KNPI NTT Sumbang 27 Kantong Darah Saat HUT ke-43

Kupang, seputar-ntt.com – Komite Nasional Pemuda (KNPI) Provinsi NTT menyumbangkan 27 kantong darah kepada Palang Merah Indonesia (PMI) NTT. Kegiatan donor darah ini dilakukan dalam rangkaian perayaan HUT KNPI ke-43 yang jatuh pada Sabtu, 23 Juli 2016.

Ketua KNPI NTT, Herri Boki secara rinci menjelaskan, 27 kantong darah yang berhasil dikumpulkan terdiri dari golongan darah A (10 kantong), B (10 kantong), O (6 kantong) dan AB (1 kantong). Sebelumnya sudah ada 115 orang yang mendaftarkan diri untuk mendonorkan darah namun karena berbagai alasan maka hanya 27 kantong darah yang diperoleh.

“Sebenarnya ada 115 yang sudah daftar dan bersedia untuk donor darah, tapi setelah diperiksa ada yang HB nya rendah, ada yang darah rendah sehingga tidak bisa donor. Ada juga yang baru mendonorkan darah pada satu dan dua bulan lalu sehingga tidak diizinkan untuk donor darah,” jelas Herri.

Pada kesempatan tersebut, Herri Boki tak lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam mendukung kegiatan sosial yang digelar KNPI NTT. Kerjasama yang terjalin diharapkan bisa berlanjut dalam berbagai kegiatan yang akan digelar kedepan nanti.

“Kita ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah bersama-sama sehingga kegiatan sosial ini bisa berjalan dengan baik. Kita tidak perlu melihat berapa jumlah darah yang kita berhasil kumpulkan tapi bagimana niat tulus kita untuk bisa menolong sesama. Kegiatan sosial seperti ini perlu kita lakukan secara berkelanjutan,” imbuh Herri.

Sebagai Ketua DPD KNPI Provinsi NTT, Herri Boki juga menyampaikan selamat hari lahir kepada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) kepada seluruh pendiri, OKP yang berhimpun, seluruh struktur KNPI dari tingkat provinsi sampai tingkat Kecamatan, pendukung dan simpatisan, khususnya Para Tokoh Pendiri KNPI, Kelompok Cipayung (HMI,GMKI, GMNI, PMKRI & PMII ) serta organisasi pendiri lainnya.

“Terima kasih pula kepada OKP yang berhimpun di KNPI, serta kepada sahabat-sahabatku Pengurus DPD KNPI NTT, DPD KNPI Kabupaten/Kota/Kecamatan, tentunya kepada seluruh Pemuda Nusa Tenggara Timur. Tidak lupa pula kami haturkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota se NTT,” tambahnya.

Dalam Deklarasi Pemuda 23 Juli 1973, ungkap Herri Boki, telah dikatakan bahwa generasi muda, pembanguan dan masa depan adalah satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan.
Dinamika dan tantangan disetiap kepemimpinan daerah, tentunya memiliki corak dan warnanya masing-masing, sesuai dengan zamannya.

Sebagai generasi muda penerus dan pelanjut estafet kepemimpinan, haruslah siap dan fokus untuk mengisi pembangunan masa depan daerah. Momentum Hari lahirnya KNPI ke 43. Saya bersama seluruh elemen Pemuda/KNPI menyatakan diri siap dan siap, untuk meneruskan dan melanjutkan estafet kepemimpinan tersebut.

“Sebagai Ketua DPD KNPI Provinsi NTT pada hari yang bersejarah ini, ijinkan saya mengajak seluruh pimpinan OKP yang berhimpun di KNPI, seluruh Pengurus KNPI Tingkat Provinsi hingga Kabupaten/Kota dan Kecamatan, mari kita bergandeng tangan, menyatukan kekuatan pemuda menuju gerakan perubahan yang lebih total, agar masa depan Flobamorata mulai dari kampung hingga kota dapat kita rasakan getaran pembangunan yang berkeadilan,” katanya.

Herri Boki juga mengajar para pemuda untuk menghilangkan perbedaan, menghindari permusuhan yang diciptakan oleh sebuah fitnah, menepis rasa kebencian yang diciptakan oleh suatu kepentingan kelompok atau golongan.

“Mari kita hindari egoisme yang dilandasi oleh kekuatan semua, mari kita buang jauh-jauh issu SARA yang muncul hanya karena kepentingan politik, mari kita pupuk optimisme, kita tanam dengan semangat persatuan, kita pagari dengan semangat kebersamaan, lalu kita jaga dalam kekuatan cinta flobamorata,”ujarnya.

Dia berharap agar organisasi KNPI dijadikan sebagai wadah laboratorium kader, gerakan pemersatu Pemuda Indonesia, wadah pembelajaran, silaturrahmi, persatuan dan kesatuan Pemuda. Hindarilah gerakan menjadikan organisasi sebagai alat untuk mencapai kepentingan sesaat, kepentingan politik, baik kelompok maupun golongan tertentu, dan lain sebagainya.

“Jika seorang anak bangsa telah menulis semangat Pembangunan dengan tintanya, maka berilah kesempatan untuk dia menulis Pembangunan dengan keringatnya” pungkas Herri Boki. (jrg)

Komentar Anda?

Related posts