Oknum Wartawan KPK Diduga Hendak Loloskan TKI Asal Alor

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Yakob Tuaty, Wartawan Tabloid KPK dari Jakarta diduga hendak meloloskan tenaga kerja asal Alor yang tidak berdokumen dengan cara bernegosiasi dengan pihak KP3 Laut Pelabuhan Tanjung Lontar Tenau Kupang, pada Jumat (10/10/2014)

Menurut komandan KP3 Laut Pelabuhan Tenau Kupang, Iptu Benediktus Minu kepada wartawan mengatakan, saat itu pihaknya sedang mengumpulkan para TKI untuk memeriksa kelengkapan dokumen sebagai tenaga kerja yang legal.

“Nah dia datang dan bilang kalau para tenaga kerja ini ada KTP, tapi kenapa harus ditahan. Saya jawab bahwa kita harus periksa semua dokumen termasuk izin kerja dari Nakertrans setempat,” katanya.

Yakob Tuaty juga berusaha untuk negosiasi dengan cara meminta nomer rekening kepada pihak polisi untuk dimanakan jika para tenaga kerja ini diloloskan.

“Dia bilang kasih tau nomer rekening saja supaya ditransfer. Tidak usah tahan mereka yang mau berangkat kerja,” tutur Benediktus.

Ayub Tuaty yang ikut dibawa ke Dinas Nakertrans NTT, saat ditanyai wartawan membantah jika dirinya hendak meloloskan para tenaga kerja dengan cara bernegosiasi dengan pihak polisi.

“Saya hanya ingin menolong teman-teman karena kita sama2 dari Alor, saya ditelepon oleh koordinator yang membawa tenaga kerja itu yakni Sabilus Koilmo,”katanya.

Saat ditanya selama ini bertugas dimana, Yakob Tuaty mengaku bertugas di wilayah NTT selama dua tahun terakhir. Walaupun demikian dia tidak mengenal para Jurnalis yang selama ini bertugas di NTT.

Sebelumnya diberitakan bahwa 22 Tenaga Kerja Asal Kabupaten Alor dibekuk aparat KP3 Laut Tenau Kupang ketika hendak berangkat ke Kalimantan melalui Pelabuhan Tanjung Lontar Tenau Kupang, Jumat (10/10/2014). Mereka dibekuk aparat karena tidak memiliki dukumen sebagai tenaga kerja.

22 tenaga kerja ini terdiri dari 18 orang laki-laki dan 4 orang wanita. Mereka hendak menyeberang dengan KM Bukit Siguntang untuk bekerja di perusahaan Kelapa Sawit di Kalimantan Selatan. Namun aksi mereka terendus oleh aparat. Mereka kemudian digiring ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTT, untuk diambil data.

Komandan KP3 Laut Pelabuhan Tenau Kupang, Iptu, Benediktus Minu kepada wartawan mengatakan, pihaknya menahan para tenaga kerja karena tidak meimiliki dokumen kerja dari daerah asal yakni Kabupaten Alor.

“Mereka hanya bermodal KTP dan hendak bekerja ke Kalimantan tanpa dokumen dari Dinas Nakertrans Alor sehingga kita amankan untuk didata. Salah satu tugas kami adalah melakukan pencegahan terhadap tenaga kerja ilegal yang ingin menyeberang lewat pelabuhan,” katanya.

Menurutnya, tertangkapnya 22 tenaga kerja asal Alor ini berkat kerja keras intelejen dilapangan sehingga mampu mendeteksi modus yang biasa dilakukan para tenaga kerja ilegal. “Setelah kami dapat infromasi dari intejeln dilapangan kita langsung bergerak sebelum kapal berangkat,” ungkapnya.

Sabilus Koilmo yang menjadi koordinator para tenaga kerja ini mengaku sebagai karyawan dari PT Mina Mas di Kalimantan Selatan. Perusahaannya bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit dan dia ditugaskan untuk mencari tenaga kerja.

“Saya dari perusahaan PT Mina Mas dan saya yang membawa mereka untuk bekerja,” katanya.

Sementara Apriel Koihar, salah satu tenaga kerja kepada wartawan mengaku, dirinya bersama teman-teman yang lain diming-imingi gaji 1.6 juta perbulan. “Selain gaji pokok 1,6 juta, katanya ada juga tunjungan mingguang 250 ribu perminggu serta tunjangan beras selama bekerja di sana,” ujarnya. (joey)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *