Kupang, seputar-ntt.com—Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi meminta agar Rumah Pangan Sasando yang baru diresmikan ini, harus menyediakan olahan dari pohon marungga, untuk mendukung salah satu program Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT.
Permintaan Josef Nae Soi tersebut diungkapkan saat pengresmian Rumah Pangan Sasando di lantai Dasar Kantor Gubernur NTT, Rabu (17/10/2018).
“Harus ada UKM yang focus pada pengolahan marungga, baik itu untuk makanan maupun herbal berupa shampoo, obat-obatan maupun pelembab,” ujar Josef Nae Soi.
Diakui Josef Nae Soi, banyak UKM yang mengeluhkan untuk menitipkan barangnya di swalayan, karena harga sewanya sangat tinggi, tidak sebanding dengan yang dihasilkan.
“Kalau saya punya swalayan, tentu akan saya kemas dengan harga tinggi, karena ingin untung. Tapi bagaimana simbiosis antara swalayan dengan UKM agar bisa juga memberikan keuntungan bagi kedua pihak,” tandasnya.
Menurutnya, ada dua Retail Manajemen yang paling penting yakni Price dan Place, sedangkan faktor ketiga adalah faktor lain seperti packaging dan mutu barang itu sendiri. Kalau tempatnya bagus, penataan bagus dan tehnik menarik konsumen bagus itu sangat luar biasa.
“Jadi ada satu teknis retail manajemen yaktu Hit and Run, harganya dipatok tinggi, ini sama halnya dengan mengusir pelanggan untuk tidak beli lagi,” tegas Josef Nae Soi.
Untuk itu, tambah Josef Nae Soi, dalam retail manajemen, price atau harga pokoknya sudah fix, margin profitnya harus ambil 0,sekian persen, jangan seperti di swalayan sampai 1 Persen.
“Dan keuntungan yang paling besar adalah perputaran uang itu jadi cepat, contoh harga di walayan Rp 3.200, tapi di Rumah Pangan Sasando harganya Rp 3.299, secara psikologis mereka mengatakan lebih murah walaupun hanya Rp 1,” kelakar Josef Nae Soi.
Dikatakan Josef Nae Soi, disini pembeli sudah pasti, harganya itu lebih murah, mutunya bagus dan jaraknya sangat dekat.
“Cara menata barang juga sangat penting, barang yang paling belakang adalah kebutuhan pokok kita, mereka akan cari. Jangan simpan di posisi depan, sebab nanti kalau barang kebutuhan didapat akan langsung pulang,” ujar Josef Nae Soi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTT, Hadji Husein mengungkapkan, Rumah Pangan Sasando ini menyediakan produk lokal NTT, yang difasilitasi oleh UKM binaan Dinas Perdagangan, Bulog Divre Provinsi NTT dan Dharma Wanita Persatuan Setda Provinsi NTT.
“Jenis produk yang ditawarkan di Rumah Pangan Sasando ini merypakan produk pangan lokal dan non pangan lokal dalam kemasan, termasuk tenun ikat. Disini ada kain ikat, bahkan ada yang sudah jadi jas dan baju. Pengelolaan diserahkan kepada Biro Umum dan Staf, kami hanya memfasilitasi,” ujar Hadji Husein.
Diakuinya, UKM yang ada di Provinsi NTT seluruhnya berjumlah 103.707 Unit, dan akan terus tumbuh dan berkembang sesuai program Gubernur dan Wakil Gubernur NTT.
“Gubernur dan Wakil Gubernur menuntut agar menumbuhkembangkan UKM ini, dan Rumah Pangan Sasando ini salah satu contoh sebagai bukti nyata, tapi sisi lain kami terus membina UKM, mereka mau pameran atau jual di Transmart yang mana biaya sewanya mencapai Rp 5.500.000/bulan, kalau di Lippo dan Ramayana juga bisa sampai Rp 4.500.000/bulan, dengan adanya tempat ini teman-teman merasa terpanggil atau dibantu usahanya tersebut,” papar Hadji Husein.
Lokasi ini dianggap layak, jelas Hadji Husein, karena ada pegawainya, pasti ada pembeli terlebih Bulog mempersiapkan juga harga dibawah pasar baik beras, bawang putih, bawang merah dan telur. (ira)