Madu dan Racun Debu Vulkanik Dari Sangeang Bagi Sabu Raijua

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Hampir 14 Jam Pulau Sabu Raijua dikepung abu Vulkanik akibat  meletusnya  Gunung Sangeang di Sangaang Pulo, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, meletus pada Jumat (30/5/2014) pukul 15.55 Wita. Debu yang menyelimuti Pulau Sabu dan Pulau Raijua, sempat membuat bingung masyarakat setempat karena mereka tidak tahu dari mana asal debu tersebut.

Lantas apa tanggapan Bupati Sabu Raijua Marthen Dira Tome, terkait musibah yang melanda Daerah yang dipimpinnya sejak 21 Janiari 2011 silam?. Baginya, debu vulkanik Gunung Sangeang merauapakan madu dan racun bagi masyarakat Sabu Raijua..

Read More

“Bagi kami kiriman debu dari Gunung Sangiang di Bima ibarat mendapat madu dan racun sekaligus. Racun untuk dunia kesehatan dan madu bagi dunia pertaninan. Debu bisa menimbulkan penyakit ispa, penyakit kulit maupun mata. Namun disis lain akan mendatangkan kesuburan bagi pertanian di Sabu,” ujar Marthen Dira Tome dari balik Ponselnya, Sabtu (31/5/2014) kepada seputar NTT.

Menurut Bupati yang dikenal dengan tagline Paket Mandiri saat berlaga di Pilkada Sabu Raijua 2010 silam, debu vulkanis dari Gunung Sangeang dapat memperbaiki hara tanah karena mengandung FE dan MG. Dengan demikian akan melengkapi mineral tanah dan memberikan efek kesuburan.

“Dengan demikian maka kami yakin hasil produksi pertanian tahun depan akan meningkat kerena kami telah mendapat madu vulkanis dari Gunung Sangiang,” ujarnya.

Dari aspek Budaya ungkap Marthen Dira Tome, masyarakat Sabu Raijua selalu meyakini bahwa setiap peristiwa alam seperti gempa bumi atau gunung meletus  selalu diartikan sebagai sebuah tanda kebaikan. Dengan adanya guncangan akan menyebabkan pergeseran struktur tanah dan akan berakibat pada hasil panen yang lebih baik pada masa mendatang.

“Gempa bumi atau Da’i Ie bagi orang Sabu Raijua selalu dinanti-nantikan dan tadi malam bukan hanya gempa yang terjadi tapi juga kiriman debu dari para leluhur untuk kami yang ada di sini,” katanya sambil tertawa.

Diberitakan sebelumnya Bupati Sabu Raijua, Marthen Dira Tome memerintahkan Satuan Perangkat Kerja daerah (SKP) dan Masyarakat setempat untuk melakukan langkah antisipasi dari efek debu vulkanik akibat  akibat meletusnya  Gunung Sangeang di Sangaang Pulo, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, meletus pada Jumat (30/5/2014) pukul 15.55 Wita yang telah memberi dampak debu bagi Pulau Sabu.

“Saya telah perintah Dinas kesehatan untuk siaga. Langkah pertama yang mereka lakukan adalah membagi masker kepada masyarakat serta stand by di setiap puskemas dan pustu untuk memberi pertolongan kepada masyarakat yang terkena ispa akibat debu vulkanik,” kata Dira Tome kepada Seputar NTT lewat Ponselnya, Sabtu (31/5/2014).

Selain itu Bupati Sabu Raijua juga memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk menggunakan armada yang ada supaya menyiram debu baik yang ada dijalanan kota maupun yang ada dikebun masyarakat. Kepada dinas pertanian juga diperintahkan untuk segera turun lapangan untuk menggerakkkan masyarakat membersihkan tanaman dari debu sehingga tidak rusak.

“Saya juga minta masyarakat untuk secara bersama-sama dengan Dinas-dinas untuk segera membersihakn rumah, kebun dan jalan-jalan yang dipenuhi debu. Tanaman harus segera dibersihkan supaya tidak terserang hama,” katanya.

Diakuinya bahwa saat ini masyarakat di Pulau Sabu sedang melakukan penanaman bawang secara besar-besaran sehingga jika tdak segera dibersihkan maka debu vulkanik bisa memberi efek yang buruk terhadap pertumbuhan tanaman.

“Bukan hanya bawang yang daunya dibersihkan tapi juga tanaman lainnya. Sebab saat ini masyarakat sementara menanam. saya juga minta kepada masyarakat untuk tidak usah gelisah karena musibah ini datang dari daerah lain yang tidak diduga,” pungkas Dira Tome. (joey)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment