Kupang, seputar-ntt.com – Pemilihan Wali Kota baru akan berlangsung pada November 2024. Tapi kerja-kerja politik dalam menyongsong hajatan politik lima tahun itu sudah harus dimulai. Siapa yang lebih lama bekerja, dan siapa yang lebih banyak menabur, maka dia pasti menulai hasil lebih. Ungkapan bahwa proses tidak akan mengkhinati hasil, selalu terbukti dalam kerja-kerja politik masa kini. Bahwa kerja politik itu tak terhindar dari kritik dan saling sindir, itu sudah hal biasa. Apalagi di jaman digital dan banjirnya arus media sosial. Siapa saja punya hak berpendapat apakah menampilkan wajah asli atau hanya berlindung di balik topeng akun anonim. Itulah fakta dan dinamika saat ini. Terima atau tidak demikianlah yang terjadi. Harus nafas Panjang dan punya kesabaran lebih. Jika tidak maka, bisa darah tinggi dan pusing tujuh keliling.
Seperti yang dilakukan oleh sejumlah anak muda yang berkumpul dalam satu wajah dengan nama Teman Jeriko melakukan sebuah gerakan politik untuk mendukung Jefri Riwu Kore untuk satu kali lagi memimpin Kota Kupang. Acara yang diberi nama Ngopi Bareng Teman Jeriko itu diprakarsai oleh mereka yang masih muda. Milenial katanya. Yang jejak politiknya masih mentah, tapi memiliki tekad yang sudah matang untuk mendukung satu figure yang dianggap terbaik yakni Jefri Riwu Kore melalui jalur Independen dengan mengumpulkan KTP. Mereka memilih salah satu jalur yang disiapkan oleh konstitusi yaitu jalur independen untuk mendukung Jefri Riwu Kore. Anak-anak muda itu menyadari benar bahwa rakyat adalah pemegang kedaulatan yang sesungguhnya sehingga mereka ingin bersatu dengan rakyat untuk membuka pintu independen untuk Jefri Riwu Kore.
Salah satu Teman Jeriko, Yonathan Gah mengatakan, hakikinya kedaulatan rakyat dalam hajatan politik adalah bebas memilih siapa calon pemimpinnya secara independen tanpa ada intervensi dari pihak manapun termasuk partai politik. Alasan inilah yang membuat Teman Jeriko memilih jalur perseorangan atau independen untuk Jefri Riwu Kore. Simpatisan dan Teman Jeriko menginginkan agar mantan Anggota DPR RI itu harus mengembalikan kedaulatan yang seutuhnya kepada rakyat dalam menentukan calon pemimpin di Kota Kupang. “Buruknya kinerja partai politik dalam melahirkan pemimpin-pemimpin yang cakap baik di tingkat daerah maupun pusat menyebabkan citra partai politik di mata rakyat semakin merosot. Rakyat tidak lagi percaya bahwa partai poitik mampu memberikan solusi atas krisis kepemimpinan yang terjadi. Partai politik gagal melahirkan pemimpin-peminpin yang mampu membawa perubahan bagi kehidupan masyarakat,” kata Nathan.
Sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintah Daerah, maka calon independen harus mendapatkan dukungan dalam bentuk Kartu Tanda Penduduk (KTP) dari masyarakat. Apakah rakyat Kota Kupang masih menghendaki Jefri Riwu Kore maju dalam Pemilihan Wali Kota Kupang pada 2024 nanti, tergantung penuh pada dukungan masyarakat lewat KTP yang mereka berikan. “Kami ingin mengembalikan kedaulatan yang utuh ke tangan rakyat sehingga rakyat benar-benar mendapatkan kesempatan untuk memilih sendiri secara bebas tanpa intervensi siapa calon pemimpinnya. Jika masyarakat masih menghendaki seorang Jeriko memimpin kota ini, maka syarat minimal yang ditetapkan oleh KPU bagi calon independen pasti terpenuhi,” pungkas Nathan.
Bagi simpatisan Jeriko yang tergabung dalam berbagai wadah itu, Jefri Riwu Kore adalah figur yang masih sangat layak untuk memimpin Kota Kupang satu periode lagi. Sejumlah keberhasilan mereka beberkan sekalipun itu akan dibantah oleh mereka yang berseberangan politik atau pendukung figur tertentu. Sebagi orang muda dan tulang punggung demokrasi mereka merasa bertanggungjawab untuk mempersiapkan pemimpin yang dinilai bisa menjawab kebutuhan masyarakat. Dan pemimpin yang mereka siapkan itu Bernama Jeriko, sapaan akrab Jefri Riweu Kore. Tentu saja mereka memiliki alasan masing-masing kenapa harus mendukung Jeriko sekali lagi. Yang pasti hingga Sabtu 18 Juni 2021, KTP yang terkumpul lewat aplikasi sudah mencapai 62.000 lebih KTP. Teman Jeriko punya target, KTP yang terkumpul, minimal bisa menyentuh angka 100.000 KTP.
Kegiatan politik yang dilakukan oleh Teman Jeriko tersebut memantik diskusi hangat di jagat media sosial. Ada yang menilai bahwa, itu Langkah yang terlalu premature, ada juga yang yang mergukan kegiatan itu bakal berhasil. Apalagi kata mereka, Jefri Riwu Kore akan segera turun dari tahta kekuasaan sehingga itu akan mubasir. Namun seperti kata pepatah, anjing menggonggong khalifah berlalu. Ada yang menyebar gossip bahwa Kopi bareng itu adalah ajang transaksi sebuah KTP dengan segelas kopi, sehingga sangat murah harga sebuah KTP kata mereka. Tapi fakta dilapangan tidak demikian. Setiap pengunjung yang ingin ngopi, tinggal minta. Tanpa harus kasih KTP. Pengumpulan KTP itu adalah kerelaan tanpa paksaan. Percaya atau tidak, getaran politik yang dipicu oleh Teman Jeriko dengan mengumpulkan KTP untuk Jeriko telah berhasil memantik diskusi diantara kawan maupun lawan. Itu juga adalah pesan kepada lawan politik bahwa Jeriko tak berjalan sendiri. Ada orang-orang muda yang akan mendukungnya dalam hajatan politik nanti.
Jika melihat anak-anak muda yang begitu semangat dalam acara ngopi bareng, hamper pasti mereka bukan orang-orang yang berlatar belakang politik. Mereka adalah anak-anak milenial dengan berbagai potensi yang dimiliki. Ada selebgram Kota Kupang, ada Tiktoker hingga pemilik kanal youtube. Beberapa dari mereka adalah aktivis. Dalam kegiatan itu mereka menampilkan secara live jumlah KTP yang terkumpul. Jefri Riwu Kore tiba di Bundaran Tirosa sudah hamper pukulo 10 malam. Tepatnya pukul 21:47 wita. Datang dengan mengendarai sebuah Jip Putih yang transparan. Jeriko sendiri yang mengemudi. Kedatangannya disambut histeris oleh Teman Jeriko dan simpatisan yang sudah menanti sejak sore. Layaknya seperti kampanye. Aura politiknya benar-benar membius suasana. Panggung malam itu benar-benar bersinar penuh nyawa. Ada yang baca puisi lalu diakhir dengan ikrar Teman Jeriko.
Dalam sambutannya, Jerko dengan penuh semangat menyampaikan bahwa orang-orang muda adalah pionir pembangunan masa depan bagi sebuah daerah. Orang-orang muda adalah tulang punggung negara dan bangsa sehingga harus mampu menunjukkan bakat dan kualitas diri. Orang-orang muda atau milineial kata Jeriko harus menjadi ujung tombak pembangunan di Kota Kupang. Sebagai pemimpin kota kata Jeriko, dia sangat menyadari benar bahwa masih banyak hal yang belum tuntas dikerjakan selama satu periode menjadi Wali Kota Kupang. Untuk itu, dirinya meminta semua pihak termasuk orang muda untuk Bersatu padu dan berjuang dalam mimpi yang sama yakni Kota Kupang yang lebih maju dan modern. Jeriko juga menyampaikan terimakasih tak terhingga kepada Teman Jeriko serta semua simpatisan yang telah menggelar acara Ngopi bareng tersebut. “Kita bukan saudara secara biologis, tapi kita saudara secara ideologis. Siapapun yang memiliki mimpi untuk menjadikan Kota ini sebagai Kota Yang maju dan modern serta menjadi kebanggaan NTT, kita adalah saudara” pungkas Jeriko menutup sambutannya. (joey rihi ga)