Seba, seputar-ntt.com – Suhu politik di Kabupaten Sabu Raijua mulai hangat seiring dengan pembukaan pendaftaran bakal calon kepala daerah oleh partai politik. Walaupun dicalonkan Tunggal oleh partai Golkar sebagai Calon Bupati Sabu Raijua, namun Simon Petrus Dira Tome terus melakukan pendekatan politik kepada sejumlah partai yang memili kursi di Lembaga DPRD Sabu Raijua. Dia sadar bahwa membangun Sabu Raijua butuh kolaborasi semua elemen termasuk Partai Politik yang memiliki peran penting dalam mendukung Pembangunan.
Saat mendaftar ke Partai Nasdem pada Senin, (6/5/2024), Simon Dira Tome optimis bisa berkoalisi dengan partai yang mengususng tema restorasi tersebut. Optimisme Simon Dira Tome bukan lahir dari sekedar hayalan semata, tapi telah membangun komunikasi yang intens dengan partai Nasdem, baik di kabupaten, provinsi hingga pengurus pusat.
“Kami memiliki optimisme bahwa Partai Golkar akan berkoalisi dengan Partai Nasdem untuk Pilkada Sabu Raijua. Kita butuh Kerjasama dan kolaborasi dengan partai politik tidak hanya saat mengusung calon dalam Pilkada tapi juga dalam mengawal Pembangunan yang akan dilakukan kedepan. Partai Nasdem adalah partai besar yang memiliki jaringan yang luas baik di daerah maupun secara nasional,” Ujar Simon Dira Tome yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Sabu Raijua.
Simon Dira Tome mengatakan, dalam menghadapi Pilkada Sabu Raijua, pihaknya juga telah melakukan komukasi dan telah mendaftar di Partai PAN dan Hanura. Sebagai Ketua Golkar Sabu Raijua, Simon Dira Tome paham benar bagimana menjalin hubungan dengan partai politik dalam mewujudkan harapan untuk membangun Sabu Raijua menjadi lebih baik dari saat ini.
“Kita sama-sama mencintai daerah ini dan kita mau ada kolaborasi dari semua elemen. Sebelum mendaftar di Nasdem saya telah lebih dulu ke PAN dan Hanura. Kita butuh kerjas bersama untuk Sabu Raijua. Kalau ada yang bertanya siapa wakilnya, maka saat ini partai sedang melakukan survei. Kita tunggu hasilnya dan kita ikuti mekanisme yang ada di partai,” ujar Simon.
Dalam membangun Sabu Raijua kedepan, Simon Dira Tome menempatkan pertanian sebagai sektor utama yang perlu dikembangkan dalam rangka mengusir kemiskinan yang mencengkram Sabu Raijua. Dia mengatakan bahwa kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa digantikan dan harus dipenuhi adalah pangan. Tanpa pangan, manusia akan mati. Sektor yang menghasilkan pangan adalah pertanian. Jika sektor pertanian mampu dikelola secara baik maka kemiskinan yang melilit rakyat akan bisa teratasi.
“Kemiskinan yang telah mencengkram masyarakat kita adalah alasan kenapa saya memilih untuk bertarung menjadi Bupati Sabu Raijua. Sektor pertanian akan menjadi leading sektor dalam mengentaskan kemiskinan di daerah ini. Kenapa kita memilih pertanian, sebab itu berhubungan langsung dengan kehidupan manusia. Tanpa pangan manusia akan mati dan pangan tidak bisa digantikan,” ujar Simon Dira Tome yang akan maju sebagai Calon Bupati Sabu Raijua lewat Partai Golkar pada Pilkada serentak di 27 November 2024 nanti.
Simon Dira Tome mengatakan, Sabu Raijua sebagai daerah semi arit yang curah hujannya sangat kecil adalah tantangan bagi setiap pemimpin jika ingin mengembangkan pertanian di Sabu Raijua. Walaupun kondisi geografi dan iklim yang tidak bersahabat, tapi bukan berarti sektor pertanian tak bisa digerakkan dengan baik di Sabu Raijua. Sejarah telah mencacat bahwa di puncak musim kemaraupun, masyarakat bisa memannen berbagai komoditi pertanian di Sabu Raijua.
“Tugas seorang pemimpin adalah memastikan setiap benih yang ditanam oleh petani harus tumbuh dengan baik. Dia harus selalu ada di samping mereka, untuk memberi motivasi dan memastikan pertumbuhan tanaman masyarakat berkembang dengan baik. Terbebas dari gulma dan hama. Seorang pemimpin semestinya tidak bisa tidur tenang jika ada rakyatnya yang lapar. Seorang pemimpin harus memastikan rakyatnya tidur dalam keadaan perut yang kenyang,” tegas Simon Dira Tome yang juga Wakil Ketua DPRD Sabu Raijua itu.
Untuk meningkatkan produksi pertanian dalam rangka pemenuhan pangan kata Simon Dira Tome, maka hal yang harus diperhatikan kedepan adalah menjadikan Petani sebagai subjek bukan sebagai objek sehingga pemenuhan kebutuhan pertanian mereka harus menjadi prioritas mulai dari pupuk yang mudah didapat dan murah, pestisida, alsintan traktor, hand traktor, kultifator, selang , benih, ketersediaan air lewat pembangunan embung besar dan kecil sampai pada pembangunan bendungan serta pengerukan embung yang sudah penuh dengan sedimen.
“Memilih menjadi petani itu bukan hal yang buruk, sebab dengan menjadi petani yang berhasil maka tingkat kehidupan mereka juga tidak kalah dengan seorang PNS. Petani bukan pekerjaan kelas dua sehingga orang tidak mau melirik pertanian sebagai sumber penghasilan. Tinggal saja bagaimana merubah pola pikir masyarakat serta menumbuhkan kesadaran mereka bahwa memilih menjadi petani bukan pekerjaan kelas dua,”pungkas Simon Dira Tome.
Selain bicara pemenuhan kebutuhan pangan, kata pria yang akrab disapa Mariwu itu, pertanian juga berbicara tentang peningkatan ekonomi dan penciptaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Sabu Raijua. Jika sektor pertanian dikembangkan dengan baik maka akan memicu sektor industri pangan, baik home industry, industri sedang hingga industri besar sehingga lapangan pekerjaan terbuka dan masyarakat mengalami peningkatan ekonomi ke arah yang lebih baik.
“Kita punya cita-cita dan harapan bahwa Sabu Raijua kedepan akan semakin banyak home industri, industri sedang dan industri besar yang mengelola hasil pertanian sehingga terjadilah penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan ekonomi masyarakat” ucapnya. (joey)