ABSTRAK
Makalah ini membahas tentang konsep “melampaui batas akal” dalam menemukan kebenaran Ilahi dengan hati, dengan fokus pada perspektif Blaise Pascal. Pascal terkenal dengan karyanya “Pensées”, di mana dia mengeksplorasi sifat manusia, iman, dan hubungannya dengan Tuhan. Menurut pascal ratio hanya mampu membantu manusia memahami kebenaran-kebenaran matematis dan ilmu alam. Sementara hati tidak terbatas pada urusan emosi saja. Makalah ini menunjukkan bahwa Pascal berpendapat bahwa meskipun akal manusia memiliki peran penting dalam memahami dunia, ada dimensi realitas yang tidak dapat dipahami secara logis. Untuk memahami realitas ini, manusia perlu melampaui batas akal dan menggunakan hati. Hati, kata Pascal, memiliki kemampuan untuk memahami realitas yang tidak dapat dipahami oleh akal.
Makalah ini juga membahas tentang berbagai argumen Pascal, termasuk “Argumen Taruhan Pascal”, yang menunjukkan bahwa lebih menguntungkan untuk percaya pada Tuhan daripada tidak percaya. Makalah ini menekankan bahwa kepercayaan sejati haruslah didasari oleh cinta dan rasa hormat kepada Tuhan, bukan perhitungan untung rugi. Terakhir, makalah ini menyimpulkan bahwa konsep “melampaui batas akal” dalam menemukan kebenaran ilahi dengan hati merupakan konsep yang kompleks dan penuh makna. Perspektif Blaise Pascal menawarkan wawasan yang berharga tentang hubungan antara iman dan akal, dan masih banyak hal yang dapat digali dan didiskusikan dari pemikirannya.
Kata kunci: Blaise Pascal, iman, akal, hati, kebenaran ilahi, melampaui batas akal, Argumen Taruhan Pascal.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Blaise Pascal, seorang filsuf dan matematikawan Prancis abad ke-17, terkenal dengan karyanya dalam “Pensées” (“Pemikiran”). Dalam buku ini, Pascal mengemukakan argumen unik tentang bagaimana manusia dapat menemukan kebenaran ilahi. Dia berpendapat bahwa meskipun akal manusia memiliki keterbatasan, tetapi hati memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran yang melampaui jangkauan akal. Menurut Pascal, akal manusia terikat pada dunia material dan hanya mampu memahami kebenaran yang bersifat fisik dan logis. Namun, kebenaran Ilahi bersifat spiritual dan transenden, melampaui batas-batas pemahaman akal. Oleh karena itu, mengandalkan akal semata-mata tidak cukup untuk mencapai pengetahuan tentang Tuhan dan kebenaran agama.
“Le Coeur a ses raisons qui la raison ne connait” (Hati mempunyai alasan-alasan yang tidak dimengerti oleh ratio). Adalah ungkapan yang sangat terkenal dengan pernyataan ini Pascal tidak bermaksud menunjukan bahwa ratio dan hati bertentangan hanya saja, menurut Pascal ratio atau akal manusia tidak sanggup untuk memahami semua hal. Baginya hati (Le Coeur) manusia adalah jauh lebuh penting. Hati yang dimaksudkan oleh pascal tidak semata-mata berarti emosi. Hati adalah pusat segala aktivitas jiwa manusia yang mampu menangkap segala sesuatu secara spontan dan intuitif. Ratio manusia hanya mampu membuat manusia memahami kebenaran-kebanaran secara matematis,ilmu alam dan hal-hal profan. Dengan memakai hati,manusia akan mampu memahami apa yang lebih jauh dari pada itu, yakni pengetahuan tentang Allah.
Kebenaran tidak hanya diketahui oleh akal saja tetapi juga dengan hati. Bahkan menurut Pascal, untuk dapat mengenal Allah secara langsung manusia harus menggunakan hatinya. Dengan demikian, pascal hendak menegaskan bahwa ratio manusia itu memiliki batas sedangkan iman tidak terbatas. Sebagai gantinya, Pascal menawarkan alternatif hati. Hati menurutnya, adalah sumber pengetahuan yang lebih dalam dan lebih intuitif. Hati mampu merasakan kebenaran Ilahi secara langsung, tanpa perlu dimediasi oleh akal. Pascal menggunakan analogi untuk menjelaskan konsep ini. Dia membandingkan akal dengan mesin yang mampu memproses informasi dan menghasilkan kesimpulan logis. Namun, mesin tidak memiliki kemampuan untuk memahami makna atau nilai. Hati disisi lain, mampu merasakan makna dan nilai, yang merupakan aspek penting dari kebenaran ilahi.
Pascal juga menekankan pentingnya iman dalam mencapai pengetahuan tentang Tuhan. Iman menurutnya, adalah kepercayaan yang didasarkan pada bukti yang tidak terukur secara langsung. Meskipun iman tidak dapat dibuktikan secara logis, Pascal berpendapat bahwa iman adalah cara yang sah untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran Ilahi. Argumen Pascal tentang hati dan iman tidak tanpa kritik. Para kritikus berpendapat bahwa argumennya terlalu subjektif dan tidak dapat diverifikasi secara objektif. Mereka juga mempertanyakan bagaimana seseorang dapat membedakan antara perasaan hati yang benar dan yang salah(Gayle D. Beebe dan Richard J. Foster 2009)
Paskal menekankan iman melebihi ratio, dengan pendapatnya yang termasyur di bawah ini:” “Le couer a ses raisons qui la raison ne connait” (Hati memiliki alasa-alasan yang tidak dimengerti oleh ratio ). Dengan pernyataan ini paskal tidak ingin mempertentangkan ratio dan hati sebab yang di maksudkan dengan hati disini adalah unsur pemahaman yang dapat menangkap prinsip-prinsip pertama kenyataan secara berlainann dari ratio. Paskal juga menyejajarkan hati dangan kehendak yang berkaitan dengan kepercayaan tetapi ia melukiskannya sebagai kemampuan untuk mengetahui. Menurutnya kita tidak hanya mengetahui kebenaran denagn ratio tetapi juga dengan hati. Dan untuk dapat mengenal tentang Allah secara langsung adalah hati bukan ratio, akal mempunyai batas tetapi iman tidak, demikian kata Pascal(Maulana 2021)
Di era modern sekarang ini yang didominasi oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat di berbagai bidang kehidupan manusia, sangat mempengaruhi pemahaman manusia dalam memahami segala sesuatu yang lebih mendalam akan nilai dan makna. Pemikiran Blais Pascal menawarkan perspektif yang holistik, untuk membawah manusia pada pemahaman yang lebih komperhensif tentang kehidupan manusia itu sendiri dan eksisntensi sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Pemikiran Blais Pascal mau menghantar kita pada satu pemahaman integral bahwa akan budi dan logika tetap penting, namun jauh lebih penting bila kita juga perlu membuka diri terhadap intuisi dan pengalaman spiritual untuk mencapai pemahaman yang lebih lengkap tentang dunia dan keberadaan kita di dalamnya.
PEMBAHASAN
Pemikiran Blais Pascal
Le Coeur
Le coeur a ses raison ne connait. (Hati mempunyai alasan-alasan yang tidak dimengerti oleh ratio) adalah ungkapan Pascal yang sangat terkenal dengan pernyataan ini Pascal tidak bermaksud menunjukkan bahwa ratio dan hati itu bertentangan. Hanya saja menurut Pascal, rasio atau akal manusia tidak akan sanggup untuk memahami semua hal Baginya “hati” (Le coeur) manusia adalah jauh lebih penting. Hati yang dimaksudkan oleh Paskal tidak semata-mata berarti emosi. Hati adalah pusat dari segala aktivitas jiwa manusia yang mampu menangkap sesuatu secara spontan dan intuitif Ratio manusia hanya mampu membuat manusia memahami kebenaran-kebenaran matematis dan ilmu alam. Dengan memakai hati, manusia akan mampu memahami apa yang lebih jauh daripada itu yakni pengetahuan tentang Allah.
Kebenaran tidak hanya diketahui oleh akal saja tetapi juga dengan hati, bahkan menurut Paskal untuk dapat mengenal Allah secara langsung manusia harus menggunakan hatinya. Dengan demikian, Paskal hendak menegaskan bahwa rasio manusia itu memiliki batas sedangkan iman tidak terbatas.
Le pari
Le Pari atau “Pertaruhan” adalah argumen Pascal lainnya yang terkenal. Gagasan ini terkait dengan persoalan mengenai ada tidaknya Allah dalam sejarah filsafat. Ada orang-orang-orang skeptik yang kerap kali mencemooh orang-orang Kristen yang percaya bahwa Allah itu ada sementara mereka sendiri tidak dapat membuktikan secara rasional bahwa Allah itu tidak ada. Ia kemudian membuat sebuah pertaruhan mengenai ada atau tidaknya Allah. Dalam hal ini Pascal mengambil posisi sebagai orang yang percaya akan adanya Allah. Alasannya, bila ternyata Allah memang ada, orang-orang yang percaya kepada Allah akan menang dan hidup berbahagia bersama Allah yang diimani di Surga kelak. Sementara bila ternyata Allah memang tidak ada dan orang-orang percaya kalah maka mereka tidak akan menderita kerugian apapun.
Hidup baik yang telah mereka jalani selama berada di dunia sudah merupakan keutamaan yang membuat kehidupan mereka dan orang lain bahagia. Sebaliknya, bagi orang-orang tidak percaya, apalagi yang hidup seturut kehendak mereka sendiri, bila ternyata Allah tidak ada, selama hidup mereka merugikan orang lain dengan kesembronoan mereka. Sementara bila ternyata Allah ada, mereka akan dihukum dalam neraka karena selain tidak mempercayai Allah, hidup mereka pun jauh dari menyenangkan hati Allah (Mulait 2017).
Pengertian Akal dan Hati menurut KBBI
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), akal di antaranya berarti daya pikir (untuk memahami sesuatu dan sebagainya), pikiran. Sedangkan kata hati dimaknai ‘perasaan yang timbul di dalam hati’; gerak hati(Setiawan Ebta 2023)
Argumen Taruhan Pascal Melampaui batas akal dan kekuatan hati
Pemahaman Hati secara Filosofis dan Antropologis. Pengertian hati secara filosofis kita bisa menemukan minimal melalui pemikiran filsuf jenius asal Perancis, Blaise Pascal (1623-1662). Menurut Pascal, hati merupakaan hal yang sangat penting dalam menggapai kebenaran yang hakiki. Melawan paham rasionalitas yang marak pada zamannya, Pascal menegaskan keseluruhan realitas tidak bisa dijelaskan hanya dengan rasio; kalau itu dilakukan, akibatnya adalah terjadi banyak hal yang bertentangan, misalnya problem jiwa dan badan sebagaimana yang dialami Descartes. Hanya dengan hati, kita mampu memahami kebenaran-kebenaran yang melampaui semua kebenaran itu, umpamanya pengetahuan tentang Allah (Santoso 2019).
Keunggulan hati yang dikemukakan Pascal terletak pada kalimat terkenalnya ini: “Hati mempunyai alasan-alasan yang tidak dimengerti oleh akal”. Kata hati di sini kata Pascal tidak boleh dipahami sebagai pusat emosi, melainkan pusat aktivitas jiwa manusia terdalam yang mampu menangkap sesuatu secara intuitif dan spontan. Hati adalah inti eksistensi. “Kita mengenal kebenaran tidak hanya lewat akal, melainkan juga lewat hati”. Maka hal yang jelas adalah bahwa hati memiliki daya intuitif yang cukup mendalam dan melampaui rasio yang terbatas pada logika akal budi. (Gardner, Taylor, and Dohn 1958)
Manusia, sejak awal peradaban, selalu mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan fundamental tentang keberadaan, makna hidup, dan hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi. Dalam perjalanannya, manusia menggunakan berbagai cara untuk menemukan jawaban, termasuk melalui akal dan hati. Dia berpendapat bahwa meskipun akal memiliki peran penting dalam memahami dunia, ada dimensi realitas yang tidak dapat dipahami secara logis. Untuk memahami realitas ini, manusia perlu melampaui batas akal dan menggunakan hati. Pascal mengakui bahwa akal manusia memiliki kemampuan luar biasa dalam memahami dunia fisik dan logis.
Kita dapat menggunakan akal untuk menganalisis informasi, memecahkan masalah, dan membuat kesimpulan. Namun, Pascal juga menunjukkan bahwa akal memiliki batasannya. Akal tidak mampu memahami realitas spiritual dan moral, seperti cinta, belas kasihan, dan keadilan. Di sinilah intuisi dan hati berperan. Intuisi, menurut Pascal, adalah kemampuan untuk memahami kebenaran tanpa perlu melalui proses penalaran logis. Hati, di sisi lain adalah pusat emosi dan spiritualitas manusia. Melalui hati, manusia dapat merasakan cinta, belas kasihan, dan intuisi, yang dapat membimbingnya menuju kebenaran ilahi.
Salah satu argumen Pascal yang paling terkenal adalah “Argumen Taruhan Pascal”. Dalam argumen ini, Pascal membandingkan dua kemungkinan: percaya pada Tuhan dan tidak percaya pada Tuhan. Dia berpendapat bahwa lebih menguntungkan untuk percaya pada Tuhan daripada tidak percaya. Jika Tuhan memang ada dan kita percaya, maka kita akan mendapatkan pahala kekal di surga. Sedangkan jika Tuhan tidak ada dan kita percaya, maka kita tidak akan kehilangan apa pun. Di sisi lain, jika Tuhan memang ada dan kita tidak percaya, maka kita akan dihukum di neraka. Jika Tuhan tidak ada, dan kita tidak percaya, maka kita tidak akan mendapatkan apa pun.
Iman Berbasis Hati dan Kepercayaan
Penting untuk dicatat bahwa Pascal tidak menganjurkan iman berdasarkan perhitungan untung rugi semata. Dia menekankan bahwa kepercayaan sejati haruslah didasari oleh cinta dan rasa hormat kepada Tuhan. Kepercayaan ini haruslah datang dari hati, bukan dari otak. Menurut Pascal, manusia harus berusaha untuk hidup dengan cinta, belas kasihan, dan keadilan. Pascal juga percaya bahwa manusia tidak mampu mencapai keselamatan dengan usahanya sendiri. Kita membutuhkan kasih karunia ilahi untuk diselamatkan. Kasih karunia ini diberikan kepada mereka yang memiliki kerendahan hati dan mengakui keterbatasan mereka sendiri.
Hidup beriman berarti hidup dengan hati yang terbuka kepada Tuhan. Kita harus selalu siap untuk menantang keraguan dan pertanyaan kita tentang iman. Iman tidak selalu mudah, dan kita mungkin akan menghadapi berbagai rintangan dan cobaan dalam perjalanan kita. Perspektif Pascal tentang “melampaui batas akal” telah dikritik dari berbagai sudut pandang. Beberapa kritikus berpendapat bahwa argumennya terlalu rasional dan tidak cukup mementingkan peran hati. Kritikus lain berpendapat bahwa Pascal tidak cukup menghargai peran akal dalam memahami iman. Meskipun telah berabad-abad sejak Pascal hidup pemikirannya tetap relevan hingga saat ini. Pertanyaan tentang keberadaan Tuhan, makna hidup, dan hubungan antara iman dan akal masih menjadi pertanyaan penting bagi banyak orang.
KESIMPULAN
Pascal memberikan kontribusi yang signifikan bagi pemikiran tentang iman dan akal. Dia menunjukkan bahwa iman dan akal tidak harus saling bertentangan, tetapi dapat saling melengkapi. Dia juga menekankan pentingnya hidup dengan hati yang terbuka kepada Tuhan. Konsep “melampaui batas akal” dalam menemukan kebenaran ilahi dengan hati merupakan konsep yang kompleks dan penuh makna. Perspektif Blaise Pascal menawarkan wawasan yang berharga tentang hubungan antara iman dan akal. Pemikiran pascal membantu kita untuk memahami tentang Allah. Dimana Allah yang kita imani dan percaya tidak dapat di mengerti oleh ratio kita manusia tetapi jauh untuk kita pahami tentang Allah adalah dengan menggunakan hati. Seperti kata Santo Thomas Aquinas iman yang menolong budi, indra tak mencukupi. Menurut Pascal ratio hanya mampu membantu manusia memahami kebenaran kebenaran matematis dan ilmu ilmu alam. Semantara hati tidak terbatas pada urusan emosi saja, tetapi jauh melampaui kemapuan ratio. Atas dasar inilah pascal berpendapat bahwa dengan hati manusia akan mampu memahami segala sesuatu, yang jauh, yang tinggi yakni pengetahuan tentang Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Gardner, W. James, Howard P. Taylor, and Donald F. Dohn. 1958. “RASIONALIS DAN RASIONALISME DALAM PERSPEKTIF SEJARAH.” Journal of the American Medical Association 167 (16): 2030. https://doi.org/10.1001/jama.1958.02990330126021.
Gayle D. Beebe dan Richard J. Foster. 2009. “Kerinduan Akan Tuhan: Tujuh Jalan Menuju Pengabdian Kristiani.” 2009. https://www.westmont.edu/blaise-pascal.
Maulana, Ilham. 2021. “Pertaruhan Keimanan Pascal Dan Dampaknya Pada Perilaku Beragama.” Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama Dan Masyarakat 4 (2): 13–27. https://doi.org/10.14421/panangkaran.2020.0402-02.
Mulait, Meki. 2017. “‘Etaiken Werek’: Hati Menurut Orang Huwula.”
Santoso, Audy. 2019. “God of Sorrows in the Man of Sorrows.” Verbum Christi 6 (1): 1–4.
Setiawan Ebta. 2023. “Arti Kata Hati – Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.” 2023. https://kbbi.web.id/akal.
- Penulis
MARIANUS EMAN MANEK
61123005
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG
2023/2024