Oelamasi, seputar-ntt.com – Seorang PNS di lingkup Pemkab Kupang yang menjalin hubungan asmara dengan orang yang bukan pasangannya disebut Bupati Kupang, Ayub Titu Eki sebagai pencuri cinta. Mereka ini harusnya malu karena setiap 3 bulan sekali di doakan oleh para pendeta yang diundang oleh Pemkab Kupang.
Seperti yang terjadi, Jumat (25/4/2014) saat Pemkab Kupang menggelar doa bersama di Oelamasi, sejumlah pendeta yang diundang diantaranya Pdt. Leonard Fay, S.Th, Pdt. Melina Radja Tuka, S.Th, Pdt. Viktor Nenohau, S.Th, Pdt. Decky Oematan, S.Th dengan sungguh-sungguh mendoakan para pencuri cinta ini.
Kehadiran para pendeta tersebut selain mendoakan para pencuri cinta untuk bertobat, para hamba Tuhan ini juga mendoakan berbagai persoalan dan pergumulan masyarakat Kabupaten Kupang yang selama ini terjadi seperti pencuri waktu, pencurian hasil ternak, perkebunan hasil hutan dan pencurian barang.
Selain persoalan-persoalan itu juga didoakan masalah kerukunan intern dan antar umat beragama maupun masalah bencana secara local maupun nasional dan internasional.
Acara doa bersama yang berlangsung di Kantor Bupati Kupang tersebut diikuti oleh seluruh pimpinan SKPD dan para staf.
Bupati Titu Eki dalam sekapur sirihnya menekankan, doa bersama yang digelar 3 (tiga) bulan sekali adalah untuk mendoakan secara khusus maraknya berbagai pencurian. Pencurian uang atau lebih popular dengan sebutan korupsi, sering terjadi di Kantor yang mengakibatkan seorang aparat harus digiring ke Pengadilan.
Pencuri waktu dan pencuri cinta yang begitu marak akibat ada aparat yang tidak memanfaatkan waktu kerja dengan baik. Waktu kerja dipergunakan dengan melakukan hal-hal yang sangat tidak terpuji. Karena itu, dengan kegiatan doa yang rutin dilakukan setiap 3 bulan ini diharapkan mental aparat dapat berubah.
“Pencurian yang terjadi di masyarakat berupa hasil hutan, laut dan kebun namun pencurian yang sering terjadi di lingkungan kantor adalah pencurian uang, pencurian waktu dan pencurian cinta,” kata Bupati Titu Eki.
Bupati Titu Eki mengatakan, kaum Nasrani masih dalam suasana paskah danbanyak orang mengatakan kalau Kupang kota seribu salib sebab dimana-mana terpasang salib. Namun apakah bangga dengan simbol-simbol kekristenan tersebut? Kaum Nasrani adalah orang-orang yang diutus Tuhan ke dalam dunia untuk menjadi terang, bukan membawa salib ke padang-padang dan setelah itu salib tersebut ditinggalkan dan dilupakan.
Bukti kristiani yang sesungguhnya, tegas Bupati Titu Eki bukan sekedar simbol yang terpasang dimana-dimana tetapi yang Tuhan inginkan adalah orang-orang percaya dari Gereja dimana saja.
Sementara itu Pdt. Viktor Nenohai dalam kebaktian tersebut mendasari kotbahnya dari Kitab Yohanes pasal 20 ayat 27 menekankan bahwa salib bukanlah aksesoris yang bisa dibawa kemana-mana. Namun salib ada diri setiap masyarakat yang mengaku sebagai kaum Nasrani. (sho)