Kupang, seputar-ntt.com — Dalam memperingati tiga peristiwa Sang Buddha Gautama, yakni kelahiran, pencerahan (Satori), dan Parinirvana (wafat), umat Buddha merayakannya lewat Tri Suci Waisak.
“Istimewanya peristiwa itu terjadi saat bulan purnama, dimana kondisi bulan benar-benar penuh,” ujar Padesanayaka NTT, STI YM Bhikkhu Saccadhammo Thera di Vihara Pubbarata Kupang, Minggu (4/6/2023).
Jelas Bhikkhu Saccadhammo, makna Tri Suci Waisak bagi umat Buddha merenungkan bahwa pernah lahir, hingga berada pada momen saat ini, dan harus disyukuri karena lahir bukan sebagai hewan atau mahluk lain, tapi sebagai manusia.
“Pesan kedua tercerahkan, kita juga punya kesempatan yang sama tercerahkan, jadi bukan semata monopoli beliau sebagai seorang Buddha,” ujar Bhikkhu Saccadhammo.
Dikatakan Bhikkhu Saccadhammo, sebagai umat harus berusaha untuk meninggalkan kejahatan baik melalui pikiran, ucapan maupun tindakan. Dan selalu berbuat baik melalui pikiran, ucapan dan tindakan.
“Selain itu Sang Gautama selalu memurnikan hati, karena kalau pikiran dan hati tidak murni, bukan hanya kejahatan yang membuat hati kotor, tapi kebaikan juga bisa membuat kita sombong,” papar Bhikkhu Saccadhammo.
Sedangkan peristiwa ketiga saat Sang Gautama wafat. Dimana semua cepat atau lambat akan meninggal, meninggal dalam keadaan sedih, senang atau gembira.
“Yang jadi perenungannya, kita harus siap dengan itu, tentu kita berharap meninggal dalam keadaan bahagia. Jadi itu renungan dalam Tri Suci Waisak 2567 TB,” jelasnya.
Sedangkan Ketua Vihara Pubbarata Kupang, Yan Sigar menegaskan, umat Buddha dalam merayakan Tri Duci Waisak tidak dengan pesta pora, tapi cukup dengan berbagi kasih dan ibadat.
“Berbagi kasih merupakan agenda tetap. Biasanya dari Vihara Pubbarata langsung mengunjungi warga, tapi kali ini warga yang datang mengunjungi kita disini,” papar Yan Sigar.
Hal ini, kata dia, agar warga mengetahui Vihara Pubbarata sebagai tempat ibadah umat Buddha, dan selalu terbuka untuk mereka yang datang ingin mengetahui secara detail.
“Data sudah kami peroleh dari gereja dan posyandu di sekitar Vihara, sehingga fokus kita pada Waisak ini membagi-bagikan kepada yang sangat membutuhkan,” papar Yan Sigar. (joey)