Atambua, Seputar NTT.com – Sebuah lembaga sosial di Timor bagian barat Nusa Tenggara Timur, CIS Timor, akan memfasilitasi pemulangan sembilan warga eks pengungsi Timor Timur kembali ke negara asalnya, karena sudah rindu dengan tanah leluhurnya di Timor Leste.
“Mereka sudah berada di sekretariat CIS Timor di Atambua. Kami akan dampingi mereka sampai ke perbatasan RI-Timor Leste di Mota Ain, sebelum diseberangkan ke Timor Leste, Minggu (22/9),” kata Deonato Moreira, seorang relawan CIS kepada Antara di Atambua, Sabtu.
Sembilan orang warga sipil Timor Timur itu ikut ke Timor barat NTT pascajajak pendapat, karena memilih tetap menjadi warga negara Indonesia bersama ribuan orang Timtim lainnya.
Namun, setelah 14 tahun tinggal di pengungsian Timor barat NTT, kesembilan WNI eks pengungsi Timtim yang terdiri dari dua kepala keluarga itu memilih untuk kembali ke tanah leluhurnya di Timor Leste.
Moreira menyebutkan sembilan WNI eks pengungsi Timtim itu, masing-masing Gulherme da Costa (48), Florinda Sarmento (46), Antonito De Jesus da Costa (21), Imanuel De Jesus da Costa (18), Filipo De Jesus da Costa (15) dan Joao De Jesus da Costa (11).
“Mereka ini adalah satu keluarga dengan kepala keluarganya adalah Gulherme da Costa. Mereka tinggal di Bidao Santana, Dili barat menuju Patung Kristus Raja,” katanya.
Sementara satu keluarga lainnya adalah Jose Ramos (31) bersama isterinya Miranda do Santos (30) dan seorang putra mereka Paulo Soares (4) ke Desa Umatolu di Distrik Viqueque.
“Segala dokumen administrasi berkaitan dengan pemulangan sembilan warga eks pengungsi Timtim itu sudah selesai diurus, dan sebuah lembaga non pemerintah di Timor Leste Grupu Fila Hikas Knuva siap menjemput mereka di pintu perbatasan Batugade,” ujarnya.
Dia mengaku baru dalam tahun ini sembilan warga eks pengungsi Timtim itu meminta secara resmi untuk direpatriasi ke negara asalnya setelah melakukan rekonsiliasi dengan keluarga mereka di Timor Leste.
“Rekonsiliasi personal tersebut semata-mata untuk mendapatkan kepastian keamanan setelah mereka kembali ke tanah leluhurnya,” kata Moreira.
Gulherme da Costa, salah saorang warga yang akan dipulangkan ke Timor Leste itu mengatakan ia bersama keluarganya ingin kembali ke tanah leluhurnya untuk berkumpul kembali dengan seluruh rumpun keluarga di Timor Leste.
“Kami sudah melakukan rekonsiliasi dengan seluruh rumpun keluarga di Timor Leste, sehingga kami merasa aman untuk kembali ke tanah leluhur kami di Timor Lorosae,” ujar Gulherme yang jiga pegawai Kantor Pos Indonesia cabang Kupang.
Namun, dirinya memilih untuk pensiun dini karena ingin kembali ke kampung halamannya setelah ditinggalkan pada 1999 pascajajak pendapat.
“Saya kira Indonesia dan Timor Leste sama-sama baik. Saya memilih kembali karena sudah merindu keluarga dan orang tua saya,” katanya.(Ari)