SDN Sanam Tidak Pernah Menggelar Upacara Bendera

  • Whatsapp

Oelamasi, seputar-ntt.com – Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sanam di Desa Uke Kecamatan Amabi OefetoTimur sejak diirikan 6 tahun lalu hingga saat ini tidak pernah menggelar upacara bendera seperti yang biasa dilakukan sekolah lainnya setiap Senin. Ini karena letak sekolah tersebut tepat berada di tebing sehingga sulit untuk melaksanakan upacara bendera.

Kepala Sekolah SD Negeri Sanam, Markus Loasana kepada wartawan di Oelamasi, Kamis (27/2/2014) mengatakan, pihaknya terpaksa tidak menggelar upacara bendera sejak awal sekolah tersebut berdiri. Letak sekolah yang berada di tepi jurang membuat pihaknya tidak berani memaksakan peserta didik untuk mengikuti upacara bendera.

“Sekolah kita ada di tebing sehingga kita tidak mau paksa diri untuk buat upacara bendera. Kami takut resiko yang bakal terjadi,” katanya.

Menurut dia, untuk mengatasi persoalan ini maka Pemerintah Daerah perlu memberikan perhatian khusus pada sekolah ini dengan memberikan bantuan materil sehingga pihaknya dapat memadatkan wilayah yang curam dengan semen sehingga murid-murid di sekolah tersebut dapat melaksanakan berbagai kegiatan, termasuk upacara bendera tanpa harus kuatir akan jatuh ke tebing.

“Perlu adanya perhataian serius dari  Pemerntah Daerah misalnya dalam bentuk bantuan berupa alat  dan bahan untuk mengoksfol lahan tersebut  yaitu pasir, semen serta batu ,sehingga secepatnya bisa dimanfaatkan untuk melancarkan semua kegiatan yang ada di sekolah termasuk upacara bendera,” katanya.

Dikatakan, selama ini semua proses pengurusan administrasi yang ada di sekolah tersebut juga sering terhambat. Ini karena di sekolah ini belum ada ruangan khusus yang bisa dijadikan kantor. Pihaknya terpaksa menggunakan salah satu ruang kelas untuk dijadikan kantor. Namun akibat dari semua ini, kelas 2 dan 3 terpaksa harus menggunakan 1 ruang kelas yang sama untuk proses belajar mengajar. Karena itu, dirinya berharap ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten terhadap persoalan ini.

“SD Negeri Sanam ini memiliki 6 ruang belajar akan tetapi salah satu gedung dimanfaatkan untuk kantor sehingga ada satu gedung yang digunakan untuk 2 kelas yaitu kelas 2 dan kelas 3,” jelasnya.

Ditanya soal persiapan menghadapi Ujian Nasional (UN) tahun ini, Loasana menjelaskan, jumlah siswa siswi yang akan mengikuti UN tahun ini sebanyak 8 orang dan pihaknya akan berupaya secara maksimal untuk memberikan bimbingan belajar kepada 8 siswa ini sehingga mereka semua nantinya dapat lulun ujian.

Ketua Komite SD Negeri Sanam Martinus Neolakajuga mengakui jika selama ini para siswa dan guru yang ada di sekolah ini mengalami kesulitan khususnya melaksanakan upacara bendera dan urusan administrasi . Oleh sebab itu ia sangat mengharapkan adanya campur tangan dari pemerintah daerah sendiri untuk menuntaskan persoalan ini.

Menurut Neolaka, Komite sekolah itu telah mengadakan rapat dengan kepala sekolah, para guru  serta orang tua murid untuk membahas persoalan yang terjadi ini. Hasil rapat tersebut disepakati adanya kegiatan swadaya terkait dengan pengadaan bahan untuk meratakan lahan yang ada. Sayangnya hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari hasil rapat tersebut. Karena itu, dirinya berharap Pemda setempat dapat memperhatikan kondisi sekolah itu sehingga persoalan yang ada ddapat dicarikan solusinya. (sho)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *