Kupang, Seputar NTT.com – Persoalan Lingkungan di Provinis Nusa Tenggara Timur yang mana wilayahnya didominasi padang sabana, menjadi tantangan tersendiri bagi semua anak Flobamora untuk menghijaukan wilayah ini. Sebagai wilayah yang didominasi Sabana, maka Kondisi ini tentu tidak menguntungkan bagi lingkungan karna akan berdampak pada lahan yang menjadi kritis, mudah terbawa erosi, dan tidak menjamin adanya persediaan air tanah yang sangat di butuhkan oleh tumbuh-tumbuhan, hewan dan juga manusia. Jalan satu-satunya untuk mengusir hawa panas dari Bumi Flobamora adalah dengan cara menghijaukan semua padang sabana yang luas nan liar. Dengan menghijaukan semua lahan kritis maka akan berdampak pada kesuburan tanah, persediaan air tanah yang cukup dan menciptakan iklim mikro. Hal ini terlontar dari mulut Andro Riwu Rohi pada saat penanam anakan pohon bayam dan anakan gaharu bersama Ketua DPW Partai Nasdem NTT, Jecky Uly, awal juli 2013 lalu di Desa Babau Kupang Timur. Penamaman pohon bayam dan gaharu ini dilakukan secara bersama dengan masyarakat di sekitar lokasi. Dua jenis anakan ini menambah koleksi tanaman yang ada dilahan tersebut. Karna sebelumnya sudah ditanam berbagai jenis pohon seperti mangga harum manis, ginca dari Cirebon, dodolri dari Manado, mangga kulit merah dari Australia, sawo, kecapi dari Bogor, kelapa, cendana, dan juga anakan dari Taiwan yang sudah lebih dulu di tanam oleh Jecky Uly. Saat ini hampir semua pohon mangga yang telah ditanam sebelumnya oleh Jecky Uly sudah mulai berbuah. “Sungguh luar biasa, saya secara pribadi sangat mengagumi sosok seorang jenderal bintang dua yang sangat peduli dengan lingkungan, dan saya orang yang sangat beruntung diberikan kesempatan untuk melakukan berbagai kegiatan di tempatnya,”ujar Andro. Kenapa memilih musim kemarau untuk melakukan penanaman, kata andro Riwu Rohi, sebab alam ini harus ditaklukkan selagi kegiatan itu positif dan mampu merubah kebiasaan menanam pada saat musim hujan saja. Sebab jika berhasil menyelamatkan tanaman yang ditanam pada saat kemarau, maka tidak perlu ragu lagi ketika menanam pada saat kemarau terik. “Saya sudah biasa lakukan di Sabu dan toh berhasil juga. Karena memang musim hujan itu terbatas dan lebih banyak musim kemaraunya. Dan bagi saya tanam seratus, tumbuh seratus, tanam seribu tumbuh seribu, karena saya merawat tanaman itu dengan hati. Dan bukan hanya di kabupaten kupang yang akan melakukan kegiatan seperti ini, tapi di beberapa kabupaten lain di NTT, saya sendiri sudah membanguan relasi dengan teman- teman disana, dan mereka sangat menyambuat baik kegiatan ini,”papar Andro. Awalnya, kisah Andro, ketik Jecky Uly mengajak dirinya melihat kebun milik mantan Kapolda NTT di Babau, kebun itu lumayan luas sekitar hampir enam hektar yang sudah di pagari dengan kawat duri dan juga sudah ada penjaga. Dalam kawasan itu ada dua buah jebakan air, atau cekdam mini yang airnya tidak pernah kering, yang didalamnya dimanfaatkan untuk memelihara berbagai jenis ikan, seperti lele, nila dan juga jenis ikan lainnya. “Dibawah cekdam mini itu sudah menimbulkan mata air kecil, dan saya terbuai dengan alam yang masih perawan dan asri itu, Karena memang saya suka sekali bertualang di alam . Dan saya jatuh cinta dengan lokasi itu, dan dalam hati saya namakan” eden dua”,”katanya. Mengapa dinamakan eden dua kata Andro Riwu Rohi, karena sudah ada eden satu miliknya di Pulau Sabu tepatnya di Desa Eilode Kecamatan Sabu Tengah. Taman eden miliknya kata Andro, sudah pernah dipublikasi lewat berbagai media baik media cetak maupun melalui TVRI NTT. Dirinya sendiri telah mengutarakan kepada Jecky Uly, untuk memberi nama eden dua di kebun milik mantan Kapolda Sulawesi Utara ini. “Di tempat itu kita akan mendengar kicauan berbagai jenis burung dan suara berkokok ayam hutan yang bapak Jecky sendiri lepas di tempat itu, tempat itu sangat indah dan jauh dari kebisingan. Saya merasa berada di eden, seperti cerita alkitab waktu masih sekolah minggu, kita akan damai ketika berada tempat seperti itu,”katanya. Dua jenis anakan yang telah ditanam tersebut, yakni bayam dan kayu gaharu, kata Andro, masih dikategori langka diwilayah NTT, karna kayu bayam termasuk kayu kelas satu yang sangat mahal harganya. “Anakan ini saya bawa sendiri dari pembibitan saya yang ada di Kabupaten Sabu Raijua. Dan sekaligus tempat ini saya ingin menjadikannya sebagai tempat pembibitan,”katanya. Selama ini tambah Andro, masyarakat tidak tahu bagaimana memperlakuan benih itu sendiri. Dirinya memberi contoh seperti cendana dan bayam harus diperlakuan secara khusus sehingga dapat mengeluarkan kecambahnya, dan ini merupakan kegagalan dari pemerintah dalam memberi edukasi terhadap masyarakat. Pemerintah, katanya harus bermitra dengan masyarakat dan terus melakukan pendampingan secara berkelanjutan agar masyarakat bisa melakukan persemeian sendiri di rumah masing-masing kalau mau sukses dalam menghijaukan Flobamora. Sejak jaman orde baru sudah banyak uang yang di keluarkan oleh pemerintan untuk membiayai kegiatan perubahan iklim itu, dan pada akhirnya nol. “Saya berpikir tugas setiap orang memikirkan lingkungan untuk untuk dihijaukan, karena dunia sekarang di ambang kehancuran oleh pemanasan global, atau dengan global worming. Orang yang bisa memikirkan tentang lingkungan adalah orang yang bisa berpikir secara global,”pungkasnya. Pada kesempatan yang sama, Jecky Uly mengatakan, secara pribadi dirinya sangat mendukung dan memberi apresiasi terhadap apa yang menjadi keinginan Andro Riwu Rohi ditempat nya. “Menurut saya Andro adalah pahlawan lingkungan dan aset Sabu Raijua yang sangat luar biasa, dan kita harus dukung, karena apa yang dilakukan bukan untuk dirinya sendiri melainkan untuk orang lain dan juga penyelamatan dunia dari akibat pemanasan global,”ungkap Jecky. (Raja Rihi Ga)
Merintis Bayam Dan Gaharu Di Bumi Flobamora
