Borong, seputar-ntt.com – Kepala Sekolah SDN Bantuk, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur DJ (53) diduga menganiaya anak dari Operator Sekolah.
PAL (3) menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bantuk, Senin, (02/03/2020) sekitar pukul 08.00 Wita.
Ayah korban, Heribertus Lembo menuturkan, persoalannya sepele, hanya karena ada kesalahpahaman antara Operator Sekolah dan Kepala Sekolah, terkait tugas dan tanggungjawab masing-masing.
“Pada saat kejadian, anak saya juga berada di Sekolah, karena istri saya juga mengajar di sana, kebetulan setiap hari anak saya ikut dibawa ke sekolah, saat menyelesaikan persolaan terkait kesalahpahaman tugas tesebut, terjadi adu mulut serta kontak fisik antara saya dan Kepsek, serta satu orang Guru Laki-laki”, tutur Heribertus.
Ia melanjutkan, pada saat kontak fisik terjadi saya berusaha menghindar keluar dari ruangan. Pada saat saya di luar ruangan, Kepsek DJ (inisial) mendorong sebuah meja mengarah ke anak saya.
“Anak saya mengalami luka dibagian mulut, bibir dan gusi, melihat anak saya berdarah, saya dan istri lansung menghantar anak kami menuju Puskesmas Borong sekitar jam 9 pagi untuk penanganan lebih lanjut”, ungkapnya.
Terpisah, Kapolsek Borong AKP Ongkowijono Tri Atmodjo menjelaskan, kasus tersebut masih ditangani Kanit Reskrim dan laporan tertulis lagi dibuat.
“Yang tangani Kanit Reskrim, laporan tertulisnya lagi dibuat dan belum sampai ke saya”, ungkap AKP Ongko saat dihubungi Seputar-ntt.com via sambungan telepon selulernya.
Tokoh muda Manggarai Timur, Pankrasius Purnama, mengutuk keras tindakan Kepsek DJ tersebut, pelaku telah melakukan Kekerasan terhadap anak dibawah umur, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 AYAT (1) UU No. 35 tahun 2014 Tentang Perubahan Atas UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
Ia juga meminta Pemda Manggarai Timur khususnya Dinas Pendidikan agar segera menindaklanjuti apa yang dilakukan oleh Kepsek DJ tersebut, mengingat korbannya anak dibawah umur, agar apa yang sering disampaikan Bupati Agas “Manggarai Timur Ramah Anak” itu terwujud. (Fidel Sanath)