Pemda Belu Diminta Perhatikan Pasar Tradisonal Atambua

  • Whatsapp

Atambua, seputar-ntt.com – Pemerintah Daerah Kabupaten Belu diminta perhatikan kesemrawutan pasar tradisional Atambua. Pasalnya, pasar baru dengan kontruksi yang cukup bagus, kini rusak dengan adanya pembangunan berbagai lapak dan tenda-tenda darurat, sehingga terlihat kumuh.

Los-los pasar dan tenda-tenda darurat, yang memenuhi lokasi pasar, menyebabkan lokasi pasar disesaki barang jualan, dan sama sekali tidak teratur atau semrawut. Selain makin carut-marutnya pasar baru, muncul juga masalah sampah dan drainase, yang mana kedua fasilitas tersebut sangat buruk, dan menyebabkan pasar baru kotor dan berbau tidak sedap.

Salah satu pembeli yang  mengunjungi pasar itu, Maria Goreti Muti, kepada seputar-ntt.com Kamis (11/09/2014), mengaku, kondisi pasar tradisional Atambua kini sangat carut marut dan sangat semrawut. Padahal sebelumnya cukup bagus dengan membangun los pasar yang berlantai dua.

“Dengan diijinkannya pedagang sayur-mayur maupun daging dan ikan dijual pada pasar ini, membuat los pasar yang representatif di tengah kota, makin buruk dan sama sekali tidak teratur bahkan menyuguhkan bau busuk yang tak sedap. Mustinya, pemerintah memperhatikan  keindahan dan kebersihan pasar tradisional yang sudah di bangun dengan berlantai dua ini” katanya.

Sementara itu, salah satu penjual daging di pasar tersebut, yang mengaku namanya Amfotis mengatakan, ikan dan daging yang di jual tidak terlalu menyuguhkan bau yang tak sedap atau bau busuk karena selalu di bersihkan.

“Daging dengan ikan yang kita jual tidak bau adik, karena kita bersihkan tiap tiga hari dengan membeli air tengki, yang bau itu tumpukan sampah yang ada di selokan atau got yang tidak pernah di bersihkan oleh petugas” ungkapnya.

Menurutnya, masalah keindahan dan kebersihan sebenarnya menjadi tanggungjawab pemerintah karena para penjual membayar rettribusi los pasar yang digunakan termasuk biaya kebersihan.

“Sebenarnya tugas pemerintah untuk membersihkan pasar ini karena kita yang jual di sini, los yang kita pakai bayar karcis perorang Rp. 5000 perbulan termasuk karcis untuk kebersihan” pungkasnya.

Senada, Hendrik Amsikan, salah satu penjual ikan, mengatakan kondisi pasar yang sangat semrawut dan bau busuk telah mengganggu pengunjung dan para pedagang yang ada di pasar tersebut.

“Para pembeli atau pengunjung dan kita yang jual di sisini merasa tidak aman dan nyaman atau tergganggu dengan bau busuk yang tak sedap, ini akibat dari pembuangan dan alur drainase yang tidak bagus” ujarnya.

Dirinya berharap, berbagai persoalan yang muncul di pasar baru Atambua, hendaknya segera dibenahi oleh pemerintah, agar para pedagang merasakan kenyamanan dalam berusaha, termasuk kepada para pembeli yang datang ke pasar baru, untuk membeli berbagai kebutuhan rumah tangga.

“Saya berharap pemerintah dapat mengatasi masalah yang ada di pasar tradisional ini sehingga kita sebagai penjual dan pembeli merasa senang untuk gunakan pasar ini” pungkasnya. (parada)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *