT. Menurutnya, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri dalam membangun pendidikan nasional, khususnya dalam menumbuhkan budi pekerti dan karakter positif generasi muda.
Terkait gerakan penguatan pendidikan karakter, Gubernur Frans menyampaikan dukungannya. “Di beberapa sekolah sudah dimulai dengan sekolah lima hari, hari Sabtu untuk ekstrakurikuler. Kami harapkan, bertahap hal ini dapat dilaksanakan di sekolah-sekolah lain. Tentunya disesuaikan dengan keadaan,” tutur Gubernur Frans.
Dalam rangka mewujudkan pemerataan akses pada layanan pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan bantuan pembangunan sarana prasarana pendidikan senilai Rp156,278 miliar kepada pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Disaksikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, secara simbolis, bantuan pemerintah tahun anggaran 2017 itu diserahkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad kepada Gubernur NTT Frans Lebu Raya di Kabupaten Kupang, Sabtu pagi (30/9).
“Bantuan pemerintah ini sesuai dengan janji Presiden untuk memberikan perhatian kepada masyarakat, khususnya yang berada di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal,” disampaikan Mendikbud di awal sambutannya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 8 Kupang Timur, Kabupaten Kupang.
Dalam sambutannya, Mendikbud menekankan pentingnya berinvestasi dan membangun sumber daya manusia yang handal bagi pengembangan daerah. “Bagaimanapun baiknya sarpras, namun jika gairah belajar rendah, kesadaran masyarakatnya rendah, maka tidak akan berdampak positif atau optimal,” tutur Mendikbud.
Jika siswa cerdas, berkarakter kuat dan terbiasa bekerja keras, lanjut Mendikbud, akan memudahkan pengelolaan kekayaan alam sehingga dapat membawa NTT semakin maju. “Pemerintah hanya mendorong, memotivasi, tapi keputusan ada di tangan masyarakat,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Mendikbud menandatangani 5 prasasti pembangunan unit sekolah baru di NTT. Selain SMP Negeri 8 Kupang Timur, terdapat pula prasasti pendirian unit sekolah baru Sekolah Dasar Negeri Palanggay di kabupaten Sumba Timur, Sekolah Menengah Atas 1 Inerie si kabupaten Ngada, Sekolah Menengah Kejuruan Santo Markus di kabupaten Sikka, dan Sekolah Keberbakatan Olahraga Flobamorata di kota Kupang.
“Kepada sekolah-sekolah yang baru dibangun supaya perawatan dijaga betul-betul. Serta supaya dapat menghijaukan lingkungannya. Anak-anaknya juga harus lebih disiplin, dan belajar lebih rajin lagi karena sekolahnya sudah bagus,” pesan Gubernur NTT.
Gubernur Frans menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan dan perhatian Kemendikbud kepada provinsi NTT yang berbatasan langsung dengan 2 negara. Menurut Frans, Anggaran Pendapatan dan Belanja NTT yang mencapai tiga triliun bilamana diambil 20 persen untuk fungsi pendidikan, dirasa masih belum mencukupi untuk menyelesaikan seluruh permasalahan pendidikan di provinsi berpenduduk sekitar lima juta orang tersebut. (*humas kemendidbud)