Progres Desa Binaan Bank NTT di Waingapu Dapat Apresiasi Tim Juri

  • Whatsapp

Waingapu, seputar-ntt.com – Festival Desa Binaan dan Festival PAD Bank NTT tahun 2022 memasuki tahapan penjurian kedua pada pekan kedua November.

Dalam proses penjurian kedua yang berlangsung dua hari, Selasa hingga Rabu, 15-16 November 2022 di Kabupaten Sumba Timur, tim juri menemukan berbagai perkembangan atau progres positif yang dilakukan desa dampingan Bank NTT Waingapu.

Juri Tamran Ismail yang melakukan asesmen dan penjurian pada lima desa dampingan Bank NTT Cabang Waingapu atau Bank NTT Waingapu di Kabupaten Sumba Timur menyebut progres positif itu akan menjadi data dukung penjurian secara menyeluruh di Kupang.

Tahap kedua atau tahap lanjutan penjurian terhadap penilaian indeks desa membangun yang dipelopori Bank NTT merupakan tahap lanjutan untuk memverifikasi kelengkapan atau pemenuhan terhadap persyaratan yang sudah diinformasikan pada tahap pertama yang berlangsung akhir Agustus 2022 lalu.

“Untuk desa-desa  ini, ada perkembangan dari hasil yang sebelumnya. Informasi dan data data yang disampaikan pada saat penilaian tahap pertama sudah ada peningkatan, sehingga nanti menjadi data dukung untuk kita sebagai juri,” ungkap Tamran Ismail kepada POS-KUPANG.COM, Rabu 16 November 2022 di Sanggar Ori Angu Kelurahan Lambanapu.

Dikatakan Kepala BPOM Kupang itu bahwa data dukung itu akan menjadi pegangan para juri untuk memperjuangkan dalam rapat bersama tim juri lainnya dalam rangka menentukan perangkingan atau pemeringkatan desa binaan untuk masing masing wilayah.

Tamran menyebut contoh Desa Pambotanjara Kecamatan Kota Waingapu yang memiliki progres sangat bagus dari penilaian pada tahap pertama, Agustus lalu.

“Ada satu contoh seperti di Wisata Bukit Wairinding (Desa Pambotanjara), progresnya bagus dari sebelumnya apa adanya. Nanti akan saling berkompetisi. Tapi kalau dibandingkan dengan lain, Sumba Top, Bank NTT Waingapu top,” puji Tamran.

Selain dalam hal penataan kawasan dan persiapan infrastruktur pelaku ekonomi, Tamran juga mengapresiasi pertumbuhan UMKM di lima desa binaan Bank NTT Waingapu.

“Pertumbuhan UMKM-nya bagus, kemarin hanya tidur, tidak ada labelisasi, tidak ada packaging, jual tanpa izin edar, tapi sekarang sudah bisa diperbaharui dibenahi sehingga legalitas produk sudah bagus,” sebut Tamran.

Namun demikian, Tamran menggarisbawahi agar progres dan upaya produksi tersebut tetap dipertahankan secara konsisten. “Ada progres cukup bagus, saya harap tidak hanya untuk penjurian tapi kontinuitas tetap dipertahankan,” pesan dia.

Ia menyebut berbagai produk hasil olahan UMKM dibawah binaan BUMDes dapat menjadi produk oleh oleh khas yang disukai tamu, pengunjung maupun wisatawan.

Pada penjurian hari kedua yang berlangsung Rabu, 16 November 2022, tim juri yang didampingi Divisi Kredit Mikro Kecil dan Konsumer Kantor Pusat Bank NTT, Aldrin Malada serta tim Bank NTT Cabang Waingapu, Immanuel Masae, Marla F Bire serta Alfin C Sitaniapessy mengunjungi Kelurahan Lambanapu Kecamatan Kambera dan Desa Mondu Kecamatan Kanatang.

Pada asesmen yang berlangsung di Sanggar Ori Angu Lambanapu, tim juri diterima penanggung jawab sanggar, Yuli Emu Lindijawa (71), pelaku UMKM Rosalia Padji Djera (50) serta Kelompok Tani Milenial Taruna Tani Lambanapu, Oktavianus Bara.

Sementara di Kampung Adat Padadita, Desa Mondu Kecamatan Kanatang, tim juri diterima oleh Kepala Desa Mondu Opung Peka bersama Ketua Bumdes Hamu Eti Mondu, Kristina Dai Tenga (47) dan jajaran serta para perajin tenun.

Selain di Kampung Adat Padadita, tim juri didampingi Kepala Desa juga mengunjungi dan melakukan asesmen Pokdarwis Tanggedu di Lokasi Wisata Air terjun Tanggedu.

Apresiasi diberikan kepada kedua desa binaan tersebut karena progres yang dicapai selama kurun tiga bulan pasca penjurian pertama.

Di Kelurahan Lambanapu, UMKM telah aktif dalam produksi kuliner seperti Kopi Lambanapu, keripik singkong, keripik pisang, ubi ungu, serta saus tomat. Sementara itu, untuk produksi tenun ikat, UMKM juga telah memasarkan produk mereka melalui marketplace.

Sementara produk unggulan di Desa Mondu terdiri dari tenun ikat yang dikembangkan oleh UMKM di Kampung Adat Padadita serta panganan olahan seperti Manggulu, Keripik pisang, Kacang Bawang dan Kacang Tepung oleh UMKM Hamu Eti serta Kaparak Handawa (panganan lokal dari campuran beras, kacang tanah dan kelapa) oleh UMKM Handji.

Sementara itu, BUMDes Hamu Eti Mondu menyediakan berbagai produk pertanian dan membawahi Pokdarwis Tanggedu yang mengelola lokasi wisata air terjun Tanggedu.(*)

 

Komentar Anda?

Related posts