Kupang, seputar-ntt.com – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Puspa Yoga, Jumat, (8/11/2020), mengunjungi Kelurahan Nunhila di Kecamatan Alak Kota Kupang. Kedatangan Gusti Ayu yang didampingi Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore tersebut untuk bertemu masyarakat dimana Kelurahan Nunhila ditetapkan sebagai wilayah Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PAT BM) sejak 2014.
“Kedatangan saya ke Nunhila adalah dalam rangka melihat program kementerian yang sudah jalan. Saya senang sekali melihat semangat dan antusiasme warga disini. Saya harus mencontohi semangat masyarakat dihuni,” kata Bintang Puspayoga.
Menteri PPPA juga mengajak semua masyarakat untuk bersama-sama menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak. Hal itu bisa terwujud jika semua komponen bersatu padu dan menyadari bahwa perempuan dan anak adalah aset bangsa yang wajib dilindungi.
“Tadi ada beberapa keluhan yang sudah disampaikan oleh Bapak Wali Kota seperti persoalan sunting maupun kanker servis akan kami koordinasikan dengan Kementerian terkait. Apalagi pencegahan kanker serviks itu sudah menjadi program ibu negara. Pak Presiden sudah tekankan untuk bekerja tim sehingga persoalan adapun yang dihadapi masyarakat harus diselesaikan bersama,” pungkas Bintang Puspayoga.
Sementara Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore pada kesempatan tersebut meminta para orangtua untuk memperhatikan anak-anak ketika bermain Gadget. “Seiring dengan perkembangan maka anak-anak sudah terbiasa dengan gadget atau ponsel pintar. Tugas kita sebagai orang tua bagaimana melindungi mereka supaya mereka menggunakan teknologi secara baik dan tidak menyimpang,” harap Jefri.
Jefri Riwu Kore juga menyampaikan bahwa salah satu persoalan yang dihadapi oleh perempuan di Kota Kupang adalah Kanker Serviks. Banyak warga kota yang harus berobat keluar dengan biaya yang tidak sedikit sehingga jika fasilitas kesehatan di Kupang sudah memadai untuk penanganan kanker serviks maka akan sangat membantu masyarakat.
“Jadi kalau ada masyarakat minta bantuan untuk berobat maka kita hanya bantu secara pribadi karena kita tidak siapkan dana untuk itu. Kami berharap persoalan ini bisa disampaikan oleh ibu Menteri kepada Kementerian kesehatan. Kami juga berterimakasih karena ibu sudah meluangkan waktu untuk menemui warga kami di PAT BM Mungil,” tutup Jefri.
Sementara Ketua Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PAT BM) Kelurahan Mungila, Rahel magdalena Rihi menyampaikan dengan ditetapkannya Mungil sebagai wilayah PAT BM maka dampak yang dirasakan adalah meningkatnya kesadaran masyarakat dalam memberi perlindungan baik terhadap anak maupun perempuan.
“Tahun 2014 ketika PAT BM ini terbentuk maka tugas kami adalah mendata anak yang ada dihuni dan apa kebutuhan mereka. Dampak positif yang kami rasakan dengan terbentuknya PAT BM yakni meningkatnya kesadaran masyarakat dalam memberi perlindungan terhadap anak. Kelurahan juga lebih aman. Kunjungan ibu menteri membuat kami bersemangat dan berkomitmen dalam memenuhi hak-hak anak dihuni,” tutup Magdalena. (joey)