Kefamenanu, seputar-ntt.com – Hari masih pagi saat kami tiba di kediaman pribadi Bupati Timor Tengah Selatan (TTU), Raymundus Fernandes di kilo lima. Sebagai tamu kami duduk di beranda depan menunggu tuan rumah. Tak lama berselang, tiba-tiba muncul sosok wanita sederhana menyapa kami. Senyumannya yang tulus, sehangat pagi di musim kemarau yang sedang mengganas di Bumi Biinmafo. Dia adalah Kristiana Muki. Istri Ray Fernandes, sapaan akrab Bupati TTU. Ketua Dekranasda dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten TTU itu terlihat sangat sederhana. Hanya menggunakan kaos oblong biru muda dipadu celana panjang hitam dengan rambut dikuncir. Tak ada kesan dia adalah istri orang nomer satu di TTU, apalagi kesan mewah mantan anggota DPR RI yang berkantor di Senayan. Kedatangan kami memang ingin bertemu dan memewancarai Kristiana Muki sebagai Calon Bupati TTU berpasangan dengan Yosep Tanu.
“Selamat Pagi, ayo masuk kita makan dulu,” demikian sapaan pertama mama Irna, sapaan akrab Kristiana Muki. Kami lalu masuk mengikuti langkah kecil Kristiana menuju meja makan. Disana sudah ada Bupati TTU Ray fernandes. Dia hanya menggunakan celana pendek dipadu kaos kerah bercorak hitam putih. Pada saat yang sama harusnya dia sedang memimpin upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Kefamenanu yang ke-98. “Tadi saya terselip di kamar mandi jadi kaki ada keseleo sehingga tidak bisa pimpin upacara. Saya sudah minta Pak Penjabat Sekda untuk Pimpin Upacara” ungkap Ray.
Di meja makan yang nampak sederhana untuk ukuran bupati dua periode itu hanya ada satu mangkuk kuah ayam kampung, satu piring brokoli dan satu mangkuk sambal tomat. Kami berenam lalu duduk melingkari meja makan. Rupanya sambal tomat buatan Kristiana menjadi incaran semua yang ada di meja makan. Rasanya tidak beda jauh dengan sambal tomat mentah lainnya, ada rasa asam, asin, sedikit pedas seperti rasa Pilkada di TTU yang semakin panas. Ada rasa khas yang membuat kami beberapa kali mengambil tambah. Mungkin istimewa karna yang membuatnya adalah Calon Bupati, Mantan Anggota DPR RI dan juga Ketua Dekranasda sekaligus Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten TTU.
Layaknya pembicaraan di meja makan, berbagai hal kami bicarakan dengan santai dan ringan. Mulai dari aktifitas baru Ray Fernandes di Kebun hingga suasana Pilkada TTU yang dinamikanya sudah mulai memanas. Sebagai Calon Bupati, Kristiana Muki hanya duduk mendengar dan sesekali menimpali pembicaraan. Rupanya setiap pembicaraan hingga isu di jagad maya tidak terlepas dari pantauan Kristiana Muki. Sebagai istri Bupati yang akan purna tugas di periode kedua, Kristiana adalah salah satu calon yang paling banyak diserang di Media Sosial (Medsos). Walaupun dia sosok perempuan tapi tidak menurunkan keganasan serangan apalagi menggunakan akun palsu di beberapa Group Facebook.
“Saya baca saja apa yang mereka omong di FB, kadang sesekali saya balas kalau itu sudah menjadi fitnah. Saya dibilang rakus jabatan, sedang melakukan praktek politik dinasti hingga dituduh mengatur proyek. Yang saya anggap perlu saya luruskan, ya saya luruskan. Misalnya kenapa saya akhirnya maju karena keputusan partai yang bulat untuk saya yang harus bertarung di Pilkada TTU. Kalau mau jujur, saya sudah merasa nyaman bekerja melayani rakyat sebagai DPR RI. Disana saya bisa menjangkau lebih banyak masyarakat tidak hanya satu kabupaten, tapi seluruh NTT bahkan Indeonesia. Tapi karena itu adalah keputusan partai dan saya sebagai kader wajib mengamankan maka tidak ada ruang dan pilihan lain selain saya harus menjalankan amanat partai. Saya dituduh main proyek, kamu boleh Tanya kamu punya kaka Ray, saya tidak pernah tau soal hal-hal seperti itu. Bagi saya itu tuduhan dan fitnah yang kejam,” kata Kristiana dengan mimik serius.
Sebagai sosok perempuan, dia berharap agar Pilkada TTU harus dilalui dengan kegembiraan layaknya sebuah pesta demokrasi yang harusnya gempita dengan mimpi para calon. Disana kata Kritiana, harusnya pertarungan ide dan gagasan, bukan serangan hingga ke ranah pribadi yang di pertontonkan. Rakyat yang cerdas tambah Kristiana akan menilai kandidat dengan cermat melalui visi dan misi serta program yang akan mereka lakukan paska duet Ray Fernandez dan Alo Kobes. Politik kata Kristiana tidak boleh dianggap sebagai ajang bunuh membunuh sebab politik hanya sesat tapi tali persaudaraan tetap berjalan hingga mati. Politik tidak boleh menghancurkan sendi-sendi sosial kemasyarakatan dan itu menjadi tugas setiap kandidat untuk memberi penjelasan dan arahan kepada masyarakat terutama para pendukung dan simpatisan.
“Sebagai orang timor yang dibesarkan dalam budaya yang santun maka ada hal-hal yang tidak lagi melekat dalam diri sebagaimana ajaran orang tua kita. Apalagi jika sudah di dunia maya dengan akun palsu, mereka merasa paling hebat untuk menyerang siapa saja tanpa mengetahui bahwa ada aturan yang mengatur tentang hal-hal seperti itu. Saya selalu bilang kepada anak-anak yang bersama saya, mari kita menghadapi ajang politik lima tahunan ini dengan riang gembira tanpa harus saling melukai. Kita ada di rumah yang sama sehingga perbedaan pilihan tidak boleh sampai memutuskan hubungan persaudaraan hanya karena begitu teganya kita mengeluarkan kata-kata kepada orang yang tidak kita dukung. Sekali lagi ini hanya hajatan politik lima tahunan mari kita menyambutnya dengan riang gembira,” ungkap Kristiana
Pembicaraan kami berhenti karena Ray Fernandez mengajak kami untuk melihat kebun miliknya. Walaupun dengan berjalan sedikit sulit karena jatuh di kamar mandi tadi padi, dia tetap memilih untuk menyetir mobil sendiri menuju kebun di Naen. Kebun miliknya ternyata sudah berproduksi. Hasil utama adalah papaya Calina atau yang akrab di sebut papaya California oleh masyarakat. Ternyata Ray menggunakan sistem irigasi tetes dengan bantuan sumur bor. Sambil berceritera, kami disuguhi pepaya matang. Rasanya manis. Kami lebih banyak mendengar kisah Bupati TTU ini terkait lahan pertanian miliknya yang disiapkan untuk dikelola pasca melepas jabatan yang sudah dua periode dia jabat. Dia memiliki beberapa lahan pertanian yang letaknya terpisah. Salah satunya ada di atas bukit kecil yang indah. Berbagai tanaman ada di sana. Ada bawang merah, berbagai jenis ubi, berbagai jenis tomat, kacang panjang, jagung. Ada juga pohon buah naga, lengkeng, anggur hingga porang. Semua hidup dengan subur di tengah kemarau yang sedang mengganas.
Malam harinya kami kembali diundang ke rumah di Kilo Lima. Rupanya salah satu putra dari Ray Fernandes yang bernama Mario berulang yang ke-17. Dia berulang tahun di HUT Kota Kefamenanu yang ke-78. Tidak ada acara apa-apa seperti ulang tahun dan banyak undangan. Hanya beberapa kerabat dan teman sekolah Mario. Kami lalu kembali duduk di Meja Makan. Kali ini semua kursi terisi penuh. Semuanya wartawan, hanya Ray Fernandez yang bupati. Kami menyantap makanan yang tersedia. Kali ini menunya ada beberapa. Mungkin karena Mario Ulang Tahun. Ada sate dari sosis, ada daging kerbau, ada daging ayam, beberapa jenis sayur dan sambal tomat seperti tadi pagi. Ternyata sambal itu menjadi rebutan semua penghuni meja makan. Mereka melahapnya dengan gembira. Saya juga tidak ketinggalan. Rupanya rasa sambal tomat itu masih sama. Pasti yang membuat adalah ibu Kristiana Muki. Mari menyongsong Pilkada dengan riang, sekalipun rasanya ramai seperti sambal tomat tapi harus menjadi kesukaan semua orang. (joey rihi ga)