Kalabahi, seputar-ntt com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI melalui Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat menggelar kegiatan sekolah lapang kearifan lokal bagi masyarakat adat di Umapura Desa Ternate Kecamatan Alor Barat Laut Kabupatena Alor, Kamis, 13/6/2024.
Kegiatan yang direncanakan berlangsung selama tiga hari tersebut merupakan hasil kerjasama dengan Dinas Kebudayaan Kabupaten Alor.
Sjamsul Hadi, S.H., M.M selaku Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Sjamsul Hadi, S.H., M.M mengatakan, Sekolah Lapang Kearifan Lokal (SLKL) ini bertujuan untuk percepatan kebudayaan di tiap-tiap wilayah di Kabupaten/Kota sebagai bagian dari program aktualisasi kewilayahan adat.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan upaya untuk mengangkat isu kedaulatan pangan di pulau-pulau kecil dalam menghadapi perubahan iklim.
“Kegiatan inu merupakan sebuah gerakan dengan melatih generasi muda di wilayah pulau-pulau kecil untuk menjadi pandu budaya,” kata Sjamsul.
Lanjutnya, Kabupaten Alor menjadi prioritas karena pihaknya melihat ketergantungan akan beras dari Pulau Jawa dan Makassar masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan pulau-pulau besar lainnya.
“Oleh karena itu kami coba membangun kesadaran masyarakat berkaitan dengan kedaulatan pangan dengan memanfaatkan pangan lokal,” ujar Hadi.
Ia pun mengungkapkan, dengan dukungan alam, ketahanan pangan di wilayah NTT sebenarnya sangatlah bagus
“Di Alor ini banyak kacang-kacangan, jagung, sorgum dan umbi-umbian. Untuk itu beersama masyarakat kita ingin membangun sebuah gerakan yang berbasis pangan lokal dengan memanfaatkan alam lingkungan, mengaktivasi pemanfaatan jagung sebagai makanan sehari-hari,” terangnya.
Lanjut Sjamsul, kekayaan budaya juga masih banyak yang sifatnya lisan sehingga melalui pandu budaya ini diharapkan dapat mendata objek tradisi lisan, manuskrip serta objek pemajuan kebudayaan.
“Alor menyimpan banyak kekayaan budaya, salah satunya pengetahuan tradisional teknologi maupun kebudayaan. Kekayaan ini merupakan ekosistem kebudayaan sehingga melalui kerja pandu budaya dapat membantu percepatan, menyusun pokok pikiran pemajuan kebudayaan daerah,” ungkapnya
Dikesempatan ini Sjamsul Hadi juga menyampaikan, pihaknya akan coba membantu upaya percepatan dengan mendata potensi kekayaan alam dan budaya, baik benda maupun bukan benda sehingga percepatan pemajuan kebudayaan di Alor bisa tumbuh dan berkembang.
“Budaya yang sudah lama ditinggalkan diaktifkan kembali agar nilai-nilai kearifan lokal yang terpendam selama ini dapat terangkat kembali ke permukaan,” katanya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Alor, Sophia Didaloro, S. Pd., M.M mengaku bangga karena kegiatan pelatihan sebagai event nasional ini justru dilaksanakan di Pulau Ternate.
“Untuk itu perlu dukungan dari kita semua ketika para pandu budaya ini nantinya melakukan asesment untuk 10 OPK. Kita berharap tokoh-tokoh adat bisa memberikan informasi yang akurat dan bisa dipertanggungjawabkan memperkaya lagi aset budaya Kabupaten Alor,” harapnya.
Sophia lalu menyampaikan, sekolah lapang berbasis pangan lokal diikuti 20 orang pandu budaya dan kedepannya ada penambahan lagi termasuk untuk penenun.
“Yang kita harapkan saat ini adalah 20 orang menjadi ujung tombak untuk menggali 10 objek pemajuan kebudayaan atau OPK di Alor serta bisa menolong kami juga untuk menyusun pokok pikiran kebudayaan daerah yang menjadi buku suci untuk dinas kebudayaan,” ujar Didaloro. Mewakili Pemkab Alor, Asisten II Drs. Dominggus Asadama juga mengapresiasi kegiatan sekolah lapang berbasis pangan lokal, ini karena menurutnya, ditengah keterbatasan anggaran, daerah ini dibantu oleh pemerintah pusat untuk menyelenggarakan suatu event nasional yang punya dampak positif.
“Kegiatan ini dapat menambah sumber daya manusia bagi peserta pelatihan. Budaya dan pariwisata saat ini menjadi trend, dan akan menghidupkan ekonomi kita maka perlu mempersiapkan SDM yang baik mulai kegiatan semacam ini,” ucapnya singkat.
Senada juga disampaikan Kepala Desa Ternate, Rahman Kasim yang berharap peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik mulai dari awal sampai selesai.
“Sebagai tuan rumah kami akan mensupport kegiatan ini secara baik sehingga mampu menciptakan para pandu budaya yang bisa memberikan sumbangsihnya untuk daerah kita,” pungkasnya. (Pepenk)