Pendidikan Kunci Pembangunan dan Peradaban Bangsa

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Pendidikan merupakan kunci pembangunan, sekaligus peradaban suatu bangsa, dalam upaya menjadikan manusia seutuhnya, yakni manusia memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan.

Hal ini diungkapkan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya yang diwakili Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi NTT, Mikael Fernandez pada  Rakor Terpadu Pusat dan Daerah optimalisasi Implementasi Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah, di Hotel Aston Kupang, Jumat (28/7/2017).

“Pembangunan pendidikan menjadikan manusia seutuhnya, yakni manusia yang memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan, dengan menjunjung tinggi norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat,” tegas Mikael Fernandez.

Mikael Fernandez mengatakan, pendidikan dalam tataran idealisme mesti melahirkan manusia-manusia yang memiliki kecerdasan, kemahiran serta berkarakter dalam terminologi lain manusia yang cerdas, mahir dan beradab.

“Eksistensi manusia yang cerdas, mahir dan beradab sangat diperlukan dalam berbagai dimensi keidupan, sehingga mampu bersaing, baik ditingkat regional, nasional maupun internasional,” tambahnya.

Untuk mewujudkannya, jelas Mikael Fernandez, diperlukan iklim pembelajaran yang kondusif, termasuk kompetensi guru yang memadai. Sarana dan prasarana yang memenuhi standar, serta manajemen dalam suasana berbasis kompetisi. Jadikan pendidikan sebagai taman, yang melahirkan suasana yang nyaman dan aman.

Lebih lanjut dikatakan, setiap kali mendengar pengumuman hasil Ujian Nasional (UN),  selalu diliputi kecemasan, kegundahan dan terpojokan karena mutu pendidikan di Provinsi NTT selalu berada di zona merah. Posisi ini selalu berulang tahun, dari tahun ke tahun. Rasanya sulit sekali beranjak dari posisi itu, seolah-olah merasa nyaman dengan kondisi tersebut.

“Menyikapi fakta ini, sebagai guru mengusik naluri keingin tahuan saya untuk bertanya, sesungguhnya apa yang salah dengan pendidikan kita?. Apakah guru yang selalu datang terlambat atau jarang masuk kelas karena sibuk berbisnis, atau perbaiki laptop, motor yang sering onar atau mobil yang rusak,” terka Mikael Fernandez.

Atau karena siswa yang tidak lagi memiliki motivasi berprestasi, lanjut Mikael Fernandez, dengan berdali bahw saya pasti lulus karena UN tidak menentukan kelulusan. Atau Kepsek yang sibuk mengurus administrasi kelengkapan B0S, agar terkesan manajemennya benar-benar baik.

“Kita harus mencari jalan keluar terbaik secara bersama-sama, berbagai upaya telah kita lakukan meski hasilnya belum memuaskan. Upaya kita meningkatkan mutu pendidikan di NTT menjadi komitmen Pemprov, terus mengagendakan upaya peningkatan kualitas pendidikan,” paparnya.

Peningkatan kualitas yang diupayakan Pemprov NTT, aku Mikael Fernandez,  meliputi  peningkatan kualitas pendidikan pada semua jenjang dan jenis dengan memperluas akses, peningkatan nrelevansi pendidikan yang berdaya saing dalam percaturan global dnegan melibatkan peserta didik dalam berbagai lomba berskala nasional.

Disamping itu, tambahnya lagi, pengembangan manajemen pendidikan yang efisien, melalui diklat manajemen berbasis sekolah. Lalu peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, antara lain himbauan pentingnya belajar melalui gerakan revitalisasi Gong Belajar.

“Tentu upaya ini perlu mendapat respon yang sama dari masyarakat, supaya kita mempunyai persepsi yang sama, sehati sesuara membangun mutu pendidikan di wilayah kita ini,”ajak Mikael Fernandez. (ira)

Komentar Anda?

Related posts