Oepoi, seputar-ntt.com – Direktur Pengembangan Inisiatif Advokasi Rakyat (PIAR) NTT meminta Bank NTT melakukan penguatan kapasitas berupa pengetahuan dan ketrampilan kepada kelompok inklusi perempuan miskin, difabel, lansia dan LGBT yang ada di desa desa/kelurahan wisata dampingan PIAR NTT yang ada di Kota Kupang dan Kabupaten Rote Ndao pada Program Penanggulangan Dampak Covid 19 melalui Revitalisasi Desa Wisata Inklusi.
Hal tersebut disampaikan Direktur PIAR NTT Ir. Sarah Lery Mboeik didampingi Pendamping PIAR, Sefan Aome saat beraudiensi dengan Tim Bank NTT Jumat (18/3) di salah satu Cafe di Kelurahan OEPOI. Tim Bank NTT dipimpin Johannis Tadoe, Kepala Divisi Kredit Mikro, Kecil dan Konsumen, Reinhart RK Djo, Kepala Sub Divisi PEK DB, Ade Roni Oematan, Kepala Sub divisi Pengembangan Produk dan Divisi Julian AB Messah, Pjs Kepala Sub Divisi P3 KAP, Gerson FS Tahitoe, Officier Pertanian dan Peternakan,Laviny S. Manesi Officer Desa Binaaan, Kristoforus Seda Officer Pariwisata dandan Ekonomi kreatif, Ronald F. Lede, Officer Perdagangan dan KAP, Rendy merah, Pelaksana, Aldryn B. Malada, Pelaksana.
Sarah dalam presentasi ke Bank NTT Tim menjelaskan program ini untuk mengatasi masalah melalui peningkatan partisipasi masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, pemerintah desa, UMKM, aktor pariwisata lokal di empat desa dan empat kelurahan dalam penanganan dan pencegahan Covid 19 dan meningkatnya pendapatan kelompok UMKM, kelompok inklusi dan penglola wisata dan masyarakat.
Dia menjelaskan pelaksanaan program ini akan disinergikan dengan kebijakan pemerintah setempat dimana melibatkan pemerintah kabupaten/kota, pemerintah desa/kelurahan, badan usaha milik desa, lembaga pembiayaan dan kelompok kelompok inklusi.
Menurut dia, mereka akan terlibat dari perencanaan sampai pemanfaatan program sehingga tidak ada satupun kelompok kepentingan pun yang ditinggalkan. Sesuai prinsip no one left behind.
Lebih lanjut mantan Senator ini menyampaikan syarat utama menjadi desa wisata yakni memiliki potensi wisata karena wisata alam, eko wisata, wisata kuliner dan historis yang dapat dimanfaatkan untuk atraksi wisata, memiliki aksesibilitas, mempunyai hasil produksi local yang bisa dikembangkan seperti tenun atau produk makanan yang dapat dijadikan oleh oleh.
Lery mencontohkan kacang gula yang dijual PKL di Kota Kupang sejak ia masih kecil modelnya seperti itu cara penyajian hingga saat ini tidak berubah. Padahal kacang tersebut enak dan rasanya kas dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi jika dikemas secara baik. Ia mencontohkan cemilan dibuat dari kacang di salah satu negara yang pernah dikunjunginya karena dikemas menarik dijual mahal dan dibeli sebagai oleh oleh.
Empat kelurahan dalam Kota Kupang yang memnuhi kriteria katanya sebagai sasaran untuk diintervensi sebagai pilot project yakni LLBK, Kelapa Lima, Oesapa Barat dan Lasiana. Untuk maksud tersebut ia meminta Bank NTT hadir pada kesempatan penguatan kapasitas kelompok untuk berbagi pengetahuan dan ketrampilan kepada mereka dalam penguatan kapasitas.
“Kami juga akan mengundang pihak pihak yang mempunyai kapasitas untuk melatih mereka,” ungkapnya.
Merespon presentasi Direktur PIAR NTT, Johannis Tadoe mengemukakan apa yang disampaikan PIAR NTT menyangkut UMKM sudah masuk dalam program Bank NTT selama ini dan sudah berjalan mensuport dan melakukan pendampingan.
Ditambahkannya intinya saling mendukung. Yang sudah kuat dan memiliki kapasitatas akan memberikan penguatan kepada yang masih lemah. Dikatakannya memang Bank NTT belum mengidentifikasi penerima manfaat spesifik seperti yang disampaikan PIAR yakni kelompok inklusi. Tetapi Bank NTT punya bersama dengankelompok perempuan melalui Jarpuk.
Yang penting ujarnya masyarakat yang mau menambah penghasilan dan memenuhi syarat itu menjadi sasaran intervensi.
Sementara itu, Kepala Sub Divisi PEK DB, Reinhart RK Jo mengemukakan Bank NTT dari segi pendampingan dan permodalan siap membantu melatih membangun jiwa entepreneur setiap pelaku ekonomi.
Selain itu ujar dia mendukung dengan capacity building bagi penerima manfaat agar menjadi mandiri dan bisa mendapat akses permodalan dengan tetap memperhatikan ketentuan perbankan.
Lebih lanjut dia menjelaskan untuk kelompok inklusi perempuan dan difabel Bank NTT berkolaborasi dengan Jaringan Perempuan Usaha Kreatif (JARPUK) memberikan akses permodalan di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. (non).