Sabu Raijua Siap Pasok Bawang Untuk NTT

Kupang, sputar-ntt.com – Kabupaten Sabu Raijua, siap menjadi pemasok bawang merah ke Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur serta sejumlah kabupaten lainnya di provinsi kepuluan itu. “Selain ke Kota Kupang, kita pasok hasil pertanian bawang merah petani ke Kabupaten Ende dan ke Pulau Sumba,” kata Bupati Sabu Raijua Marthen Luther Dira Tome, Sabtu, (14/6/2014) di Seba.

Dia mengatakan, pengantarpulauan bawang merah dari Sabu Raijua ke Kupang, Ende dan Sumba, sudah terjadi sejak dua tahun terakhir, seiring dengan hasil panen petani yang terjadi sepajang tahun mencapai 500 ton- 700 ton. Jumlah penen petani tersebut, kata Marthen terakumulasi dari budidaya bawang merah oleh petani hampir di seluruh daratan pulau terselatan Indonesia itu.
“Kita bentuk kelompok petani, kita dorong dengan bantuan bibit dan pupuk serta sejumlah peralatan pendukung, lalu petani mengerjakan dengan penuh tanggung jawab,” katanya.

Menurut Marthen, untuk setiap desa/kelurahan yang tersebar di enam kecamatan, ada terdapat lebih dari 17 hektare lahan petani yang dimanfaatkan untuk budidaya bawang merah, dengan memanfaatkan program ‘Kebun Rakyat Mandiri’.  “Kelompok tani kita pacu dengan sejumlah kemudahan bibit dan pupuk serta pengairan yang cukup sehingga memberikan daya dorong dan semangat bagi petani membudidayakan bawang merah,” katanya.

Dia mengaku, memilih bawang merah, karena secara ilmiah, unsur hara tanah yang dimiliki di daerah gersang itu, sangat cocok bagi pengembangan salah satu bumbu dapur tersebut. “Karenannya kita memilih bawang merah, selain sejumlah tanaman sayur dan buah-buahan,” katanya. Dia menjelaskan, hasil panen petani bawang merah, dibeli seluruhnya oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sabu Raijua, dengan harga antara Rp20 ribu/kg hingga Rp25 ribu/kg, untuk selanjutnya dipasok ke sejumlah daerah seperti Kota Kupang, Ende dan Pulau Sumba.

Camat Sabu Timur, Ramenius Mangi Djo mengatakan, tanah yang dulu hanya bisa dijadikan padang pengembalaan, kini sudah bisa diolah menjadi kebun bawang dan jagung berkat kehadiran embung dan program “Kebun Rakyat Mandiri”. “Pemerintah bantu kami traktor untuk olah tanah, lalu bantu kami mesin pompa air beserta bahan bakarnya untuk sedot air dari embung, terus kasi kami bibit dan pupuk secara gratis. Setelah kami panen, kami jual lagi ke pemerintah,” katanya yang dihubungi terpisah.

Dia mengaku, untuk harga jual bawang merah, sebesar Rp25 ribu/kg, dengan jumlah hasil sekali panen mencapai 300 kg sampai 500 kilogram. “Kami bersemangat karena hasil panen sudah ada pembelinya. Kami hanya bisa bekerja saja,” katany. (joey)

Komentar Anda?

Related posts