Kupang, seputar-ntt.com – Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) dengan bangga mengumumkan peluncuran 13 sekolah unggul sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi tantangan pendidikan yang dihadapi oleh 581 sekolah GMIT. Dalam sambutannya, Ketua Sinode GMIT menekankan kegelisahan yang dirasakan terkait kondisi pendidikan saat ini, termasuk masalah manajemen tata kelola, fasilitas, pendanaan, dan kekurangan guru.
“Dengan berani, kami mengambil langkah untuk tidak hanya bernostalgia pada masa lalu, tetapi beradaptasi dengan tantangan dan kompleksitas dunia modern. Katanya : jalan terbaik untuk menjaga keseimbangan ialah realistislah, jujur, mulai dengan apa yang ada.
Karena itu kami memulai dengan apa yang ada, dengan kebesaran jiwa, kami mau realistis melalui Peluncuran sekolah unggul ini, adalah awal dari perjalanan
panjang kami menuju pendidikan yang berkeadilan dan berkarakter,” ungkap Ketua Sinode.
Sekolah-sekolah unggul ini dirancang dengan fokus pada aspek-aspek krusial yang mendukung pendidikan berkualitas, termasuk kurikulum yang relevan, proses pembelajaran yang efektif, fasilitas yang memadai, dan kepemimpinan yang kuat. “Kami tidak ingin menghasilkan generasi yang hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang baik, kerjasama, dan empati,” tambahnya.
Dalam rangka mencapai visi pendidikan berkeadilan, GMIT ingin memastikan bahwa sekolah-sekolah ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai institusi yang sangat penting dalam membentuk karakter, melestarikan warisan budaya, dan mempersiapkan generasi pemimpin masa depan.
Kami menyebutnya GMIT berhikmat menuju pendidikan berkeadilan. Kita tidak menghasilkan mesin atau kecerdasan buatan bagi generasi melek pengetahuan tetapi kita menguapayakan suatu generasi yang mampu kembali pada naturenya yaitu pendidikan bukan menjadi rumah diskriminasi, termasuk didalamnya kepekaan menjaga keharmonisan ekologi.
Kita juga sedang menuju pendidikan berkesadaran (mindfull education) dimana kita berjuang agar generasi unggul tidak hanya tentang kekayaan akal, namun juga akal budi dan karakter Kristen yang menjadi jati diri generasi masa depan, tegas Ketua Sinode.
Ketua Sinode juga menyampaikan harapannya kepada pemerintah dan pemangku kepentingan, “Kami ingin menjadi bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, kami butuh dukungan dan perhatian dari pemerintah daerah maupun pusat, agar kami juga tidak dipandang sebagai warga kelas dua.” Karena kecerdasan tidak bisa diupayakan hanya oleh individu, satu dua kelompok tapi merupakan kolaborasi dari semua pihak pungkasnya.
Peluncuran 13 sekolah unggul ini menjadi langkah konkret untuk menghadirkan pendidikan yang sesuai dengan tantangan zaman dan menyiapkan generasi penerus gereja yang unggul dan kompetitif.***