Menia, seputar-ntt.com – Masyarakat di Dusun Kalui, Kelurahan Limaggu, Kecamatan Sabu Timur tidak pernah bermimpi bahwa dari kampung mereka akan lahir Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Disana telah berdiri sebuah pabrik yang akan mengolah air minum dalam kemasan dimana pemerintah setempat memberi nama Oasa.
Kenapa diberi nama Oasa, karna air yang digunakan diambil dari mata air yang keluar dari bawah batu. Nama mata airnya, Ei Kebali. Dari dulu air yang melimpah dari mata air tersebut hanya digunakan sebagiannya untuk mengairi sawah dan sebagiannya dibiarkan mengalir ke laut. Suatu ketika Bupati Marthen Dira Tome melihat potensi mata air tersebut dan bertekad untuk membangun pabrik air minum dalam kemasan.
“OASA diolah dgn mesin dan peralatan yang canggih dgn sistem otomatis, tiada bedanya dgn mesin dan peralatan yang digunakan oleh perusahaan AQUA dan perusahaan air minum berkualitas lainnya, dengan demikian kualitas OASA akan sama pula dengan AQUA,” kata Dira Tome saat berkunjung ke mata air Ei Kebali pada Rabu, (27/7/2016).
Kualitas air telah diuji coba di laboratorium dan hasilnya Air dari Ei Kebali memiliki Total Disofen Solid (TDS) atau zat padat terlarut dalam air mencapai 137. Air yang sangat berkualitas untuk dimanfaatkan sebagai air munim dalam kemasan.
“Jika tak ada aral maka tanggal 17 Agustus malam OASA diluncurkan, artinya sejarah baru terukir di Sabu Raijua. Pabrik AMDK OASA akan memicu terjadinya penciptaan lapangan kerja baru, peningkatan Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PADS) dan yang lebih penting dari itu adalah masyarakat mendapat suguhan air konsumsi yang sangat sehat dengan harga yang relatif lebih murah dari minuman berkualitas lainnya,” tegas Dira Tome saat itu.
Untuk itu dia berharap agar seluruh masyarakat di sekitar Pabrik dan mata air harus mendukung keberadaan Pabrik ini termasuk menjaga kebersihan mata air dan kelestarian lingkungan. “Ini adalah aset bersama yang harus dijaga keberlangsungannya. Kita memiliki tanggungjawab yang sama untuk menjaga,” pinta Dira Tome.
Pabrik AMDK yang dibangun di Kelurahan Limaggu, bukan lahir dari sekedar mimpi malam, tapi melalui kajian dan analisis terhadap kebutuhan masyarakat di Sabu Raijua terhadap air kamasan yang begitu tinggi. Tidak heran berbagai merek air minum dalam kemasan menyerbu Pulau Sabu yang memang panas. Jika Sabu Raijua memiliki sendiri pabrik air minum dalam kemasan maka tidak adalah lagi capital fliht atau uang yang terbang keluar hanya karena perkara air minum. (jrg)