Mencari Biang Kerok Dibalik Kelangkaan Minyak Tanah di Sikka

Maumere, seputar-ntt.com – Terhitung empat bulan sudah, sejak Desember 2016 masyarakat Kabupaten Sikka mengalami kesulitan mendapatkan minyak tanah (mitan). Kelangkaan mitan ini membuat masyarakat di pedesaan yang belum berlistrik harus merogoh kocek lebih dalam pasalnya satu liter minyak tanah dijual dengan harga Rp.10 ribu.

“Kami cari minyak tanah setengah mati, sudah begitu harganya mahal sekali. Saya saja dapat dengan harga 7 ribu per liter, sebelumnya saya beli di pangkalan satu liter 5500 per liter,” tutur Uny Sega warga Kelurahan Waioti, senin (27/2/2107) sore.

Hasil penelusuran seputar-ntt.com di beberapa pangkalan mitan di kota Maumere dan di luar kota Maumere, semua pemilik pangkalan rata-rata mengeluhkan hal yang sama yakni lambatnya pasokan dari agen.

Menurut beberapa pangkalan, sejak bulan Desember 2016, pasokan untuk mereka sangat terlambat. Bahkan dalam kurun waktu dua minggu, mereka hanya mendapat pasokan satu kali.

“Kami sudah daftar ke agen dan mereka bilang tunggu saja. Ini sudah dua minggu tunggu kami telpon marah-marah baru mereka antar. Saya juga tidak tahu kenapa begini padahal sebelumnya tidak ada yang model begini,” ujar salah satu pemilik pangkalan di Kelurahan Madawat.

Lebih lanjut, ia menuturkan mitan yang baru diantar agen langsung habis karena banyak orang sudah mengantri. Dia mengakui bahkan masyarakat sampai marah-marah dengan dirinya lantaran mitan susah di peroleh.

Berdasarkan data yang diperoleh seputar-ntt.com, agen mitan di Kabupaten Sikka hanya dua yakni, PT.Rovin Jaya Energi (RJE) dan PT.Bolawolon. Setiap hari, dua agen ini akan mengambil mitan di Pertamina mencapai 30 ribu-40 ribu liter untuk didistribusikan ke pangkalan-pangkalan.

PT.RJE memiliki 281 dan PT.Bolawolon memiliki 250 pangkalan. Hasil pengamatan wartawan, rata-rata setiap pangkalan memiliki dua buah drum mitan berukuran 200 liter.

Manager PT.RJE, Elvin yang ditemui wartawan di Toko Batu Gajah Maumere menegaskan, pihaknya setiap hari melakukan dropping mitan dari Pertamina. Menurutnya Pertamina sudah membuat jadwal bagi pihaknya dan PT.Bolawolon untuk mengangkut mitan setiap hari.

“Kami setiap hari drop minyak tanah dari pertamina baru disalurkan ke pangkalan-pangkalan. Kami ada jadwal jadi ada hari di mana kami dapat 15 ribu liter ada saat di mana kami ambil 20 ribu liter. Untuk bulan Januari kamihanya dapat 410 KL atau 410 ribu liter,” ujar Elvin.

Dikatakan Elvin, pihaknya membuat daftar tunggu atau antrian bagi setiap pangkalan yang bekerja sama dengan perusahaannya sehingga semua pangkalan bisa kebagian mitan.

“Semua pangkalan bisa langsung telpon atau datang tulis langsung di buku daftar tunggu di sini,” paparnya sambil memperlihatkan buku daftar tunggu tersebut.

Elvin berharap agar Pertamina dapat menaikan kuota mitan bagi perusahaannya sehingga dapat melayani kebutuhan masyarakat. Kini, lanjutnya, pertumbuhan masyarakat semakin tinggi sehingga kebutuhan akan minyak tanah juga makin tinggi.

Sementara itu, Jr. Sales Executive Retail XII Flores, Vano Daniel Wibawanto ketika ditemui wartawan Senin (13/2/2017) siang di ruang kerjanya menegaskan bahwa pihaknya sudah mendistribusikan minyak tanah untuk masyarakat lewat 2 agen minyak tanah yang ada di Maumere. Menurutnya, sejauh ini Pertamina sebagai operator pendistribusian minyak tanah yangdipercayakan oleh Negara sudah menjalankan fungsinya dengan benar.

“Setiap hari selalu ada distribusi minyak tanah untuk masyarakat sekitar 15 sampai 20 kilo liter atau 15 ribu liter sampai 20 ribu liter. Agen di sini kan ada dua jadi rata-rata per hari bisa mencapai 30 ribu liter kita salurkan untuk masyarakat. jadi dalam seminggu paling kurang kita distribusikan minimal 170 ribu liter,” papar Vano.

Lebih lanjut, Vano mengungkapkan bahwa kuota minyak tanah tahun 2017 yang ditetapkan oleh BPH Migas belum ada namun untuk tahun 2015 kuota untuk Maumere sebesar 8.427 kilo liter sedangkan tahun 2016 sebesar 8.392 kilo liter. Menurutnya, untuk tahun 2017 pihaknya tengah berusaha untuk mendistribusikan secara tepat sehingga stok minyak tanah hingga akhir tahun tetap ada.

“Minyak tanah ini ada dua satu yang bersubsidi dengan harga pasaran Rp.4000 dan yang non-subsidi dengan harga pasaran Rp.7800. Kalau yang subsidi itu diperuntukan bagi rumah tangga sedangkan yang non-subsidi diperuntukan bagi industri. Stok kita untuk yang subsidi memang selalu didistibusikan setiap hari sedangkan yang non-subsidi ini masih banyak karena tidak banyak yang membeli di sini. Kami berusaha untuk mendistribusikan minyak tanah bersubsidi ini secara merata sehingga saat akhir tahun tidak jebol kalau tidak masyarakat harus membeli minyak tanah non-subsidi yang harganya jauh lebih tinggi,” sambung Vano.

Pemerintah atau Aparat Apatis

Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) NTT, Meridian Dewanta Dado menduga ada oknum-oknum kontraktor “nakal” di wilayah Kabupaten Sikka yang sengaja memakai kaki tangannya atau melalui warga masyarakat tertentu untuk membeli dan mengambil BBM jenis Minyak Tanah dengan harga bersubsidi di Agen Penyalur dan Pangkalan Minyak Tanah dengan memakai jerigen-jerigen dalam jumblah besar sehingga minyak tanah menjadi langka.

Meridian mengatakan modus tersebut digunakan oleh kontraktor-kontraktor “nakal” untuk mengerjakan proyek-proyek pengaspalan jalan dengan nilai proyek fantastis hanya mengeruk keuntungan sepuas-puasnya.

“Akibat disparitas atau perbedaan harga yang begitu besar antara harga bersubdidi dan non subsidi maka oknum-oknum kontraktor “nakal” yang semestinya membeli minyak tanah dengan harga industri atau non subsidi justru bermain curang dengan memanfaatkan kaki tangannya guna mengambil,  membeli dan mengangkut BBM jenis Minyak Tanah bersubsidi untuk kemudian ditimbun sehingga bisa digunakan saat proyek pengaspalan jalan mulai dikerjakan” tegas Meridian.

Meridian juga mengungkapkan praktek dan modus seperti ini sudah berlangsung lama di Kabupaten Sikka dan hal tersebut diduga berlangsung dengan restu atau sepengetahuan oknum aparat kepolisian dan oknum pejabat teras di Kabupaten Sikka. Karena itu, praktek penyalahgunaan BBM bersubsidi yang merugikan rakyat berlangsung terus tanpa pernah diusut dan diberantas secara hukum.

“Polisi jangan bermain kucing kaleng dengan kontraktor “nakal”. Sebetulnya sangat mudah bagi pihak kepolisian yang jujur dan kredibel untuk menumpas praktek penyalahgunaan BBM bersubsidi. Polisi tinggal melacak jalur distribusi BBM bersubsidi mulai dari Agen Penyalur sampai Pangkalan Minyak Tanah serta mendata siapa-siapa kontraktor yang sedang mendapatkan order besar pekerjaan pengaspalan jalan yang memang membutuhkan BBM jenis minyak tanah dalam jumblah besar sebagai bahan pengencer aspal,” katanya.

Meridian berharap pihak Pemerintah Daerah harus lebih pro aktif melakukan langkah pencegahan dengan mengatur jalur distribusi BBM bersubsidi secara ketat.(chs)

 

 

 

Komentar Anda?

Related posts